Uji Asumsi Klasik Regresi linier berganda yang menggunakan persamaan Y =

mengikuti sebaran normal, dalam penelitian ini digunakan metode Kolmogorov Smirnov. Sumarsono 2004:43 mengemukakan bahwa pedoman dalam mengambil keputusan adalah sebagai berikut : 1. Jika nilai signifikan nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5 maka distribusinya adalah tidak normal. 2. Jika nilai signifikan nilai probabilitasnya lebih besar dari 5 maka distribusinya adalah normal.

3.4.2 Uji Asumsi Klasik Regresi linier berganda yang menggunakan persamaan Y =

β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + e . Persamaan dari regresi diatas haruslah bersifat BLUE best linear unbiased estimator, yang artinya bahwa pengambilan keputusan melalui suatu uji F dan uji T tidak boleh bias. Hal tersebut akan terpenuhi bila plot antara nilai residual dan nilai prediksi tidak membentuk suatu pola tertentu atau acak. Kondisi tersebut akan terjadi bila dipenuhi beberapa asumsi yang disebut dengan asumsi klasik sebagai berikut : a. Autokorelasi Uji autikorelasi tersebut bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier tersebut ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Identifikasi ada atau tidaknya gejala autokorelasi dapat dites dengan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. menghitung nilai Durbin Watson DW-test. Uji penelitian ini tidak dilakukan karena data penelitian ini bukan data time-series Ghozali 2006:92. b. Multikolinearitas Mengartikan bahwa antara variabel independent yang satu dengan yang lain dalam regresi berhubungan secara sempurna atau mendekati kesempurnaan. Dugaan secara sederhana terhadap adanya multikolinearitas didalam model regresi. Dari dugaan adanya multikolinearitas tersebut maka perlu adanya pembuktian atau identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinearitas yang dilakukan dengan cara menghitung Varance Inflations Factor VIF. VIF menyatakan tingkat pembengkakan variance, apabila VIF dari 10 hal ini berarti terdapat multikolinearitas pada persamaan linear Ghozali 2006:95. c. Heteroskedastisitas Tujuan dari penelitian adalah menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Jadi variance dari residual satu ke pengamatan lain tetap, maka disebut dengan Homokedastisitas, sedangkan jika berbeda maka disebut Heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak mempunyai heterokedastisitas Santoso, 2000:208. Menurut Santoso 2000:210, untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas adalah : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. - Nilai probabilitas 0,05 berarti bebas dari heterokedastisitas - Nilai probabilitas 0,05 berarti terkena heterokedastisitas

3.4.3 Analisis Regresi Berganda

Dokumen yang terkait

Kesadaran Dan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) Sektor Perkotaan (Studi Di Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai)

5 92 143

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK, DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus Di Wilayah Kelurahan Krembung Kecamatan Krembung Sidoarjo).

0 6 115

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK, dan KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Krembung Kelurahan Krembung Sidoarjo).

0 0 115

Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak, dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan (Studi Kasus di Kelurahan Wates Kecamatan Magersari Mojokerto).

0 1 109

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN.

2 14 111

Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak, Dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan (Studi Kasus di Wilayah Kelurahan Klurak Kecamatan Candi Sidoarjo).

0 1 113

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK, DAN KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Wilayah Kelurahan Klurak Kecamatan Candi Sidoarjo)

0 0 25

Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak, dan Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan (Studi Kasus di Kelurahan Wates Kecamatan Magersari Mojokerto)

0 0 22

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PBB, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN SOSIALISASI PERPAJAKAN TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi kasus di Kelurahan Rungkut Menanggal – Surabaya Timur)

0 1 20

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK, KESADARAN PERPAJAKAN WAJIB PAJAK, dan KEPATUHAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (Studi Kasus di Kecamatan Krembung Kelurahan Krembung Sidoarjo)

0 0 27