8 TNDS dijumpai adanya pemukiman dari suku melayu dan suku dayak dari suku
dayak Iban, Kantuk dan Tamambaloh Kedua kawasan taman nasional ini dihubungkan oleh sebuah sungai yaitu
sungai Leboyan Labian. Sungai ini menjadi garis utama yang menjadikan kawasan ini sebagai derah koridor satwa antara TNBK dan TNDS. Beberapa tempat
di kawasan ini masih berupa hutan alam, sebagian sudah mengalami penebangan karena penebangan liar, sebagian lagi sudah dialihfungsikan menjadi peladangan
dan beberapa pemukiman dijumpai di dalam kawasan yang dialokasikan sebagai daerah koridor antara TNBK dan TNDS ini. Daerah yang sudah menjadi ladang
ialah daerah yang dekat dengan pemukiman. Selain itu kawasan ini terpotong oleh adanya jalur jalan raya yang menghubungkan Putussibau di bagian timur dengan
Badau di bagian barat.
2.2 Teknik Pengambilan Data
Pencarian sarang dan tanda bekas keberadaan orangutan dilakukan secara purposive yaitu mencari daerah yang diduga ada sarang orangutan berdasarkan
informasi dari masyarakat setempat dan dari petugas taman nasional. Seperti diketahui bahwa orangutan membuat sarang malam untuk tidur setiap harinya dan
membuat sarang istirahat pada siang hari. Pemilihan lokasi juga dilakukan dengan mempertimbangkan besar kecilnya sungai di lokasi penelitian karena pada sungai
besar yang kanopinya tidak bersambungan orangutan tidak bisa menyeberang dari satu sisi ke sisi lainnya. Temuan sarang serta tanda-tanda bekas keberadaan
orangutan ditandai marking dan dicatat koordinat tempat dengan menggunakan GPS. Kondisi habitat secara umum serta letak jalan, sungai, desa atau dusun yang
berdekatan dengan lokasi penelitian juga dicatat.
2.3 Pemetaan sebaran orangutan
Data untuk membuat kesesuaian habitat dikumpulkan dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan mencatat bekas keberadaan orangutan
dan sarang orangutan yang dipetakkan dengan menggunakan GPS. Data sekunder diperoleh dari literatur, peta digital dan dari informan. Selain mengumpulkan data-
data primer tersebut, dilakukan juga dengan mengumpulkan data sekunder. Data lain yang digunakan yaitu daerah pemukiman, baik desa maupun dusun di sekitar
lokasi penelitian, jalur jalan raya, sungai, dan kondisi lahan di dalam dan sekitar lokasi penelitian.
Dari data-data tersebut di atas dilakukan penyusunan data spasial untuk menyiapkan variabel yang digunakan dalam analisis spasial. Data variabel ini
dikombinasikan dengan data keberadaan orangutan digunakan dalam analisis data dengan membangun model kesesuaian habitat orangutan Kalimantan, dan setelah
dilakukan ekstrapolasi diantara data-data tersebut dapat diketahui luasan kesesuaian habitat untuk orangutan di wilayah penelitian.
2.4 Tahapan Untuk Analisis Spasial Pengumpulan data