2.5 Upaya Meningkatkan Kepercayaan diri dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia Melalui Layanan Bimbingan Kelompok.
Siswa yang baru mengenakan seragam putih abu-abu adalah individu
yang berkembang
dengan emosi
yang bergejolak.
Perkembangan jaman semakin menuntut seseorang untuk lebih kreatif. Pada usia remaja ini, siswa memiliki banyak aspirasi dan keinginan-
keinginan yang terpendam. Keinginan tersebut menjadikan remaja berupaya untuk mewujudkannya meskipun terkadang kurang realistis.
Kepercayaan diri dalam pembelajaran bahasa indonesia adalah keberanian beraktivitas saat proses pembelajaran bahasa indonesia yang
disadari atas keyakinan positif dan kemampuan yang dimilikinya dan kemamdirian beraktivitas yang ditunjukkannya saat pembelajaran bahasa
indonesia dan diakui oleh orang lain dalam meraih prestasi yang diharapkan.
Saat beraktivitas dikelas, selain belajar siswa juga dituntut harus memiliki keberanian dan kepercayaan diri pada saat maju didepan kelas
dalam pembelajaran bahasa indonesia. Keduanya harus berjalan dengan seimbang. Dalam meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam
pembelajaran bahasa indonesia disini digunakan bimbingan kelompok yang mengacu pada konsep peningkatan kepercayaan diri. Pada dasarnya
bimbingan kelompok membantu individu meraih indentitas sukses.
Bimbingan kelompok ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepercayaan diri
siswa dalam
pembelajaran bahasa
indonesia. Dalam
perkembangannya, siswa lebih bertanggung jawab atas dirinya sendiri dan realistis dalam melakukan sustu tindakan. Mampu menilai
perilakunya sendiri dan mampu menyusun rencana-rencana perilaku yang tepat untuk dirinya sendiri.
Salah satu layanan yang diasumsikan baik untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam pembelajaran bahasa indonesia adalah bimbingan
kelompok, karena melalui layanan bimbingan kelompok menolong individu untuk dapat memahami bahwa orang-orang lain ternyata
mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan masalah-masalah yang sama berhubungan dengan aspek kepercayaan diri siswa dalam proses
pembelajaran. Melalui bimbingan kelompok ini dimungkinkan akan dapat
membantu siswa berkaitan dengan kepercayaan dirinya yang kurang dalam pembelajaran bahasa indonesia. Karena di dalam bimbingan
kelompok memfasilitasi siswa untuk bertukar pendapat, lebih mudah untuk menangkap persoalan yang dihadapinya dan cara mengatasinya.
Di dalam bimbingan kelompok siswa dibantu untuk merumuskan tingakah laku apa yag akan diperbuatnya. Dengan demikian siswa dapat
mengungkapkan harapan dan keinginannya, dapat berperilaku yang bertanggung jawab, yang pada akhirnya dapat merubah anggapan buruk
tentang dirinya sendiri yang tidak berguna yang akan menimbulkan tidak percaya diri dalam pembelajaran terutama bahasa indonesia.
Dalam bimbingan kelompok ada empat tahap. Tahap pertama adalah tahap pembentukan, yang dimaksud tahap pembentukan disini
adalah tahap pengenalan, tahap perlibatan diri atau tahap memasukan diri ke dalam kehidupan suatu kelompok. Pada tahap ini pemimpin kelompok
dan para anggota kelompok saling memperkenalkan diri. Kemudian pemimpin kelompok memberikan penjelasan tentang asas yang ada pada
bimbingan kelompok yaitu asas kerahasiaan, kesukarelaan, kegiatan, keterbukaan dan kenormatifan akan membantu masing-masing anggota
kelompok untuk mengarahkan peranan diri sendiri terhadap anggota lainnya dan pencapaian tujuan bersama. Dalam tahap ini pemimpin
kelompok perlu memusatkan usahanya pada: a Penjelasan tentang tujuan kegiatan, b Penumbuhan rasa saling mengenal antar anggota, c
Penumbuhan sikap saling mempercayai dan saling menerima, d Dimulainya pembahasan tentang tingkah laku dan suasana perasaan
dalam kelompok. Tahap yang kedua dalam bimbingan kelompok adalah tahap
peralihan. Tahap ini disebut juga sebagai tahap transisi, yaitu masa setelah pembentukan dan sebelum masa kerja kegiatan. Pada tahap ini
pemimpin kelompok menjelaskan peranan para anggota kelompok dalam “kelompok bebas” ataupun “kelompok tugas”, kemudian pemimpin
kelompok menawarkan apakah anggota kelompok sudah siap untuk
memulai kegiatan selanjutnya. Tugas pemimpin kelompok dalam tahap peralihan ini adalah membantu para anggota untuk mengenali dan
mengatasi berbagai macam hambatan, rasa gelisah, rasa enggan. Setelah itu pemimpin kelompok mengajak anggota kelompok yang telah siap
untuk segera memasuki tahap kegiatan. Tahap ketiga adalah tahap kegiatan. Pada tahap ini merupakan
pusat dari kegiatan bimbingan kelompok. Dalam tahap ini suasana interaksi antar anggota kelompok mulai tumbuh dengan baik. Para
anggota bersikap saling menerima satu sama lain, saling menghormati, saling berusaha untuk mencapai suasana kebersamaan. Dalam tahap
kegiatan para anggota mencoba untuk membicarakan suatu permasalahan yang nyata dialami oleh mereka. Pemimpin kelompok bertugas untuk
mengamati dan menentukan arah dan tujuan apa yang diinginkan dari permasalahan yang mereka bicarakan.
Tahap yang terakhir adalah tahap pengakhiran. Pada tahap ini kegiatan kelompok dipusatkan pada pembahasan dan penjelasan
mengenai bagaimana mentransfer apa yang telah dipelajari anggota dalam kelompok ke dalam kehidupannya di luar lingkungan kelompok.
Peranan pemimpin kelompok di sini adalah memberikan pengetahuan terhadap hasil-hasil yang telah dicapai oleh masing-masing anggota
kelompok. Setelah itu barulah pemimpin kelompok memberitahukan bahwa kegiatan akan segera diakhiri. Pemimpin kelompok bersama
dengan anggota kelompok menyimpulkan hasil dari bimbingan kelompok
dan memberikan kesan dan pesan selama mengikuti kegiatan bimbingan kelompok.
Melalui kegiatan bimbingan kelompok ini dimungkinkan akan dapat membantu masalah siswa yang berkaitan dengan kepercayaan diri
dalam pembelajaran bahasa indonesia. Karena di dalam bimbingan kelompok memfasilitasi siswa untuk bertukar pendapat, lebih mudah
untuk menangkap persoalan yang dihadapinya dan cara mengatasinya. Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
bimbingan kelompok dapat digunakan untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam pembelajaran bahasa indonesia. Karena di dalam bimbingan
kelompok siswa bisa mendapatkan wawasan yang lebih mengenai peningkatan kepercayaan diri.
2.6 Hipotesis