73
5.5. Hubungan Pelanggan dengan PSK
Cerita dari salah seorang pelanggan sebut saja namanya William, yang sudah menggunakan jasa PSK lebih kurang selama 10 tahun terakhir,
seorang pria keturunan Tionghoa, usia berkisar 30 tahun, ia menceritakan mulanya ia menjadi pengguna PSK karena ajakan teman.
“Biasanya kami kumpul bersama teman – teman, secara spontan salah seorang dari mereka memiliki ide untuk menggunakan berbagai jasa PSK, tentu sesuai
dengan kemampuan keuangan mereka saat itu. William, atau bisanya ia juga dipanggil Ko Amin lebih suka memakai jasa PSK dengan waktu dan tariff
short-time dari pada long – time”. Alasan utama dari pemilihan waktu yang pendek dalam bahasa
komersial dikalangan PSK disebut short – time selain tarifnya lebih murah, juga tidak membosankan dalam aktivitas seksual tersebut. Biasanya menurut
Ko Amin, untuk tarif short – time, ia mengeluarkan uang berkisar antara Rp. 50 ribu sampai 100 ribu.
“Short – time lebih enak dari long – time selain lebih murah kita juga tidak bosan. Kalau sudah siap ya sudah kita bisa langsung ke luar dari kamar”.
Dari pengalaman Ko Amin, menurut pengakuannya, ia tidak pernah lebih dari tiga kali memakai PSK yang sama, tapi dalam jangka waktu yang
berselang cukup lama. Alasannya cukup sederhana, karena ia merasa puas dengan pelayanan dan kemampuan permainan seksualitas yang mampu
diberikan kepada dirinya. Umur PSK yang pernah ia pakai dalam kurun
Universitas Sumatera Utara
74 waktu lebih kurang 10 tahun terakhir ini, mulai dari usia 19 tahun sampai
dengan usia 25 tahun, akan tetapi ia tidak menjadikan mereka PSK tetap yang melayani nafsu seksualnya. Alasan utama pria keturunan Tionghoa ini
menggunakan jasa PSK karena ia merasa sedih dan ketika banyak fikiran dalam pekerjaan.
Dari beberapa pengalaman pengguna jasa PSK, salah satu pengalaman Ardi menjadi menarik. Seorang karyawan swasta yang baru pertama sekali
mencoba jasa PSK. Dengan ditemani temannya yang sudah biasa menggunakan jasa PSK pengalaman di Diskotik Super Nibung Raya,
pemesanan kamar check in sudah dilakukan dan perantara sudah memanggil seorang PSK untuk menemaninya, dengan perjanjian harga Rp.
150 ribu. Ketika sudah berdua dengan PSK di kamar yang ia sudah pesan, ia menuturkan:
“PSK yang sudah saya pilih membuka satu persatu pakaiannya, mulai dari baju dan rok mini yang ia gunakan, perlahan ia mendekati aku. Sentuhan – sentuhan
kecil mulai dilakukan oleh PSK tersebut tuturnya, pagutan kecil dengan sesekali sentuhan kealat kelamin, membuat aku puas. Hingga tanpa disadari sebelum
tindakan lebih jauh, hanya dengan elusan dan dipegang – pegang saja yang dilakukan PSK tersebut aku udah nembak duluan. Gak kepikiran lagi untuk
melakukan kegiatan dan kontak seksual sampai pada penetrasi penis ke dalam vagina tuturnya ringan. Aku kan gak gunakan jasanya sampai sejauh perjanjian
yang ada, maka dibayar Rp. 50 ribu sudah paslah, pikir karyawan ini”.
Universitas Sumatera Utara
75 Karena merasa ia tidak menggunakan jasa PSK tersebut secara
maksimal, sampai pada penetrasi penis ke vagina, hanya untuk membayar sentuhan dan elusan yang dilakukan oleh PSK, Ardi membayar tarif hanya
sebesar Rp. 50 ribu tidak sesuai dengan perjanjian awal. PSK tersebut merasa tidak terima dengan pembayaran yang diberikan, kareka ia merasa sudah
melaksanakan tugasnya walaupun tidak sampai penetrasi, dengan meminta bayaran sesuai dengan perjanjian semula. Adu mulut antara Ardi dengan PSK
tersebut tidak dapat dielakkan, sampai kejadian kejar – kejaran antara dirinya dengan PSK tersebut sampai ke area parkir, dengan pakaian yang dikenakan
PSK tersebut belum sempurna menutup payudaranya. Dengan reflesitas tinggi, teman Ardi yang menunggu dirinya di dalam mobil yang mereka
gunakan langsung menghidupkan mobil inventaris kantor tersebut dan langsung tancap gas dari area parkir tersebut.
Dari dua keadaan yang tergambar dan terekam dalam penelitian ini menunjukkan tentang hubungan pelanggan dan PSK sebagai hubungan antara
pengguna dan penyedia jasa, dalam kaitan dengan kemampuan bayar yang dimiliki pada pelanggan tersebut. Jika terjadi dialog antara pelanggan dan
PSK hanya sebatas percapan yang sambil lalu dan tidak dapat diandalkan kebenarannya, kareka masing – masing pihak menutup status dan informasi
pribadi mereka. Sebagai upaya menjaga kerahasiaan dan keamanan dalam
Universitas Sumatera Utara
76 berbagai keadaan, karena tujuan mereka hanya untuk menghilangkan
kepenatan fikiran dan mendapatkan fantasi seksualitas yang berbeda sesuai dengan keinginan masing – masing. Juga menjaha akses PSK ke orang –
orang terdekat mereka, seperti istri, pacar dan berbagai pihak lain yang memiliki keterkaitan dengan pengguna jasa PSK tersebut.
Universitas Sumatera Utara
77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN