Analisis Taraf Kesukaran Tes Analisis Daya Pembeda

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas soal maka diperoleh data 11 sedangkan . Maka hasil analisis tersebut diperoleh 11 pada soal tes kemampuan pemecahan masalah. Artinya tes pemecaham masalah belajar reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14.

3.6.1.3. Analisis Taraf Kesukaran Tes

Taraf kesukaran adalah angka yang menunjukkan indikator mudah sukarnya soal bagi peserta didik. Taraf kesukaran dinyatakan dengan indeks yaitu antara 0,00 sampai 1,00. Semakin besar indeks kesukaran maka soal semakin mudah Arifin, 2013: 134-135. Perhitungan taraf kesukaran dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut. dengan � � � � Selanjutnya, hasil perhitungan taraf kesukaran pada tiap butir soal dibandingkan dengan kriteria taraf kesukaran sesuai Tabel 3.2 berikut. Tabel 3.2 Kriteria Taraf Kesukaran Taraf Kesukaran Kriteria Sukar Sedang Mudah Setelah dilakukan analisis taraf kesukaran pada soal uji coba dalam penelitian ini, dari 10 soal uraian diperoleh hasil sebagai berikut. a. 2 buah butir soal tergolong sukar, yaitu nomor 1 dan 10. b. 4 buah butir soal tergolong sedang, yaitu nomor 2, 3, 4, dan 9. c. 4 buah butir soal tergolong mudah, yaitu nomor 5, 6, 7, dan 8. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16.

3.6.1.4. Analisis Daya Pembeda

Daya beda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan kelas peserta didik pandai upper group dengan peserta didik kurang pandai lower group. Menghitung daya pembeda soal untuk tes yang berbentuk uraian menggunakan rumus sebagai berikut. Selanjutnya perhitungan daya pembeda pada tiap butir soal dibandingkan dengan kriteria daya pembeda sesuai Tabel 3.3 berikut. Tabel 3.3 Kriteria Daya Pembeda Daya Pembeda Kriteria DP ≥0,39 Sangat Baik 0,29 ≤ DP 0,39 Baik 0,19 ≤ DP 0,29 Cukup DP 0,19 Jelek Setelah itu ditentukan daya pembeda tersebut baiksignifikan atau tidak dengan menggunakan rumus yang digunakan sebagai berikut. √∑ 1 ∑ Keterangan: : daya pembeda rata-rata kelompok atas; rata-rata kelompok bawah; ∑ 1 jumlah kuadrat deviasi individual kelompok atas; ∑ jumlah kuadrat deviasi individual kelompok bawah; dan 27 x N, dimana N adalah jumlah peserta tes. Nilai t yang diperoleh dikonsultasikan dengan t dengan 1 dan taraf signifikansi 5. Soal memiliki daya pembeda yang signifikan jika t 11 t Arifin, 2011: 279. Berdasarkan pada perhitungan analisis daya pembeda dari 10 butir soal uraian diperoleh bahwa terdapat 2 soal yang tidak signifikan dan kriteria daya pembeda soal sebagai berikut. a. 1 buah butir soal kriteria sangat baik, yaitu nomor 5 b. 4 buah butir soal kriteria cukup, yaitu nomor 6, 8, 9, dan 10. c. 5 buah butir soal kriteria jelek, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, dan 7. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15. Rekap hasil analisis uji coba soal kemampuan pemecahan masalah dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut. Tabel 3.4 Rekap Hasil Analisis Uji Coba Kemampuan Pemecahan Masalah Indikator ke- No. Soal Validitas Reliabilitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Keterangan 1 1 Valid Reliabel Sukar Jelek Tidak digunakan 5 Valid Mudah Baik Digunakan 10 Valid Sukar Cukup Digunakan 2 4 Valid Sedang Jelek Tidak digunakan 7 Valid Mudah Jelek Digunakan 3 2 Valid Sedang Jelek Tidak digunakan 6 Valid Mudah Cukup Digunakan 9 Valid Sedang Cukup Digunakan 4 3 Valid Sedang Jelek Digunakan 8 Valid Mudah Cukup Digunakan

3.6.2. Skala Motivasi Belajar

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

2 12 0

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION BERBANTUAN CD INTERAKTIF TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

0 19 280

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN POGIL BERBANTUAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

1 15 251

KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VII

0 23 409

KEEFEKTIFAN MODEL ELICITING ACTIVITIES TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS X PADA MATERI TRIGONOMETRI.

2 10 301

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 REJOTANGAN T

0 0 14

BAB III METODE PENELITIAN - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 REJOTANGAN TULUNGAGUNG - Insti

0 0 12

BAB IV HASIL PENELITIAN - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 REJOTANGAN TULUNGAGUNG - Institu

0 0 15

BAB V PEMBAHASAN - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 REJOTANGAN TULUNGAGUNG - Institutional

0 0 7

PENGARUH PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI BATURRADEN - repository perpustakaan

0 0 15