Pengukuran Keterbukaan Diri Dalam Komunikasi Antar Teman

2.2.6 Pengukuran Keterbukaan Diri Dalam Komunikasi Antar Teman

Sebaya Keterbukaan diri merupakan bagian dari komunikasi antar teman sebaya yang efektif, keefektifan individu dalam hubungan antar teman sebaya ditentukan oleh kemampuan individu untuk mengkomunikasikan secara jelas apa yang ingin disampaikan, menciptakan kesan yang diinginkan, atau mempengaruhi orang lain sesuai dengan kehendak individu. Individu dapat meningkatkan keefektifan individu dalam hubungan antar teman sebaya dengan cara berlatih mengungkapkan maksud keinginan individu, menerima umpan balik tentang tingkah laku individu, dan memodifikasikan tingkah laku individu sampai orang lain mempersepsikannya sebagaimana individu maksudkan. Artinya, sampai akibat-akibat yang ditimbulkan oleh tingkah laku individu dalam diri orang lain itu seperti apa yang individu maksudkan. Secara ilmiah, sikap dapat diukur dimana sikap terhadap objek diterjemahkan dalam sistem angka, termasuk sikap terbuka kepada seseorang, maka terdapat beberapa alat ukur yang dapat dipergunakan untuk mengukur keterbukaan. Menurut Sugiy ono 2009: 92 mengemukakan bahwa “skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif”. Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien, dan komunikatif. Menurut Sugiyono 2009: 93, berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian Administrasi, Pendidikan, dan Sosial antara lain adalah: 1 Skala Likert Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Sugiyono, 2009: 93. Skala Likert digunakan untuk memperoleh data penjaringan sampel, pretest, dan posttest. Penjaringan sampel menggunakan skala pengembangan keterbukaan diri untuk mencari informasi siswa dengan keterbukaan diri yang sangat rendah sampai ke tingkatan yang sangat tinggi. Setelah diperoleh sampel maka hasil skala likert dijadikan sebagai data pretest. Skala likert juga digunakan pada saat posttest, data posttest digunakan untuk mengetahui apakah ada perubahan gejala atau perkembangan keterbukaan diri atau keterbukaan diri yang dialami sebelum dan sesudah. 2 Skala Guttman Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang tepat, yaitu “ya-tidak”; “benar-salah”; “pernah-tidak pernah”; positif-negatif” dan lain- lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi dua alternatif. Jadi kalau pada skala Likert terdapat 3,4,5,6,7 interval, dari kata “sangat setuju” sampai “sangat tidak setuju”, maka dalam skala Guttman hanya ada dua interval yaitu “setuju” atau “tidak setuju”. Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang dinyatakan. 3 Semantic Defferensial Skala pengukurang yang berbentuk semantic defferensial dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban “sangat positifnya” terletak di bagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif” terletak di bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap karakteristik tertentu yang dipunyai oleh seseorang. 4 Rating Scale Dari ketiga skala pengukuran seperti yang telah dikemukakan, data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Responden menjawab, senang, setuju, atau tidak setuju, pernah atau tidak pernah adalah merupakan data kualitatif. Dalam skala model rating scale, responden tidak akan menjawab salah satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini pengukuran keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya dilakukan dengan menggunakan skala likert skala psikologi dikarenakan keterbukaan diri merupakan bentuk sikap. Skala Likertskala psikologi digunakan untuk memperoleh data penjaringan sampel, pre test, dan post test. Penjaringan sampel menggunakan skala pengembangan keterbukaan diri untuk mencari informasi siswa dengan keterbukaan diri yang sangat rendah sampai ke tingkatan yang sangat tinggi. Setelah diperoleh sampel maka hasil skala likert dijadikan sebagai data pretest. Skala likert juga digunakan pada saat post test, data post test digunakan untuk mengetahui apakah ada perubahan gejala atau perkembangan keterbukaan diri atau keterbukaan diri yang dialami sebelum dan sesudah.

4.3 Bimbingan Kelompok Teknik Johari Window

2.3.1 Bimbingan Kelompok

2.3.1.1 Pengertian Bimbingan Kelompok

Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok dimana pimpinan kelompok menyediakan informasi-informasi dan mengarahkan diskusi agar anggota kelompok menjadi lebih sosial atau untuk membantu anggota-anggota kelompok, untuk mencapai tujuan-tujuan bersama Wibowo, 2005: 17. Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok Prayitno, 1995: 178. Menurut Prayitno dan Erman Amti 1999: 309 bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam susunan kelompok. Sedangkan Gazda Prayitno, 2004: 309 mengemukakan bahwa bimbingan kelompok di sekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan membuat keputusan yang tepat. Selain itu juga bimbingan

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS XI SMA N 1 TANJUNG BINTANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 16 105

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTAR TEMAN SEBAYA MENGGUNAKAN BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS PERMAINAN PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 PARAKANCANGGAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN AJARAN 2012 2013

8 79 203

Keterbukaan diri dalam komunikasi antar teman sebaya : studi deskriptif pada Siswa-siswi kelas XI di SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2016/2017 dan implikasinya terhadap topik-topik bimbingan pribadi-sosial.

0 0 105

Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Semarang Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 100

(ABSTRAK) MENINGKATKAN KETERBUKAAN DIRI DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK KEPADA BEBERAPA SISWA KELAS XI DI SMA N 14 SEMARANG TAHUN AJARAN 2009/2010.

0 1 2

MENINGKATKAN KETERBUKAAN DIRI DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK KEPADA BEBERAPA SISWA KELAS XI DI SMA N 14 SEMARANG TAHUN AJARAN 2009/2010.

3 13 116

PELATIHAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI TEKNIK HOMEROOM DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KETERBUKAAN DIRI (SELF-DISCLOSURE).

0 0 16

PENINGKATAN KETERBUKAAN DIRI MELALUI TEKNIK JOHARI WINDOW PADA SISWA KELAS X DI SMK NEGERI 1 PACITAN.

1 3 206

PENINGKATAN KETERBUKAAN DIRI MELALUI TEKNIK JOHARI WINDOW PADA SISWA KELAS X DI SMK NEGERI 1 PACITAN.

0 2 206

UPAYA MENINGKATKAN KETERBUKAAN DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII A SMP 5 KUDUS

0 0 23