Kuantitatif Kualitatif TEKNIK ANALISIS DATA

Angket merupakan alat untuk mengumpulkan, mencatat data atau informasi, pendapat dan paham dalam hubungan kausal yang dilaksanakan secara tertulis Arifin, 2012: 166. Angket dalam penelitian ini dilakukan di setiap akhir siklus. Angket digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang respon siswa setelah melaksanakan pembelajaran IPA menggunakan model TGT.

3.6 TEKNIK ANALISIS DATA

Teknik analisis data yang digunakan adalah :

3.6.1 Kuantitatif

Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif siswa pada pembelajaran IPA menggunakan model TGT, dianalisis menggunakan analisis deskriptif dengan menentukan nilai berdasarkan skor teoritis, presentase ketuntasan klasikal, mean atau rerata, skor tertinggi dan skor terendah. Data kuantitatif disajikan dalam bentuk persentase. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : a Menentukan nilai berdasarkan bobot soal � = 1 [ 1 1 × 100 ] + 2 [ 2 2 × 100 ] Keterangan : N = Nilai b1 = bobot nilai soal 1 b2 = bobot nilai soal 2 n1 = skor soal 1 n2 = skor soal 2 Purwanti, 2008 : 6.7 b Menghitung persentase ketuntasan klasikal f „ = fn ∑f x 100 Keterangan: ∑f = jumlah frekuensi fn = frekuensi yang muncul f‟ = Persentase frekuensi Hamid dan Herrhyanto, 2010: 2.23 c Menghitung mean � = ∑ � �� ∑ � Keterangan: � = Nilai rata-rata ∑ � �� = Jumlah seluruh data ∑ � = banyaknya data Subana, dkk, 2000: 65 Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa SD Kaliwiru. KKM individual dan klasikal dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu tuntas dan tidak tuntas, berdasarkan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Kriteria ketuntasan Kualifikasi Individual Klasikal 65 85 Tidak tuntas ≥ 65 ≥85 Tuntas KKM SD Kaliwiru

3.6.2 Kualitatif

Data kualitatif berupa data hasil observasi keterampilan guru dan aktivitas siswa, catatan lapangan, wawancara, angket yang dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model TGT. Data kualitatif dianalisis dengan memberikan skor pada setiap indikator. Hasil perhitungan dikonsultasikan pada tabel kriteria deskriptif, dikelompokkan menjadi 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup dan kurang. Adapun cara mengolah data skor dan menentukan kategori sebagai berikut: 3.6.2.1 Data hasil keterampilan Guru Skor maksimal T = 8 x 4 = 32 Skor minimal R = 8 x 0 = 0 n = T – R + 1 = 32 - 0 + 1 = 33 Letak Q1 = 1 +1 4 = 1 33+1 4 = 8,5 Q1 = nilai data ke 8 + 0,5 nilai data ke-9 – nilai data ke-8 = 7 + 0,5 8 – 7 = 7 + 0,5 1 = 7,5 Letak Q2 = 2 +1 4 = 2 33+1 4 = 17 Q2 = 16 Letak Q3 = 3 33+1 4 = 3 33+1 4 = 25,5 Q3 = nilai data ke 25 + 0,5 nilai data ke 26 – nilai data ke 25 = 24 + 0,5 34 – 33 = 24 + 0,5 1 = 24,5 Q4 = T = 32 Tabel 3.2. Kriteria Penilaian Keterampilan Guru Kriteria ketuntasan Kategori 24,5 ≤ skor ≤ 32 Sangat baik 16 ≤ skor 24,5 Baik 7,5 ≤ skor 16 Cukup ≤ skor 7,5 Kurang Skor 0 = jika tidak tampak deskriptor Skor 1 = jika tampak satu deskriptor Skor 2 = jika tampak dua deskriptor Skor 3 = jika tampak tiga deskriptor Skor 4 = jika tampak semua deskriptor Rusman, 2012:98 3.6.2.2 Data aktivitas siswa Rumus : Skor maksimal T = 7 x 4 = 28 Skor minimal R = 7 x 0 = 0 n = T – R + 1 = 28 - 0 + 1 = 29 Letak Q1 = 1 +1 4 = 1 29+1 4 = 7,5 Q1 = nilai data ke 7 + 0,5 nilai data ke 8 – nilai data ke-7 = 6 + 0,5 8 – 7 = + 0,5 1 = 6,5 Letak Q2 = 2 +1 4 = 2 29+1 4 = 15 Q2 = 14 Letak Q3 = 3 +1 4 = 3 29+1 4 = 22,5 Q3 = nilai data ke 22 + 0,5 nilai data ke 23 – nilai data ke 22 = 21 + 0,5 23 – 22 = 21 + 0,5 1 = 21,5 Letak Q4 = T = 28 Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Aktivitas Siswa Kriteria ketuntasan Kategori 21,5 ≤ skor ≤ 28 Sangat baik 14 ≤ skor 21,5 Baik 6,5 ≤ skor 14 Cukup ≤ skor 8,5 Kurang Skor 0 = jika tidak tampak deskriptor Skor 1 = jika tampak satu deskriptor Skor 2 = jika tampak dua deskriptor Skor 3 = jika tampak tiga deskriptor Skor 4 = jika tampak semua deskriptor Rusman, 2012:98

3.7 Indikator Keberhasilan

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS V SDN KANDRI 01 SEMARANG

0 3 210

Penerepan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan 2015/2016 Dalam Pelajaran IPA

0 4 10

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) Peningkatan Motivasi Belajar Ipa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (Tgt) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Karangasem IV Surakarta T

0 2 16

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS V SDN KANDRI 01 SEMARANG.

0 0 1