timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memerhatikan keadaan pribadi subjek pajak maupun tempat tinggal.
c. Menurut Lembaga Pemungut, dikelompokkan menjadi dua : 1. Pajak Negara Pajak Pusat : merupakan pajak yang dipungut oleh
pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara pada umumnya. Contohnya adalah PPh, PPN, PPnBM, PBB serta Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB. 2. Pajak Daerah : merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik
tingkat I pajak provinsi maupun tingkat II pajak kabupatenkota dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing. Pajak
Provinsi meliputi pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, serta pajak pengambilan dan
pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan. Sedangkan untuk pajak kabupaten meliputi pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak
reklame, pajak penerangan jalan, pajak pengambilan bahan galian golongan c dan pajak parkir.
2.2.2.3 Tata Cara Pemungutan Pajak
Dalam hukum pajak dikenal tiga macam yang memungut pajak atas suatu penghasilan atau kekayaan, yaitu yang dinamakan sistem nyata, sistem fiktif dan
sistem campuran. Sistem tersebut harus dengan nyata-nyata disebutkan dalam undang-undang masing-masing pajak. Fiskus dan Wajib Pajak harus mentaatinya
dan tidak dibenarkan memilih cara yang menyimpang Siti Kurnia, 2009:43.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dalam memungut pajak, Siti Resmi 2008:11 mengemukakan terdapat tiga sistem dalam pemungutan pajak, yaitu :
a. Official Assessment System
Sistem pemungutan pajak yang member kewenangan aparatur perpajakan untuk menentukkan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap
tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b.
Self Assessment System Sistem pemungutan pajak ini memberi kewenagan pada Wajib Pajak
dalam menentukkan sendiri jumlah pajak yang terutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
c. With Holding System
Sistem pemungutan pajak ini memberi kewenagan pada Pihak Ketiga yang ditunjuk dalam menentukkan jumlah pajak yang terutang oleh Wajib
Pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Penunjukkan pihak ketiga ini dilakukan sesuai peraturan
perundang-undangan perpajakan, keputusan presiden dan peraturan lainnya untuk memotong dan memungut pajak, menyetor dan
mempertanggungjawabkan melalui sarana perpajakan yang tersedia.
2.2.2.4 Tarif Pajak
Untuk menghitung besarnya pajak yang terutang diperlukan dua unsur yaitu tarif pajak dan dasar pengenaan pajak. Tarif pajak dapat berupa angka atau
presentase tertentu. Jenis pajak dibedakan menjadi beberapa yaitu tarif tetap, tarif
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
proporsional sebanding, tarif progresif meningkat serta tarif degresif Siti Resmi, 2008:14.
a. Tarif Tetap, adalah tarif berupa jumlah atau angka yang tetap, berapapun
besarnya dasar pengenaan pajak. Contohnya untuk penyerahan Barang Kena Pajak BKP di daerah Pabean dikenakan pajak PPN sebesar 10.
b. Tarif Proporsional sebanding merupakan tarif berupa persentase tertentu
yang sifatnya tetap terhadap berapa pun dasar pengenaan pajaknya. Semakin besar dasar pengenaan pajak maka semakin besar pula jumlah
pajak yang terutang dengan kenaikan secara proporsional. c.
Tarif Progresif Meningkat adalah tarif berupa persentase tertentu yang semakin meningkat dengan semakin meningkatnya dasar pengenaan pajak.
d. Tarif Degresif Menurun merupakan tarif berupa persentase tertentu yang
semakin menurun dengan semakin meningkatnya dasar pengenaan pajak.
2.2.2.5 Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak