a. Digunakan  semata-mata  untuk  melayani  kepentingan  umum  dibidang
ibadah, sosial, kesahatan, pendidikan, dan kebudayaan nasional yang tidak dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan.
b. Digunakan  untuk  kuburan,  peninggalan  purbakala,  atau  yang  sejenis
dengan itu. c.
Merupakan  hutang  lindung,  suaka  alam,  hutan  wisata,  taman  nasional, tanah  pengembalaan  yang  dikuasai  oleh  desa  dan  tanah  Negara  belum
dibebani suatu hak. d.
Dipergunakan oleh perwakilan diplomatik. e.
Dipergunakan  oleh  badan  atau  perwakilan  organisasi  internasional  yang ditentukan oleh menteri keuangan.
2 Obyek  pajak  yang  dipergunakan  oleh  Negara  untuk  menyelenggarakan
pemerintahan,  penentuan  pengenaan  pajaknya  diatur  lebih  lanjut  dengan peraturan pemerintah.
3 Batas  nilai  jual  bangunan  tidak  kena  pajak  ditetapkan  sebesar  Rp.8.000.000
untuk setiap bangunan. 4
Batasan nilai jual bangunan tidak kena pajak sebagaimana dimaksdukan dalam ayat  3  akan  diselesaikan  dengan  suatu  faktor  penyelesaian  yang  ditetapkan
oleh menteri keuangan.
2.2.3.8 Tarif Pajak
Dalam  undang-undang  pajak  bumi  dan  bangunan  Bab  IV  Pasal  5,  telah dijelaskan  bahwa  tarif  pajak  yang  dikenakan  atas  objek  pajak  adalah  sebesar
0,05 lima persepuluh persen, yang berlaku secara menyeluruh terhadap obyek
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pajak  macam  apapun  di  seluruh  wilayah  Indonesia,  karenanya  dikenal  sebagai tarif tunggal.
2.2.3.9 Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Pada  Undang-undang  Pajak  Bumi  dan  Bangunan  Pasal  6  telah  dijabarkan mengenai dasar pengenaan pajak. Dasar pengenaan pajak adalah Nilai Jual Objek
Pajak.  Besarnya  Nilai  Jual  Objek  Pajak  sebagaimana  dimaksud  ialah  ditetapkan setiap tiga tahun oleh Menteri Keuangan, kecuali untuk daerah tertentu ditetapkan
setiap  tahun  sesuai  dengan  perkembangan  daerahnya.  Dalam  menentukan  nilai jual,  Menteri  Keuangan  mendengar  pertimbangan  dari  Gubernur  serta
memerhatikan asas self assessment. NJOP diatur oleh  Menteri  Keuangan  melalui Peraturan  Menteri  Keuangan  Nomor  150PMK.032010 tanggal  27 agustus 2010
tentang penentuan klasifikasi dan besarnya NJOP sebagai dasar pengenaan PBB.
Pada Pasal tersebut  juga telah dijelaskan  bahwa Nilai  Jual Objek Pajak yang
ditetapkan yaitu serendah-rendahnya 20 dan setinggi-tingginya 100 dari Nilai Jual  Objek  Pajak.  Besarnya  persentase  tersebut  ditetapkan  dengan  peraturan
pemerintah dengan memperhatikan kondisi ekonomi sosial.
2.2.3.10 Tahun Pajak, Saat dan Tempat yang Menentukan Pajak Terhutang
Menurut Diaz Priantara 2012:603 tahun pajak merupakan jangka waktu satu tahun  takwim.  Jangka  waktu  satu  tahun  takwim  adalah  dari  1  januari  sampai
dengan  31  desember.  Sedangkan  saat  yang  menentukan  pajak  yang  terutang adalah menurut keadaan objek pajak pada 1 januari. Karena tahun pajak dimulai 1
januari,  maka  keadaan  objek  pajak  pada  tanggal  tersebut  merupakan  saat  yang menentukan pajak terutang. Mengenai tempat Pajak Terutang adalah
:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Untuk daerah Jakarta, di wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
b. Untuk  daerah  lainnya,  di  wilayah  Kabupaten  Daerah  Tingkat  II  atau
Kotamadya Daerah Tingkat II yang meliputi letak objek pajak. 2.3 Kerangka Pikir
2.3.1  Pengaruh  Pemahaman  Wajib  Pajak  atas  PBB  terhadap  Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.
Landasan Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak atas PBB terhadap Keberhasilan Penerimaan  Pajak  Bumi  dan  Bangunan  tersebut  mengacu  pada  Teori
Kepentingan.  Teori  ini  dalam  ajarannya  yang  semula  hanya  memperhatikan pembagian  beban  pajak  yang  harus  dipungut  dari  seluruh  penduduk.  Pembagian
beban  ini  harus  didasarkan  atas  kepentingan  orang  masing-masing  dalam  tugas- tugas  pemerintah,  termasuk  perlindungan  atas  jiwa  orang-orang  itu  atas  harta
bendanya.  Oleh  karena  itu,  sudah  sewajarnyalah  jika  biaya-biaya  yang dikeluarkan oleh Negara dibebankan kepada mereka Siti Resmi, 2003:5.
Menurut  Siti  Kurnia  2010:141,  pemahaman  perpajakan  mempengaruhi sikap  terhadap  sistem  perpajakan  yang  adil.  Dengan  kualitas  pemahaman
perpajakan  yang  semakin  baik  akan  memberikan  sikap  memenuhi  kewajiban dengan  benar.  Dengan  meningkatnya  pengetahuan  perpajakan  maka  akan
berdampak positif terhadap pemahaman Wajib Pajak dalam membayar pajak. Tingkat  pemahaman perpajakan  yang tinggi  terhadap pajak  khususnya  pajak
bumi  dan  bangunan,  akan  secara  otomatis  membangkitkan  suatu  kesadaran kepada  wajib  pajak  akan  pentingnya  pemenuhan  kewajiban  dalam  membayar
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pajak.  Hal  tersebut  menjadi  suatu  andil  yang  sangat  besar  dalam  peningkatan keberhasilan penerimaan pajak bumi dan bangunan.
2.3.2  Pengaruh  Kesadaran  Wajib  Pajak  atas  PBB  terhadap  Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.
Kesadaran  bernegara  merupakan  faktor  penentu adanya  kesadaran  dalam  hal perpajakan.  Kesadaran  bernegara  merupakan sikap sadar  mempunyai Negara dan
sikap  sadar  terhadap  fungsi  Negara.  Sikap  tersebut  merupakan  konstelasi komponen  kognitif,  afektif  dan  konatif  yang  berinteraksi  dalam  memahami  dan
merasakan  serta  berperilaku  terhadap  makna  dan  fungsi  Negara  atau  siapapun yang merasa menjadi warga Negara, yaitu kerelaan dalam memberikan kontribusi
dana  untuk  melakasanakan  fungsi  pemerintahan  cara  membayar  kewajibannya yang berupa pajak Suparmoko, 2003:218.
Apabila setiap wajib pajak sadar akan pentingnya suatu pembangunan daerah serta segala partisipasinya dalam hal tersebut, maka dapat memacu pula kesadaran
dalam  hal  membayar  pajak  bumi  dan  bangunan  yang  berfungsi  sebagai penerimaan  daerah.  Dengan  adanya  tingkat  kesadaran  yang  tinggi  tersebut  dapat
memberikan peningkatkan pula pada penerimaan pajak bumi dan bangunan.
2.3.3  Pengaruh  Sosilasisasi  Perpajakan  atas  PBB  terhadap  Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.
Kegiatan  dalam  sosialisasi  perpajakan  mempunyai  andil  yang  sangat  besar dalam  memberikan  informasi  kepada  masyarakat  serta  akan  berpengaruh  pula
terhadap  keberhasilan  penerimaan  pajak  bumi  dan  bangunan.  Menurut  Mustofa 2005:10,  sosialisasi  merupakan  suatu  konsep  umum  yang  dimaknakan  sebagai
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
proses  dimana  kita  belajar  melalui  interaksi  dengan  orang  lain  tentang  cara berfikir,  merasakan  dan  bertindak  dimana  kesemuanya  itu  merupakan  hal-hal
yang sangat penting dalam menghasilkan partisipasi sosial yang efektif.
Menurut  Samudera  2004:6,  dalam  melakukan  sosialisai  perlu  adanya
strategi dan metode yang tepat yang dapat diaplikasikan dengan baik yaitu : a.
Publikasi Adalah  suatu  aktivitas  publikasi  yang  dilakukan  melalui  media  komunikasi,
baik media cetak seperti surat kabar, majalah maupun audiovisual seperti radio ataupun televisi.
b. Kegiatan
Institusi pajak dapat melibatkan diri pada penyelenggaraan aktivitas – aktivitas tertentu  yang  dihubungkan  dengan  program  peningkatan  kesadaran
masyarakat  akan  perpajakan  pada  momen  –  momen  tertentu.  Misalnya  : kegiatan olahraga, hari – hari nasional dan lain sebagainya.
c. Pemberitaan
Pemberitaan  dalam  hal  ini  mempunyai  pengertian  yang khusus  yaitu  menjadi bahan berita dalam arti positif, sehingga menjadi sarana promosi yang efektif.
Pajak dapat disosialisasikan dalam bentuk berita kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat lebih cepat menerima informasi tentang pajak.
d. Keterlibatan Komunitas
Melibatkan komunitas pada dasarnya adalah cara untuk mendekatkan institusi pajak dengan masyarakat, dimana iklim budaya Indonesia masih menghendaki
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
adat  ketimuran  untuk bersilaturahmi  dengan  tokoh –  tokoh setempat  sebelum institusi pajak dibuka.
e. Pencantuman Identitas
Berkaitan dengan pencantuman  logo otoritas pajak pada berbagai  media  yang ditujukan sebagai sarana promosi.
f. Pendekatan Pribadi
Pendekatan secara pribadi yang dilakukan secara informal tersebut ialah untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Dengan  adanya  berbagai  upaya  dalam  pengaplikasian sosialisasi  perpajakan, maka  diharapkan  para  wajib  pajak  dapat  dengan  mudah  memperoleh  segala
informasi  serta  peraturan  baru  yang  berkaitan  dengan  pajak  bumi  dan  bangunan. Hal tersebut dapat pula dijadikan suatu upaya dalam peningkatan kepatuhan wajib
pajak  yang  tentunya  akan  berpengaruh  pula  pada  penerimaan  pajak  bumi  dan bangunan.
2.3.4 Diagram Kerangka Pikir Pajak Bumi  dan  Bangunan  merupakan  salah  satu sumber  penerimaan  daerah
yang memberikan suatu kontribusi besar terhadap Penerimaan Daerah serta dapat diandalkan  untuk  membiayai  pembangunan,  karena  kontribusi  Pajak  Bumi  dan
Bangunan dalam APBD relatif besar. Oleh karena itu, pemerintah selalu berupaya untuk  menemukan  cara  agar  pembayaran  Pajak  Bumi  dan  Bangunan  dapat
berjalan seefektif mungkin serta setiap penerimaan yang diperoleh dapat mencapai target atau bahkan melampaui target yang telah ditetapkan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Berdasarkan  teori  –  teori  serta  penelitian  terdahulu  yang  telah  dijelaskan diatas, maka dapat dibuat suatu Diagram Kerangka Pemikiran sebagai berikut :
Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak atas PBB, Kesadaran Wajib Pajak dan Sosialisasi Perpajakan terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan
Regresi Linier Berganda
2.5 Hipotesis
Berdasarkan  pada  rumusan  masalah,  maka  dapat  dikemukakan  bahwa hipotesis  dalam  penelitian  ini  adalah  bahwa  Pemahaman  Wajib  Pajak  atas  PBB,
Kesadaran  Wajib  Pajak  dan  Sosialisasi  Perpajakan  berpengaruh  terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.
Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi
dan BangunanY
Pemahaman Wajib Pajak X1
Sosialisasi Perpajakan X3 Kesadaran Wajib Pajak X2
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.