Identitas Responden INTERAKSI SOSIAL PSK SUPER DISKOTIK

38

1. Identitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah Pekerja Seks Komersial PSK, Diskotik Super, Nibung Raya, meliputi kehidupan sosial ekonomi, interaksi keluarga, interaksi internal dan peran mucikari dalam interaksi sosial yang berlangsung dalam lingkungan mereka. Melalui penelitian ini, akan digambarkan tentang kehidupan sosial, meliputi interaksi antar PSK di Diskotik Super, bagaimana mereka bergaul dan mengatasi persaingan yang semakin ketat dalam kehidupan malam dengan pasar internasional yang semakin terbuka lebar. Kemudian juga interaksi, yakni hubungan mereka dengan keluarga, ayah, ibu dan keluarga lainnya dalam konteks keberadaan mereka yang tentu bertentangan dengan norma agama, adat istiadat dan beragam hal lain yang terpelihara dengan baik dalam lingkungan kekeluargaan. Juga akan menggambarkan interaksi internal, sebagai bentuk pergaulan antar kelompok mereka sendiri, yang tidak saling mengenal secara mendalam hanya sekedar kenal saja tanpa melibatkan simpati atau empati dalam pergaulan tersebut. Berupaya juga menggambarkan peran mucikari, para perantara yang memiliki motif ekonomi dan juga motif seksual dalam mengambil keuntungan dari titik – titik tersebut. Universitas Sumatera Utara 39 Tabel III – 01 berikut akan menggambarkan populasi responden, yakni informan kunci key informant, jaringan PSK di Super Diskotik yang melaksanakan aktivitas, degan uraian sebagai berikut: Tabel III – 01 Jumlah Responden No Uraian Jumlah Persentase 1. 2. 3. PSK Mucikari Perantara Pemasok 8 1 1 80.00 10.00 10.00 Jumlah 10 100.00 Sumber: Data Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2007 Dari data yang diuraikan dalam tabel III – 01 di atas, bahwa responden yang paling banyak sebagai informan kunci dalam penelitian ini adalah PSK Pekerja Seks Komersil yakni sebanyak 8 orang 90.00, kemudian mucikari perantara, yakni mereka yang hanya memiliki informasi tentang PSK di Diskotik Super, sekaligus menawarkan jasa mereka, salah satunya melalui tukang kusuk message yang dipergunakan jasanya oleh para PSK sebanyak 1 orang 10.00 dan pemasok yang tingkatannya lebih tinggi dari perantara, yakni mereka yang tergolong memiliki PSK yang selama ini menjadi peliharaan mereka, sebanyak 1 orang 10.00. Universitas Sumatera Utara 40 Tabel III – 02 Jumlah Responden Menurut Umur No Pekerjaan PSK Mucikari Pemasok Usia 1. 2. 3. 4. 5. 16 tahun – 20 tahun 21 tahun – 25 tahun 26 tahun – 30 tahun 31 tahun – 35 tahun 36 tahun – 40 tahun 4 2 1 1 1 1 Jumlah 8 1 1 Sumber: Data Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2007 Dari data di atas, pada tabel III – 02, menunjukkan dari segi usia, seluruh PSK yang menjadi informan kunci, sebanyak 4 orang 40.00, 2 orang 20.00 berusia 21 tahun – 25 tahun, berusia 16 tahun – 20 tahun. Perantara, 1 orang 10.00 berusia 26 tahun – 30 tahun, dan sebanyak 1 orang 20.00 berusia 31 tahun sampai 35 tahun, sulit untuk mendeskripsikan secara pasti usia informan ini, karena memang ia tidak mau menyebutkan secara pasti berapa usia saat ini, pemasok, dengan identitas kelamin waria, sebanyak 1 orang 20.00 dengan usia menurut pengakuannya antara 26 tahun – 30 tahun. Universitas Sumatera Utara 41 Tabel III – 03 Pendapatan Responden No Uraian Jumlah Persentase 1. 2. 3. Rp. 1 juta – 2 juta Rp. 2,1 juta – 3 juta dari 3 juta 3 5 2 30.00 50.00 20.00 Jumlah 10 100.00 Sumber: Data Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2007 Pendapatan menunjuk pada penghasilan yang diperoleh dari aktivitas yang mereka laksanakan di Diskotik Super, yakni pendapatan PSK, mucikari dan pemasok, secara umum sebagai berikut: 5 orang 50.00, terdiri dari 2 PSK dan 1 mucikari, mengaku mendapat penghasilan perbulan sebesar Rp. 2,1 juta - 3 juta, 3 orang 30.00 mengaku memiliki pendapatan sebesar Rp. 1 juta sampai dengan 2 juta, dan 2 orang PSK 20.00 menyatakan memiliki pendapatan rata – rata setiap bulannya lebih besar dari 3 juta. Gambaran data di atas menunjukkan bahwa besarnya penghasilan yang diterima PSK, mucikari dan pemasok cukup menjanjikan hingga mereka merasa memiliki penghasilan yang memadai. Akan tetapi pengakuan mereka tetap menunjukkan menginginkan pekerjaan tetap lainnya guna mendapatkan penghasilan tambahan sebagai wujud diri mereka secara utuh. Universitas Sumatera Utara 42

A. Kehidupan Sosial Ekonomi

PSK, mucikari dan pemasok yang menjadi responden dalam penelitian ini, juga memiliki kehidupan sosial dan kehidupan ekonomi yang menjadi alasan mereka melakukan profesi seperti sekarang ini, dengan uraian sebagai berikut: Tabel III – 04 Asal Mula Menjadi PSK No Uraian Jumlah Persentase 1. 2. 3. Coba – coba Terpaksa Kemauan sendiri 1 8 1 10.00 60.00 10.00 Jumlah 10 100.00 Sumber: Data Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2007 Hasil temuan data tentang alasan menjadi PSK atau jaringan lain yang mereka tekuni saat ini, adalah sebagai berikut: sebanyak 8 orang responden 80.00 menyebutkan dalam petikan wawancara yang berhasil penulis lakukan, mereka terpaksa masuk ke dunia profesi yang ditekuni saat ini, adapun petikan wawancara tersebut, adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 43 “Tidak pernah terbayang aku seperti ini, Mei Hua, ketika menceritakan kehidupan yang ia jalani saat ini. Kegagalan rumah tangga menjadi asal mula aku masuk ke kehidupan seperti sekarang. Keluarga juga menjadi pemicu utama yang menyebabkan aku mengambil jalan pintas menjadi PSK. Akan tetapi mungkin suatu saat aku akan kembali ke kehidupan normal, berumah tangga dan memiliki anak”. Gambaran data di atas, menunjukkan kepada kita bahwa kisah Mei Hua, salah seorang PSK yang mengaku menjalani profesi tersebut karena kehidupan rumah tangga yang ia jalani selama kurang lebih satu tahun dengan seorang pemuda yang tidak berasal dari warga Tionghoa, mendapat tantangan keras dari orang tuanya. Bahkan keluarganya tersebut memisahkan mereka dengan memenjarakan suaminya, karena tuduhan melarikan anak di bawah umur, karena pada waktu itu usianya memang masih belum genap 18 tahun. Akan tetapi, menurut pengakuan Mei, sapaan akrabnya ia tetap selektif dalam melayani tamu, tidak sembarangan dengan beragam pertimbangan yang memang sesuai dengan kriteria dirinya. Sementara itu, 1 orang responden 20.00 mengaku bahwa ia mulanya coba – coba, untuk memasuki dunia seperti sekarang ini, ajakan teman dan kebutuhan menjadi motif utama mereka, akhirnya menjadi seperti sekarang, demikian petikan wawancara dengan Bunga, sebutan nama yang ia berikan kepada saya ketika proses pengumpulan data penelitian ini berlangsung. Jelasnya petikan wawancara dengan responden mengenai hal tersebut: Universitas Sumatera Utara 44 “Apa mau dibilang kak, mulanya aku kesini diajak kawan, karena memang di rumah seperti neraka. Pertengkaran dengan abang, kakak dan orang tua menjadi begitu memuncak dan tidak tertahankan lagi hingga aku membutuhkan lingkungan dan ruangan yang berbeda dalam pelaksanaan interaksi, intinya aku ingin diterima dengan utuh sebagai bagian dari lingkungan dengan tidak dikucilkan”. Permasalahan ini tentu berbeda dengan pengalaman Mei, diskotik mulanya dianggap tempat yang tepat untuk menjadi pelarian dari berbagai permasalahan keluarga. Akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya, biaya yang tidak sedikit dibutuhkan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru mereka, termasuk bagaimana mereka membiyai kebutuhan akan obat – obatan yang menjadi teman mereka guna menghalau pemberontakan batin, menjadi permasalahan tersendiri. “Pertama kali ketika keperawanan kuserahkan, pada waktu itu aku dibayar Rp. 5 juta – an. Ada pemberontakan dalam bathinku, aku menangis sejadinya, membayangkan apa yang telah aku lakukan. Akan tetapi dalam perjalanan selanjuntya, dengan masukan dari teman – teman seprofesi dan nasehat untuk menjalani dan menerima apa yang sudah terjadi sebagai nasib, akhirnya aku tetap menjalankan profesi ini, tegas bunga”. Gambaran tersebut di atas, pengalaman Bunga menjadi salah satu penyebab PSK belia, menentukan pilihan mereka menjalani profesi seperti sekarang ini. Pergaulan dan interaksi mereka menjadi alasan mengapa mereka menjalani profesi seperti sekarang, awalnya tidak menerima apa yang terjadi, tapi karena alasan sosial dan ekonomi dengan dukungan penuh dari teman – teman seprofesi menjadikan mereka dapat menerima keadaan tersebut. Universitas Sumatera Utara 45

B. Interaksi Keluarga

Hubungan dengan keluarga, setelah mereka menjadikan PSK sebagai profesi yang dijalani adalah sebagai berikut: Tabel III – 05 Keluarga Mengetahui Profesi Anda No Uraian Jumlah Persentase 1. 2. 3. Tahu Tidak tahu Tidak mau tahu 1 8 1 10.00 80.00 10.00 Jumlah 10 100.00 Sumber: Data Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2007 Data tentang interaksi antara PSK atau jaringan yang ada di dalamnya, sesuai dengan pendapat responden, menunjukkan: mayoritas mereka, yakni sebanyak 8 orang 80.00 mengaku bahwa mereka tidak memberitahu secara terbuka kepada keluarga, orang tua dan hirarkhi keluarga lainnya tentang profesi yang mereka jalani saat ini. Berikut petikan wawancaranya, seperti di bawah ini: Universitas Sumatera Utara 46 “Ini profesi kita, jadi tanggung jawab itu ada pada kita. Yang terpenting aku dapat membantu mereka dan meringankan beban ekonomi yang semakin menghimpit. Faktor ekonomi apalagi saat ini masih menjadi permasalahan yang nomor satu ketika seorang wanita berani menerjunkan diri dan menghalalkan PSK sebagai profesi”. Penggalan petikan wawancara ini, diakui secara terus terang oleh pemasok, yakni ia yang sering disapa Om oleh para pelanggan yang menjadikan pasokan waria ini sebagai pilihan utama ketika mereka membutuhkan teman mengobrol hingga sampai pada teman sesuai kebutuhan pada saat itu. Beban ekonomi mengalahkan faktor sosial, yang di dalamnya ada religi, adat istiadat dan norma yang ada di dalam masyarakat. “Walaupun serapat – rapatnya kita menutupi kejelekan, akan tetapi tetap diketahui juga. Akhirnya keluarga saya tahu, apa yang saya kerjakan selama ini, omongan tetanggan menjadi ramai mencemooh dan merendahkan apa yang menjadi jalan hidup yang sudah aku pilih. Akan tetapi tetap ini menjadi kenyataan hidup yang harus aku terima. Aku yang tahu apa dan sampai kapan seperti ini”. Kepasrahan dan kemenduaan dalam menanggapi apa yang terjadi dalam hidup mereka ini, diakui oleh Mei dan Bunga. Masyarakat menurut mereka menjadi barometer juga dalam bertindak dan berbuat. Tetap penekanan kepada upaya untuk membahagiakan orang tua menjadi prirotas mereka. Mereka merasa apapun pilihan hidup yang dijalani saat ini memiliki konsekuensi. Inilah yang harus diterima, akan tetapi tetap ada keinginan untuk menjalani kehidupan normal sebagaimana mereka sebelum ini. Universitas Sumatera Utara 47

C. Interaksi Internal

Interaksi sosial yang terjalin dalam pergaulan antar PSK di Diskotik Super, hanya situasi kebersamaan togetherness situation, mereka saling mengenal tidak terlalu dalam, hanya sekedar memiliki kepentingan bersama sesuai profesi yang dijalankan. Dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel III – 05 Saling Mengenal Sesama PSK No Uraian Jumlah Persentase 1. 2. 3. Mengenal Kurang Mengenal Tidak Mengenal 2 7 1 20.00 70.00 10.00 Jumlah 10 100.00 Sumber: Data Hasil Penelitian Lapangan Tahun 2007 Bukti kebersamaan yang terjalin antar sesama PSK, dapat digambarkan dari tabel di atas, sebagai berikut: 7 orang responden 70.00 mengaku bahwa mereka kurang mengenal antara satu dengan lainnya. Sifat pergaulan yang terbangun hanya jika ada kepentingan bersama, maka mereka akan saling memperhatikan, berikut petikan pengakuan mereka: Universitas Sumatera Utara 48 “Kalau pergaulan yang terbangun diantara sesame PSK yang ada di Diskotik Super, hanya sebatas kepentingan bersama. Jika misalnya kita sama – sama di booking ya tentu kita saling menjaga, ya karena menurut kita itu penting guna menjaga kemungkinan – kemungkinan penipuan dan lain sebagainya. Setelah itu, ya kita kembali ke kehidupan kita, masing – masing punya rencana tentang apa dan bagaimana hidup besok. Sampai kapan bisa bertahan ditengah persaingan yang semakin ketat, bahkan ditengah pasokan baru yang masih segar”. Menunjukkan kepada kita bahwa pada dasarnya, pergaulan yang terbina secara internal dalam hubungan dengan sesama PSK, merupakan hubungan kepentingan. Bagaimana masing – masing mampu bertahan ditengah persaingan yang semakin ketat. Pengakuan Mei dan Bunga tentang ketatnya persaingan ini, sebagai berikut: “Tidak jarang obral harga, biasanya kita punya standar tarif Rp. 250 ribu – 300 ribu short time loh, kalau long ya beda lagi. Tergantung kesepakatan, biasanya pembayaran setengah di depan baru sisanya menyusul. Ada juga yang terkadang menjatuhkan harga mereka, tetapi itu strategi masing - masing”. Artinya, di dalam kehidupan persaingan bisnis, masing – masing PSK memiliki strategi tersendiri guna mendapatkan uang balas jasa dari kegiatan komersialiosasi tubuh yang dilakukan dengan mengeksploitasi seksualitas diri untuk kepuasan dan kebutuhan bersama. Kalau mereka menganggap harga yang dibayarkan untuk kebutuhan itu sesuai, ya sudah orang sama – sama enak kok, tegas Bunga, sambil tersenyum. Akan tetapi periksa kesehatan yang semakin mahal dan cuci vagina dengan desinfektan tertentu seharusnya menjadi pertimbangan dalam tarif, tegas Mei. Universitas Sumatera Utara 49

D. Peran Mucikari

Mucikari, tentu para clubbers mengenal peran, tugas dan fungsi mereka dalam hal pasokan. Selain sebagai penghubung, mereka juga bermanfaat sebagai pelindung PSK yang memang menjadi peliharaan mereka selama ini. “Tugas ku itu memastikan bahwa anak – anak ku tetap mendapatkan haknya. Bayaran sesuai dengan tarif ya paling tidak sesuai dengan negosiasi antar mereka. Kalau ada yang macam – macam ya sikat aja. ”. Peran Mama, Mami, atau juga sebutan Om profsesi mucikari dalam jaringan PSK di Diskotik Super Nibung Raya, dimainkan oleh mucikari dan pemasok untuk melindungi kepentingan mereka dan kepentingan anak asuh yakni para PSK yang selam ini menjadi tanggung jawab mereka. Bahkan mereka juga tidak segan – segan untuk bertindak tegas karena keamanan yang mampu mereka berikan kepada para PSK menjadi penilain sendiri untuk kerja yang dilaksanakan. Hal tersebut membuktikan bahwa dalam jaringan PSK, keamanan juga menjadi penekanan tersendiri baikpara pelaku, pebisnis tetap menginginkan investasi yang ia lakukan aman, PSK tetap mampu melaksanakan aktivitas profesional mereka, pelanggan membutuhkan pelayanan yang baik dalam memberikan dan memenuhi keinginannya. Mucikari dan pemasok tetap mampu memberikan apa yang menjadi kebutuhan pasar. Universitas Sumatera Utara 50 Peran dan fungsi mucikari dalam jaringan PSK Super Diskotik, menunjuk kepada pelaksanaan tugas sebagai penghubung dan sekaligus penjaga para PSK binaan mereka. Tujuannya agar para pelanggan mereka tetap nyaman dengan jasa pemuas syahwat tersebut, dan pada posisi PSK, mereka sebagai asset para mucikari untuk mendapatkan pengahasilan selama ini. Universitas Sumatera Utara 51

BAB IV MENGENAL PSK DI DISKOTIK SUPER