30
menor yang menjadi incaran sebagian besar pengunjung dalam menentukan malam mereka dalam ruangan yang serba menyenangkan dengan hingar
bingar musik, alkohol dan pertemanan dengan asap rokok yang menyelimuti hampir setiap pojok ruangan.
3. Komposisi Pengunjung Diskotik Super
Dikalangan para clubbers pada penikmat club malam Kota Medan, Diskotik Super bukanlah prestise tersendiri dalam membangun image.
Kesannya adalah tempat hiburan yang dikunjungi oleh kelompok masyarakat menengah ke bawah. Dengan segmentasi pengunjung beragam, mulai dari
mereka yang kerja serabutan sampai pada kelompok pengunjung yang hanya berbekal uang Rp. 20 ribu, sekedar bisa masuk menikmati musik dan sesekali
menjamah tubuh molek yang ada disamping mereka ditengah kegelapan suasana hingar bingarnya musik. Akan tetapi ada juga kelompok pengunjung
yang memang menyediakan waktu dan uang mereka agar dapat menikmati harga standar yang ditawarkan dengan berebagai fasilitas ala Diskotik Super.
Tidak mencerminkan kelompok umur tertentu sebagai pengungjung, akan tetapi sesuai dengan pengamatan selama penelitian, usianya mulai dari 18
tahun sampai maksimal 30 tahun.
Universitas Sumatera Utara
31
Mulai dari mereka yang remaja sampai para pengunjung dengan usia sekitar 40 tahunan juga masih kelihatan cukup menikmati pesta dengan musik
yang menghentak. Kesannya bahwa Diskotik Super merupakan tempat hiburan bagi orang – orang muda dengan usia antara 20 tahun sampai dengan
40 tahun. Mereka yang kelihatan cukup dewasa dari segi usia dan perkembangan kejiwaan mereka.
4. Peranan Diskotik Super dalan Perubahan Kebudayaan
Kebudayaan Ihromi: 1980:7 umumnya mencakup cara berpikir dan cara berlaku yang telah merupakan ciri khas suatu bangsa atau masyarakat.
Sehubungan dengan itu maka kebudayaan terdiri dari hal – hal seperti bahasa, ilmu pengetahuan, hukum – hukum, kepercayaan, agama, kegemaran
makanan tertentu, musik, kebiasaan pekerjaan, larangan – larangan dan sebagainya.
Umumnya ada kecenderungan untuk menganggap pandangan – pandangan yang ditentang dalam masyarakat, sebagai sikap yang belum
beradab atau terbelakang Ihromi: 1980:14. Gagasan masyarakat tentang suatu perilaku yang baik, tidak juga mutlak nisbi dan dapat berubah dalam
waktu. Adat hanya dapat dipahami secara tepat bila dipautkan dalam konteks yang wajar, dan tidak mungkin akan menjadi sama sesuai dengan latar
Universitas Sumatera Utara
32
belakang dimana terbentuknya kebudayaan tersebut. Orang yang pandangannya ketat terbatas pada kebutuhan – kebutuhan atau keinginan –
keinginannya sendiri, pada umumnya tidak efektif untuk berurusan dengan orang lain.
Kebudayaan merupakan cara berlaku yang dipelajari; kebudayaan tidak tergantung dari taransmisi biologis atau pewarisan melalui unsur
genetic. Perlu ditegaskan hal tersebut dalam penelitian ini, agar dapat dibedakan perilaku budaya dari manusia dan primat yang lain dari tingkah
laku yang hampir selalu digerakkan oleh naluri. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, perubahan kebudayaan yang
terjadi yang dialami oleh pengunjung Diskotik Super melalui tingkah laku yang digerakkan oleh insting dan naluri yang tidak termasuk bagian dari
kebudayaan. Misalnya pergaulan bukan termasuk dalam kebudayaan, tetapi bagaimana kita bergaul – bagaimana lingkungan pergaulan kita merupakan
bagian dari kebudayaan. Biasanya, pembentukan budaya baru akibat dari pergaulan mereka, lebih terbuka dalam mengekspresikan diri dengan
menggunakan kata – kata yang cukup berani untuk menunjukkan eksistensi seksualitas mereka. Bahkan yang sangat kentara adalah rokok yang menjadi
teman setia para gadis belia yang biasa menjadi clubbers tersebut. Perwujudan kebudayaan kebebasan yang seharusnya tidak kita tiru.
Universitas Sumatera Utara
33
5. Gambaran Umum Jaringan PSK Diskotik Super