Obat Tradisionaljamu PENELAAHAN PUSTAKA
Inflamasi secara umum dibagi dalam 3 fase, yakni : inflamasi akut, respon imun, dan inflamasi kronis. Inflamasi akut merupakan respon awal terhadap
cedera jaringan; hal tersebut terjadi melalui mekanisme pelepasan mediator kimia dan pada umumnya didahului oleh pembentukan respon imun. Respon imun
terjadi bila sejumlah sel yang mampu menimbulkan kekebalan diaktifkan untuk merespon organisme asing yang terlepas selama respon terhadap inflamasi akut
serta kronis. Akibat dari respon imun bagi hospes mungkin menguntungkan, sebab organisme penyerang difagositosis atau dinetralisir, sebaliknya akibat
tersebut juga dapat merusak bila menjurus pada inflamasi kronis tanpa penguraian dari proses cedera yang mendasarinya. Inflamasi kronis melibatkan keluarnya
sejumlah mediator yang tidak menonjol dalam respon akut seperti interferon, PDGF platelet-derived growth factor serta interleukin-1,2,3. Salah satu kondisi
yang paling penting yang melibatkan mediator-mediator ini ialah artritis reumatoid, dimana inflamasi kronis menyebabkan sakit dan kerusakan pada tulang
dan tulang rawan yang bisa menjurus kepada ketidakmampuan untuk bergerak dimana terjadi perubahan-perubahan sistemik yang bisa memperpendek umur
Katzung, 2001. Gejala reaksi radang yang dapat diamati :
1. Rubor atau kemerahan biasanya merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yang mengalami peradangan. Waktu reaksi peradangan mulai timbul,
maka arteriol yang menyuplai daerah tersebut. Dengan demikian lebih banyak darah yang mengalir ke dalam mikrosirkulasi lokal. Kapiler-kapiler yang
sebelumnya kosong atau sebagian saja yang meregang dengan cepat terisi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penuh dengan darah. Keadaan ini yang dinamakan hiperemia atau kongesti, menyebabkan warna merah lokal karena peradangaan akut Price dan Wilson,
1992. 2. Kalor atau panas, terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan
akut. Sebenarnya, panas merupakan sifat reaksi peradangan yang hanya terjadi pada permukaan tubuh, yang dalam keadaan normal lebih dingin dari 37
C, yaitu suhu dalam tubuh. Daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas
dari sekelilingnya, sebab darah pada suhu 37 C yang disalurkan tubuh ke
permukaan daerah yang terkena lebih banyak daripada yang disalurkan ke daerah normal Price dan Wilson, 1992.
3. Dolor atau rasa sakit, dari reaksi peradangan ditimbulkan melalui berbagai cara. Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat
merangsang ujung-ujung saraf. Hal yang sama, pengeluaran zat kimia tertentu seperti histamin atau zat bioaktif lainnya dapat merangsang saraf. Selain itu,
pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan peningkatan tekanan lokal yang tanpa diragukan lagi dapat menimbulkan rasa saki Price dan
Wilson, 1992. 4. Tumor atau pembengkakan ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel
dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstisial. Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat. Sel-sel darah putih,
atau leukosit meninggalkan aliran darah, dan tertimbun sebagai bagian ari eksudat Price dan Wilson, 1992.
5. Fungsio laesa atau perubahan fungsi adalah reaksi peradangan dimana terdapat nyeri disertai sirkulasi abnormal, dan lingkungan kimiawi lokal yang
abnormal, berfungsi secara abnormal Price dan Wilson, 1992. Gejala-gejala ini merupakan akibat dari gangguan aliran darah yang
terjadi akibat kerusakan jaringan dalam pembuluh pengalir terminal, gangguan keluarnya plasma darah eksudasi ke dalam ruang ekstra sel akibat meningkatnya
ketelapan kapiler dan perangsangan reseptor nyeri. Reaksi ini dapat disebabkan oleh pembebasan bahan-bahan mediator histamin, serotonin, prostaglandin,
kinin Mutschler, 1986. Penyebab inflamasi banyak sekali dan beraneka ragam, dan penting sekali
untuk diketahui bahwa inflamasi dan infeksi itu tidak sinonim. Yang dimaksud dengan infeksi adalah adanya mikroorganisme hidup dalam jaringan. Infeksi ini
hanya merupakan salah satu penyebab dari inflamasi. Inflamasi dapat terjadi dengan mudah pada keadaan steril sempurna, seperti sewaktu sebagian jaringan