Rumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka

1.2 Rumusan Masalah

Sebelum membuat sebuah tulisan ada baiknya dibuat batasan atau rumusan masalah yang hendak kita teliti. Hal ini dimaksudkan sebagai landasan utama agar dapat lebih mudah untuk mencari data-data yang dibutuhkan dalam penyelesaian tulisan ini. Dengan adanya rumusan masalah yang tersusun baik, maka penulisan sebuah karya tulis akan lebih terarah dan tersusun secara sistematis. Sebaliknya rumusan tersebut akan mempermudah penelitian dalam upaya menghasilkan penulisan yang objektif, maka pembahasannya dirumuskan dalam masalah- masalah sebagai berikut : 1. Apa latar belakang Garamata mempertahankan pemena ? 2. Bagaimana bentuk-bentuk perlawanan yang dilakukan oleh Garamata? 3. Bagaimana akhir eksistensi pemena itu sendiri dalam diri Garamata dan masyarakat Karo?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Setelah memperhatikan apa yang menjadi permasalahan yang akan dikaji dalam penulisan ini, maka selanjutnya kita akan dapat memahami mengenai hal yang menjadi tujuan penelitian ini, serta manfaat yang didapatkan dari hasil penelitian ini. Untuk itu adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui latar belakang Garamata mempertahankan religi pemena. 2. Mengetahui bentuk-bentuk perlawanan Garamata. 3. Mengetahui eksistensi pemena dalam diri Garamata sampai akhir hayatnya. Sedangkan adapun manfaat dari hasil penelitian adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi literatur yang bermanfaat bagi dunia pendidikan terutama dalam bidang ilmu sejarah. 2. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti berikutnya, terutama bahan untuk mengakumulasi tentang objek tersebut terutama tentang Garamata 3. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dalam memahami gerakan Nativistik di dataran Tinggi Karo.

1.4 Tinjauan Pustaka

Dalam setiap penulisan karya ilmiah sangat diperlukan keakuratan data, sehingga menonjolkan sisi objektifitas data. Untuk itu, penting bagi penulis menggunakan beberapa referensi ataupun literatur yang mendukung keberadaan sebuah fakta yang dapat dijadikan pedoman penulisan tentunya. Untuk memperoleh hasil yang objektif seperti yang diharapkan, maka selayaknya pula penulis menggunakan sumber yang berkaitan dengan objek. Dalam hal ini penulis menggunakan beberapa buku panduan dasar yang menimbulkan gagasan, konsep, teori dan mengarah pada pembentukan hipotesa serta sumber informasi atau pendukung tulisan yang akan dibuat. Brahma Putro, dalam Sejarah Karo dari Zaman ke Zaman 1995 mengatakan bahwa pemena dahulu sempat disebut perbegu. Dalam buku tersebut juga dituliskan tentang sejarah penyebutan perbegu dari segi sejarah menurut pandangannya. Dari sisi sejarah yang diungkapkan oleh beliau adalah logis bila ada kemungkinan pemena punya keterkaitan yang sangat dekat dengan Hindu. Dalam agama Hindu ada dikenal sebuah sekte yang disebut sekte Ciwa. Sekte Ciwa mempunyai dasar ajaran yakni kitab Weda Smtri yang ditulis oleh Maharesi Brgu. Karo adalah salah satu daerah yang sebelum datang pengaruh agama modern sekarang Universitas Sumatera Utara sudah dipengaruhi oleh sekte Ciwa, popularitas Maharesi Brgu menonjol dan diyakini sepenuhnya di daerah Karo sehingga nama Brgu dikeramatkan menjadi nama perbegusipelebegu. 1 Ir. Brontak Bangun dan Ir. Perdana Ginting dalam bukunya yang berjudul Kiras Bangun GaramataPahlawan Nasional Dari Tanah Karo. Dalam buku tersebut dituliskan bagaimana tentang kehidupan Garamata, tetapi masa kecilnya tidak banyak dibahas dalam buku ini, selain itu dari buku ini juga dapat diketahui bagaimana Garamata mendapat pendidikan bahasa Melayu, namun beliau lebih banyak diajari oleh ayahnya tentang adat istiadat orang-orang Karo. 2 Ir. Perdana Ginting dalam bukunya yang berjudul Kiras Bangun Garamata Melawan Penjajahan Belanda di Tanah Karo dan Aceh menuliskan tentang bagaimana proses perjuangan Garamata dalam melawan penjajahan Belanda dengan melintasi provinsi dan agama sampai ke Aceh. Buku ini dengan jelas menguraikan perjuangan Garamata dalam menolak kedatangan Belanda, serta bagaimana Garamata mampu menggalang kekuatan lintas provinsi. 3 Ir. Perdana Ginting dalam tulisannya yang berjudul Hasil Seminar Nasional Perjuangan Kiras Bangun Garamata Melawan Penjajah Di Tanah Karo juga menuliskan tentang bagaimana perjuangan Garamata di Dataran Tinggi Karo, namun berbeda dengan buku yang ditulis beliau terdahulu, buku ini sebenarnya merupakan kumpulan hasil makalah seminar tentang Garamata. Pada seminar tersebut diundang pula sejarawan- sejarawan dari berbagai lembaga dan universitas, seperti Taufik Abdullah, T. Ibrahim Alfian, Payung Bangun, T. 1 Brahma Putro, Sejarah Karo Dari Zaman Ke Zaman Jilid I, Medan : Ulih Saber, 1998, hal. 35. 2 Brontak Bangun dan Perdana Ginting, Kiras Bangung Garamata Pahlawan Nasional dari Tanah Karo, Bekasi : Kesaint Blanck, 2008, hal. 16. 3 Perdana Ginting, Kiras Bangun Garamata Melawan Penjajah Belanda di Tanah Karo dan Aceh: Medan, Yayasan Garamata, 2005, hal. 18. Universitas Sumatera Utara Luckman Sinar, Jadiaman Perangin-angin, dan Thalib Akhbar. Dalam seminar ini terungkap pula bagaimana pandangan tokoh agama tentang sosok Garamata. Buku ini sangat membantu penulis dalam penyelesaian tulisan ini karena memberi banyak informasi tentang Garamata. Drs. Tridah Bangun dalam bukunya yang berjudul Adat Istiadat Karo menyebutkan bahwa orang Karo mempunyai kepercayaan leluhur yang mempunyai fokus kepercayaan terhadap tendi. Orang Karo disebutkan mengenal tendi sebagai sesuatu yang mampu melindungi manusia yang masih hidup. Tendi orang yang sudah meninggal disebut begu. 4 4 Tridah Bangun, Adat Istiadat Karo : Jakarta, Yayasan Merga Silima, 1990,hal. 24 Persoalan tentang dibata ni idah adalah persolan yang terkait dengan adat istiadat, yakni tentang sistem kekerabatan rakut si telu. Dalam sistem kekerabatan ini, posisi kalimbubu merupakan posisi yang paling dihormati sebagai dibata ni idah. Michael Adas dalam bukunya yang berjudul Ratu Adil Tokoh dan Gerakan Milenarian Menentang Kolonialisme Eropa. Buku ini berisi tentang kisah perjuangan melawan kolonialisme Eropa yang ingin mengubah keadaan yang sudah tertata baik pada suatu Negara dan memasukkan budaya baru. Buku ini membantu saya dalam memahami apa yang sebenarnya membuat gerakan nativisme melakukan perlawanan terhadap nilai-nilai baru yang dianggap dapat merusak nilai-nilai dan tatanan lama yang telah kondusif sebagai sebuah peradaban masyarakat tertentu. Universitas Sumatera Utara

1.5 Metode Penelitian