3.8.3.4. Uji Tingkat Motivasi Belajar
Untuk mengetahui keefektifan pembelajaran Aptitude Treatment Interaction terhadap motivasi belajar, maka dilakukan uji
proporsi satu pihak. Berdasarkan perhitungan rentang skor motivasi, maka dapat ditentukan batas proporsi dinyatakan tinggi. Hipotesis
yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut. :
, motivasi belajar belum mencapai tinggi; dan
1
: , motivasi belajar mencapai tinggi.
Rumus yang digunakan adalah:
√
Keterangan: suatu skor yang merupakan anggapan atau asumsi tentang nilai
proporsi populasi. banyak peserta didik yang nilainya
��
; dan jumlah sampel.
Kriteria pengujiannya, ditolak jika
dimana diperoleh dari daftar normal baku dengan
peluang Sudjana, 2005: 234.
3.8.3.5. Uji Perbedaan Rata-rata skor Motivasi Belajar
Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui bahwa rata-rata skor motivasi belajar peserta didik pada kelas yang
menggunakan model Aptitude Treatment Interaction lebih dari rata- rata skor motivasi belajar peserta didik pada kelas yang
menggunakan Direct Instruction. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut.
H :
�
1
�
2
Rata-rata skor motivasi belajar peserta didik pada kelas yang menggunakan model Aptitude Treatment
Interaction kurang dari atau sama dengan rata-rata skor motivasi belajar peserta didik pada kelas kontrol
H
1
: �
1
�
2
Rata-rata skor motivasi belajar peserta didik pada kelas yang menggunakan model Aptitude Treatment
Interaction lebih dari rata-rata skor motivasi belajar peserta didik pada kelas kontrol.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan statistik uji t dengan rumus sebagai berikut.
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
√
, dengan
1 1
Keterangan : : Distribusi Student
1
̅̅̅ : rata-rata kelompok eksperimen;
̅̅̅ : rata-rata kelompok kontrol;
1
: jumlah kelompok eksperimen : jumlah kelompok kontrol
: simpangan baku
1
: varians eksperimen
: varians kontrol Kriteria pengujian
ditolak jika , dimana
1
dengan
1
dan peluang .
3.8.4. Uji Hipotesis II Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Kemampuan