karena itu keadaan atas status orang atau badan yang dijadikan subjek pajak tidak penting dan tidak mempengaruhi besarnya pajak, maka sebab itu pajak bumi dan
bangunan disebut juga pajak obyektif, walaupun pajak ini merupakan pajak obyektif tetapi dipungut dengan surat ketetapan pajak yang pada prinsipnya setiap
tahun dikeluarkan Vitriana, 2006:30.
2.2.3.6 Subyek Pajak Menurut Vitriana 2006:32, dalam undang-undang pajak bumi dan bangunan
Bab III Pasal 4 menjabarkan mengenai subjek pajak yaitu : 1
Yang menjadi subjek pajak adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai hak atas bumi, dan atau memperoleh manfaat atas bumi, dan atau
memiliki, menguasai dan atau memperoleh manfaat atas bangunan. 2
Subyek pajak sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 1 yang dikenakan kewajiban membayar pajak menjadi wajib pajak menurut undang-undang ini.
3 Dalam hal obyek pajak belum jelas diketahui wajib pajaknya, direktur jendral
pajak dapat menetapkan subyek pajak sebagaimana dimaksud pasal 1 sebagai wajib pajak.
4 Subyek pajak sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 3 dapat memberikan
keterangan secara tertulis pada direktur jendral pajak bahwa ia bukan wajib pajak terhadap obyek pajak yang dimaksud.
5 Bila keterangan yang diajukan oleh wajib pajak sebagaimana dimaksud dalam
ayat 4 disetujui maka direktur jendral pajak membatalkan penetapan sebagai wajib pajak sebagaimana dalam ayat 3 dalam jangka waktu satu bulan sejak
diterimanya surat keterangan dimaksud.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6 Bila keterangan yang dimaksud itu tidak disetujui, maka direktur jendral pajak
mengeluarkan surat keputusan penolakan dengan disertai alasan-alasannya.
2.2.3.7 Ketentuan Umum
BAB I, Pasal 1 : UMUM Vitriana, 2006:30 1
Bumi adlah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya. 2
Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau diletakkan secara tetap pada tanah atau perairan.
3 Nilai jual obyek pajak adalah harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual
beli secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, nilai jual obyek pajak ditentukan melalui perbandingan harga dengan obyek lain yang
sejenis atau nilai perolehan baru atau nilai jual obyek pengganti. 4
Surat keputusan obyek pajak adalah surat yang dipergunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan data obyek pajak menurut ketentuan undang-undang.
5 Surat pemberitahuan pajak terutang yang dipergunakan oleh Direktorat
Jendral Pajak untuk memberitahukan besarnya pajak terutama kepada wajib pajak.
BAB II, Pasal 2 : OBYEK PAJAK Vitriana, 2006:30 1
Yang menjadi obyek pajak adalah bumi dan bangunan 2
Klasifikasi obyek pajak yang sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diatur oleh menteri keuangan.
Pasal 3 Vitriana, 2006:31 1
Obyek pajak yang tidak dikenakan pajak bumi dan bangunan adalah obyek pajak yang :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum dibidang
ibadah, sosial, kesahatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan.
b. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis
dengan itu. c.
Merupakan hutang lindung, suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah pengembalaan yang dikuasai oleh desa dan tanah Negara belum
dibebani suatu hak. d.
Dipergunakan oleh perwakilan diplomatik. e.
Dipergunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh menteri keuangan.
2 Obyek pajak yang dipergunakan oleh Negara untuk menyelenggarakan
pemerintahan, penentuan pengenaan pajaknya diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
3 Batas nilai jual bangunan tidak kena pajak ditetapkan sebesar Rp.8.000.000
untuk setiap bangunan. 4
Batasan nilai jual bangunan tidak kena pajak sebagaimana dimaksdukan dalam ayat 3 akan diselesaikan dengan suatu faktor penyelesaian yang ditetapkan
oleh menteri keuangan.
2.2.3.8 Tarif Pajak