keterampilan psikomotorik sesuai dengan apa yang telah dipelajari siswa. Sejalan pendapat Anitah 2011:1.6 perubahan perilaku sebagai hasil belajar
merupakan hasil dari pengalaman mental dan emosional, dikelompokkan ke dalam tiga ranah, yaitu pengetahuan kognitif, keterampilan psikomotorik, dan
penguasaan nilai-nilai atau sikap afektif. Dari uraian dapat disimpulkan hasil belajar merupakan segala hal yang
didapat setelah siswa memperoleh pembelajaran baik secara fisik maupun pengetahuan meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Dalam penelitian
ini, peneliti membatasi hasil belajar pada nilai tes evaluasi yang digunakan untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar siswa.
2.1.4 Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam IPA
Ilmu Pengetahuan Alam erat kaitannya dengan lingkungan belajar siswa. Di mulai dari tingkat SD dengan berbagai materi seperti gejala alam dan
fenomena alam. IPA merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di
alam. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang tersusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh
manusia Samatowa, 2006:2. Menurut KTSP 2006 dalam Sulistyorini, 2007:9 pada hakekatnya IPA
dapat dipandang dari segi produk, proses, dan dari segi pengembangan sikap. Artinya belajar IPA memiliki dimensi proses, dimensi hasil produk, dan dimensi
pengembangan sikap ilmiah. Ini berarti bahwa proses belajar mengajar IPA seharusnya mengandung tiga dimensi tersebut.
a. IPA sebagai Produk
IPA sebagai produk merupakan akumulasi hasil upaya para perintis terdahulu dan umumnya telah tersusun secara lengkap dan sistematis dalam
bentuk buku teks. Bentuk buku teks merupakan body of knowledge. Buku teks memang penting, tetapi ada sisi lain dalam IPA yang tidak kalah penting yaitu
dimensi “proses”, maksudnya proses mendapatkan ilmu itu sendiri. Dalam pengajaran seorang guru dituntut untuk dapat mengajak anak didiknya
memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber belajar. Alam sekitar merupakan sumber belajar paling otentik dan tidak akan habis.
b. IPA sebagai Proses
Proses IPA tidak lain adalah metode ilmiah. Untuk anak SD, metode ilmiah dikembangkan secara bertahap dan berkesinambungan, dengan harapan
pada akhirnya akan terbentuk paduan yang lebih utuh sehingga anak SD dapat melakukan penelitian sederhana. Di samping itu, pentahapan pengembangannya
disesuaikan dengan tahapan dari suatu proses penelitian atau eksperimen, yakni meliputi: 1 observasi; 2 klasifikasi; 3 interprestasi; 4 prediksi; 5 hipotesis;
6 mengendalikan variabel; 7 merencanakan dan melaksanakan penelitian; 8 inferensi; 9 aplikasi; dan 10 komunikasi.
c. IPA sebagai Sikap Ilmiah
Menurut Harlen dalam Sulistyorini, 2007:10, ada sembilan aspek sikap dari ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia SDMI, yaitu: 1 sikap
ingin tahu; 2 sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru; 3 sikap kerjasama;
4 sikap tidak putus asa; 5 sikap tidak berprasangka; 6 sikap mawas diri; 7 sikap bertanggungjawab; 8 sikap berpikir bebas; dan 9 sikap kedisiplinan diri.
d. IPA sebagai Teknologi
Selama tahun 1980-an IPA ditekankan pada penyiapan siswa untuk menghadapi dunia modern. Perkembangan teknologi yang berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari menjadi bagian penting dari belajar. Penerapan IPA dalam penyelesaian masalah dunia nyata tercantum pada kurikulum baru. Pada
kurikulum tersebut siswa terlibat dalam mengidentifikasi masalah dunia nyata dan merumuskan alternatif penyelesainnya dengan menggunakan teknologi.
Pengalaman ini membentuk pemahaman peranan IPA dalam perkembangan teknologi, bersifat praktis sebagai bekal yang berguna dalam
kehidupan sehari-hari. Siswa terlibat dalam pembelajaran yang berkaitan dengan masalah kehidupan sehari-hari dan juga memahami dampak dan teknologi pada
masyarakat. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa IPA dapat
dideskripsikan sebagai produk, proses, sikap, dan teknologi. Komponen –
komponen harus mendapat perhatian guru guna menentukan apa yang harus dipelajari siswa. Anak harus diberi kesempatan untuk mengidentifikasikan dan
menyelesaikan masalah dunia nyata melalui pengalaman dalam diri siswa.
2.1.5 Pembelajaran IPA di SD