Distribusi sarang orangutan berdasarkan kemiringan lereng

24 Pada Gambar 6 tampak bahwa ketiga lokasi penelitian memiliki banyak sungai berukuran kecil. Berdasarkan hasil penelitian sungai kecil merupakan salah satu lokasi yang menjadi habitat orangutan, sehingga pembagian kelasnya lebih besar. Di sekitar sungai kecil, tajuk pohon tetap saling bersambungan dari satu tepi ke tepi yang lain yang membantu pergerakan orangutan, letak sungai kecil ini umumnya didaerah hulu yang cukup sulit dijangkau oleh masyarakat. TNBK memiliki luas daerah paling besar untuk kelas 0-2 000 meter, karena wilayah TNBK merupakan daerah yang memiliki banyak sungai kecil. Sungai yang berukuran kecil ini biasanya cukup sulit untuk dilalui perahu, terutama pada saat musim kemarau karena beberapa bagiannya menjadi dangkal dan menjadi jeram yang cukup berbahaya jika dilalui perahu, akan tetapi pada saat musim hujan dapat dilalui dengan aman, itupun terbatas tidak sampai ke daerah paling hulu. Umumnya daerah yang terletak di sekitar sungai kecil memiliki wilayah yang lebih landai, sehingga sangat baik sebagai habitat bagi orangutan dengan demikian jarak terdekat dengan sungai ini memiliki kesesuain yang tinggi bagi orangutan dan daerah yang jauh dari sungai memiliki kesesuaian yang rendah bagi orangutan. Meijaard et al. 2001 menyebutkan bahwa orangutan lebih umum dijumpai dekat dengan sungai-sungai kecil atau besar dan dekat dengan rawa- rawa, kepadatan tertinggi dijumpai di hutan-hutan yang berada di lembah sungai, di hutan-hutan gambut pasang surut di dekat rawa-rawa atau diantara sungai. Kecil kemungkinan orangutan dijumpai pada jarak lebih jauh dari 10-15 km dari anak sungai atau rawa. Jarak terdekat menjadi area yang baik untuk orangutan sehinga memiliki kesesuaian yang tinggi, dan jarak terjauh darfi sungai kecil memiliki tingkat kesesuaian yang rendah.

e. Distribusi sarang orangutan berdasarkan kemiringan lereng

Kemiringan lereng merupakan sudut yang terbentuk oleh permukaan lereng suatu bukit terhadap bidang horizontal dan biasanya diberi nilai dengan satuan persen. Di Indonesia pembagian kelas kemiringan lereng ini berdasarkan pada SK Menteri Pertanian No. 837KptsII1980 tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung dan SK Menteri Pertanian No. 683KptsUmII1981 tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan Produksi. TNBK memiliki tempat landai dengan kemiringan rendah yang lebih sedikit, dibandingkan daerah koridor dan TNDS. TNDS sebagian besar wilayahnya landai dan didominasi dengan danau dan rawa, demikian juga dengan wilayah koridor yang memiliki daerah yang landai yang lebih banyak dibandingkan dengan TNBK Gambar 7. Tabel 6 Sebaran sarang n dan luas daerah berdasarkan kelas kemiringan lereng Kelas n Sarang Luas ha Luas Kepadatan sarangha 0-8 273 34.04 184 634.02 36.23 0.148 8-15 132 16.46 33 903.90 6.65 0.389 15-25 144 17.96 65 375.42 12.83 0.220 25-40 229 28.55 129 368.26 25.39 0.177 40 24 2.99 96 275.04 18.89 0.025 Jumlah 802 100.00 509 556.64 100 25 Gambar 7. Peta sebaran sarang berdasarkan kelerengan tempat 26 Berdasarkan Buku Informasi TNBK 2009 wilayah TNBK secara keseluruhan memiliki kelerengan yang terjal 40 seluas 65,15 dari luas kawasan TNBK, yang berlereng diantara 25-40 seluas 33,08, serta yang memiliki kelerengan dibawah 25 seluas 5,77, jadi lebih dari 50 kawasan TNBK memiliki kelerengan yang terjal. Sebaran sarang orangutan umumnya dijumpai pada areal hutan dengan kelerengan 40. Dari hasil ini dijumpai ada 273 sarang pada kelerengan 0-8 dengan kepadatan 0.148ha. Pada kelerengan yang tinggi orangutan memerlukan energi yang lebih banyak untuk melakukan aktivitas hariannya. Untuk wilayah bukit dengan kemiringan yang lebih tinggi dari 40, hanya ditemukan 24 sarang dengan kepadatan-0.025ha. Oleh karena itu, orangutan lebih memilih daerah dengan kemiringan yang lebih rendah Tabel 6. Kepadatan orangutan pada dataran yang tinggi kurang dari 1 indkm 2 , kondisi ini juga terjadi pada hutan terbuka atau kawasan hutan yang sudah rusak Rijksen dan Meijaard 1999, Ancrenaz et al. 2008. Di Kalimantan, orangutan tersebar di seluruh pulau kecuali di hutan pegunungan dan dataran rendah dengan populasi manusia padat didalamnya Rijksen Meijaard 1999. Berdasarkan Tabel 6 diketahui luas wilayah penelitian yang dibagi berdasarkan kemiringan lereng sesuai dengan ketetapan yang berlaku. TNDS merupakan daerah yang hampir seragam yaitu memiliki daerah yang datar, dan hanya sedikit daerahnya memiliki kemiringan yang tinggi. Sebaliknya wilayah TNBK didominasi daerah pebukitan, dan wilayah terluas adalah daerah yang memiliki kemiringan lereng sebesar 25-40 Gambar 6. Pada kemiringan lereng ini banyak dijumpai sarang orangutan yaitu sebanyak 229 sarang, sebagian besar dijumpai di daerah yang berdekatan dengan sungai. Hal ini terjadi karena daerah ini walaupun memiliki kelerengan yang cukup tinggi, akan tetapi kondisi tanahnya yang alluvial banyak menyediakan hara untuk tumbuhnya tanaman buah Meijaard et al. 2001. Orangutan lebih menyukai daerah yang landai dibandingkan yang memiliki kelerengan yang tinggi, untuk mempermudah pergerakannya pindah dari satu tajuk ke tajuk yang lainnya dengan membawa bobot tubuhnya yang besar. Berat badan orangutan betina dewasa berkisar 35-55 kg dan jantan dewasa 85-110 kg, sedangkan berat bayi yang baru lahir sekitar 1-2 kg rata-rata 1,8 kg Wich et al., 2008. Dari uraian tersebut maka tingkat kesesuaian yang tinggi terletak pada derah dengan tingkat kelerengan yang rendah 0-8 dan sebaliknya tingkat yang kelerengannya tinggi memiliki tingkat kesesuaian yang rendah.

f. Distribusi sarang berdasarkan ketinggian