Dalam Undang-undang Nomor 28 tahun 2009 Pasal 79 ayat 1 telah dijelaskan bahwa penetapan NJOP dapat dilakukan dengan :
a. Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, adalah suatu
pendekatan metode penentuan nilai suatu objek pajak dengan cara membandigkannya dengan objek lain yang sejenis letaknya berdekatan
dengan telah diketahui harga jualnya. b.
Nilai Perolehan Baru merupakan suatu pendekatanmetode penentuan NJOP dengan cara menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh objek tersebut pada saat penilaian dilakukan yang dikurangi dengan penyusutan berdasarkan kondisi fisik objek tersebut.
c. Nilai Jual Pengganti adalah suatu pendekatan atau metode penentuan nilai
jual suatu objek pajak yang berdasarkan pada hasil produksi objek tersebut.
2.2.3.4 Maksud dan Tujuan
Ada beberapa alasan mengapa dilakukannya pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan yaitu Vitriana, 2006:21 :
a. Dasar Falsafah yang dipergunakan dalam berbagai undang-undang yang
berasal dari jaman colonial adalah tidak sesuai dengan pancasila. b.
Berbagai undang-undang mengenakan pajak atas harta tak bergerak sehingga membingungkan masyarakat.
c. Undang-undang berasal dari jaman colonial sukar dimengerti oleh rakyat.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
d. Undang-undang yang berasal dari jaman penjajahan masih tertulis dalam
bahasa dan perubahan tertulis dalam Indonesia, sehingga merupakan bahasa “gado-gado” sedangkan terjemahan resmi tidak ada.
e. Undang-undang jaman colonial tidak sesuai lagi dengan aspirasi dan
kepribadian bangsa Indonesia. f.
Undang-undang lama tidak sesuai dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. g.
Undang-undang lama kurang memberikan kepastian hukum. Selanjutnya adalah yang menjadi tujuan dalam pemungutan Pajak Bumi dan
Bangunan adalah : a.
menyederhanakan peraturan perundang-undangan pajak sehingga mudah dimengerti.
b. Memberikan dasar yang kuat pada pungutan pajak atas harta tak bergerak dan
sekalian menyerasikan atas harga tak bergerak disemua daerah dan menghilang.
c. Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, sehingga rakyat tahu
sejauh man hak dan kewajibannya, menghilangkan pajak ganda yang terjadi sebagai akibat berbagai undang-undang yang sifatnya sama.
d. Memberikan penghasilan kepada daerah ynag sangat diperlukan untuk
menegakkan otonomi daerah dan untuk pembangunan daerah. e.
Menambahkan penghasilan bagi daerah.
2.2.3.5 Sifat Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak bumi dan bangunan merupakan pajak yang dikenakan atas harta tak bergerak, maka oleh sebab itu yang dipentingkan adalah obyeknya dan oleh
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
karena itu keadaan atas status orang atau badan yang dijadikan subjek pajak tidak penting dan tidak mempengaruhi besarnya pajak, maka sebab itu pajak bumi dan
bangunan disebut juga pajak obyektif, walaupun pajak ini merupakan pajak obyektif tetapi dipungut dengan surat ketetapan pajak yang pada prinsipnya setiap
tahun dikeluarkan Vitriana, 2006:30.
2.2.3.6 Subyek Pajak Menurut Vitriana 2006:32, dalam undang-undang pajak bumi dan bangunan