Sistem Kekerabatan Suku Karo

d. Kabupaten Langkat, yakni : Kecamatan Batang Serangan, Kecamatan Bahorok, Kecamatan Selapin, Kecamatan Kuala, Kecamatan Selesai, Kecamatan Sungai Bingai, dan Kecamatan Stabat. e. Sebagian kecil Kabupaten Aceh Tenggara, yakni Kecamatan Lau Sigala-gala dan Kecamatan Simpang Simadan. f. Sebagian daerah Kotamadya Medan

2.2 Sistem Kekerabatan Suku Karo

Indonesia yang terhampar luas dari Sabang hingga ke Merauke memiliki etnis dan budaya yang heterogen Setiap suku di Indonesia sudah tentu mempunyai kebudayaan masing-masing. Banyak para ahli yang telah mendefenisikan pengertian tentang kebudayaan. Seorang ahli kebudayaan yang bernama Van Peursen menyebutkan, “kebudayaan meliputi segala manifestasi dari kehidupan manusia yang berbudi luhur dan yang bersifat rohani, seperti misalnya : Agama, Filsafat, Ilmu Pengetahuan, Tata Negara dan lain sebagainya”. 12 Ahli lain yang bernama CH. Usman juga menyebutkan pendapatnya tentang kebudayaan. Ia menyebutkan bahwa kebudayaan adalah segala hasil pemikiran dan usaha manusia yang dapat dikenali paling sedikit mempunyai tiga wujud, yakni : kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia, kemudian kompleks aktivitas yang dapat diamati sebagai interaksi manusia dalam masyarakat yang kemudian disebut sebagai sistem sosial serta wujud sebagai benda yang dapat diraba, seperti misalnya bangunan dan peralatan. 13 12 Tridah Bangun, Op.Cit.hal. 1 13 Ibid. hal. 2 Universitas Sumatera Utara Terlepas dari banyaknya pendapat ahli yang memberikan pengertian dan pandangan dari kebudayaan, namun pada dasarnya bahwa kebudayaan itu merupakan hasil karya manusia yang sudah bisa diterima secara umum oleh masyarakat dan dipakai sebagai sebuah acuan. Budaya suatu kelompok masyarakat menunjukkan bagaimana tata cara dan tingkah laku mereka untuk mematuhi norma maupun kaidah-kaidah serta aturan-aturan konvensional yang telah berproses. 14 Atau telah menjadi tradisi dalam kurun waktu yang lama dan diwariskan secara turun temurun, demikian juga tentang tinggi rendahnya budaya masyarakat, tercermin dalam materi-materi budaya mereka yang ada. 15 Selain merga silima seperti yang sudah disebutkan di atas, masyarakat Karo juga saling terikat satu sama lain dalam sebuah sistem yang dikenal dengan kekerabatan Dari pemikiran-pemikiran ini dapat pula kita pahami bahwa masyarakat Karo juga memiliki kebudayaan yang diterima oleh masyarakatnya untuk dipakai sebagai acuan hidup. Salah satu bentuk dari kebudayaan tersebut berupa sistem kekerabatan. Sistem kekerabatan ini muncul erat kaitannya dengan keberadaan lima marga di masyarakat Karo. Adapun kelima marga tersebut adalah : Karo-Karo, Ginting, Sembiring, Tarigan, dan Perangin-angin. Kelima marga ini masih memiliki masing-masing sub-marga tersendiri Walaupun suku Karo memencar secara meluas diberbagai wilayah dan tempat yang berbeda namun secara esensi budaya mereka sama. Salah satunya adalah sistem kekerabatan yang mengikat dan mempertautkan satu sama lain. Sistem kekerabatan dalam masyarakat Karo dikenal dengan nama merga silima, Rakut Sitelu dan tutur si waluh . Segala aspek dalam sistem kekerabatan pada masyarakat Karo berkaitan dengan Marga. 14 Wara Sinuhaji, Op.Cit. hal. 31 15 Koentjaraningrat, Beberapa Pokok: Antropologi Sosial, Jakarta : Dian Rakyat, 1980, hal. 88-89. Universitas Sumatera Utara Rakut Sitelu terdiri dari Senina, Anak Beru dan Kalimbubu. 1. Senina Senina secara singkat dapat diartikan memiliki posisi yang sama sekundulen. Namun senina secara lebih luas lagi sebenarnya merupakan orang-orang yang mempunyai hubungan marga ataupun sub marga yang sama, yang mempunyai hubungan marga atau sub marga ibu juga sama yang disebut senina sepemeren, serta yang mempunyai marga ataupun sub marga istri yang sama yang disebut senina separibanen. 2. Anak Beru Anak Beru pengertiannya dalam masyarakat Karo boleh diartikan sebagai pengambil dara atau anak perempuan. Namun anak beru secara lebih luas sebenarnya merupakan keluarga yang anak laki-lakinya sudah menikahi anak perempuan keluarga tertentu. Anak Beru terbagi ke dalam beberapa kelompok seperti: a. Anak Beru Ampu : yaitu pria yang menikahi anak perempuan dari satu keluarga. b. .Anak Beru Ipupus : yaitu anak dari saudara perempuan ayah kita ataupun anak dari turang saudara perempuan c. Anak Beru Cekoh Baka : yaitu anak dari anak beru ipupus yang menikahi anak pamannya. d. Anak Beru Cekoh Baka Tutup : yaitu anak dari Anak Beru Cekoh Baka yang menikahi anak pamannya. Universitas Sumatera Utara 3.Kalimbubu Kalimbubu adalah posisi yang paling dihormati dalam sistem kekerabatan orang Karo, bahkan kalimbubu itu disebutkan juga sebagai Dibata ni Idah Tuhan Yang Terlihat. Kalimbubu inilah yang juga terkait dengan apa yang ada dalam kepercayaan suku Karo yang kita kenal dengan sebagai pemena. Kalimbubu mempunyai pengertian yang sangat luas dan terbagi atas beberapa kelompok namun secara umum boleh kita artikan sebagai keluarga yang anak perempuannya akan diambil anak beru menjadi menantu dirumahnya. Adapun beberapa kelompok kalimbubu adalah sebagai berikut : kalimbubu simada dareh, kalimbubu iperdemui, kalimbubu bapa, kalimbubu nini, kalimbubu tua, dan puang kalimbubu. Kemudian tutur si waluh. Tutur si waluh sendiri masih sangat berkaitan dengan adanya lima marga tersebut. tutur si waluh terdiri dari sembuyak, senina, separibanen, sipemeren, anak beru, anak beru menteri, kalimbubu dan puang kalimbubu.

2.3 Sistem Kepercayaan