Tahap Denouement atau Tahap Penyelesaian Rangkuman

87 Dalam pertempuran tersebut, istri Pangeran Diponegoro beserta ketiga anaknya yang masih kecil berhasil meloloskan diri melalui perintah Pangeran Diponegoro menuju Selarong. Pangeran Diponegoro akhirnya ikut mundur atas nasihat Pangeran Mangkubumi. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut. 34 Kekuatanmu tidak berimbang, Wir, “kata Pangeran Mangkubumi. “Lebih baik kamu membantu Ratnaningsih ke Selarong. Aku ikut bersamamu ke sana. Kita susun kekuatan di sana untuk melawan Belanda.”Hlm. 434 Tahapan Klimaks dalam novel ini berakhir dengan terbakarnya Puri Tegalrejo. Peristiwa penyerangan Belanda ke Puri Tegalrejo menjadi awal dari babakan perang Jawa. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut. 35 Di Selarong nanti, mulai besok Pangeran Diponegoro berpikir untuk bertindak menegakkan harga diri itu atas nama rakyatnya dan bangsanya. Tindakan itu selanjutnya merupakan awal dari perang suci di bawah keyakinan jihad melawan angkara, penindasan, penjajahan. Ya, Perang Jawa dimulai besok. Hlm. 435 Kutipan diatas menjadi penutup cerita novel Pangeran Diponegoro : Menuju Sosok Khalifah karya Remy Sylado.

2.5 Tahap Denouement atau Tahap Penyelesaian

Tahap penyelesaian adalah tahapan konflik yang telah memasuki babak penyelesaian atau ketegangan dikendorkan. Dalam tahap ini, konflik-konflik yang lain atau konflik-konflik tambahan jika ada diberi jalan keluar atau ceritanya diakhiri Nurgiyantoro, 2007: 150. Dalam novel Pangeran Diponegoro : Menuju Sosok Khalifah karya Remy Sylado, cerita berakhir dengan penyerangan Belanda terhadap Pangeran 88 Diponegoro. Peristiwa tersebut menjadi puncak ketegangan yang terjadi akibat konflik Pangeran Diponegoro dengan kekuasaan kolonial Belanda. Setelah klimaks, tidak ada pengendoran ketegangan dalam cerita ini. Selain itu, tidak ada jalan keluar yang dipaparkan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi dalam novel Pangeran Diponegoro : Menuju Sosok Khalifah karya Remy Sylado. Hal ini dikarenakan cerita dalam novel ini berhenti pada peristiwa penyerangan Belanda terhadap Pangeran Diponegoro. Oleh karena itu, Penulis menyimpulkan tidak ada tahapan penyelesaian dalam Novel Pangeran Diponegoro : Menuju Sosok Khalifah.

2.6 Rangkuman

Penulis menyimpulkan bahwa analisis struktur alur dalam Novel Pangeran Diponegoro : Menuju Sosok Khalifah adalah alur campuran. Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam tahapan alur tidak seluruhnya berjalan lurus, progresif. Terdapat peristiwa flash back pada subbab nomor lima puluh. Flash back dimunculkan untuk menjelaskan latar belakang kematian Sultan Hamengku Buwono IV dan peristiwa kematiannya. Tahapan penyituasian dimulai dengan peristiwa pertemuan Pangeran Diponegoro dengan Raden Ayu Ratnaningsih. Dalam tahap ini, muncul konflik kecil yang terjadi karena ketidaksesuaian pendapat Pangeran Diponego dengan ibundanya Raden Ajeng Mangkarawati dalam menentukan prosesi pernikahan. Raden Ajeng Mangkarawati menginginkan anaknya menikah dengan adat keraton, 89 tetapi Pangeran Diponegoro menginginkan adat seperti rakyat biasa. Konflik tersebut menjelaskan sikap Pangeran Diponegoro sebagai orang islam taat yang tidak suka dengan jabatan keraton. Selain itu, Pangeran Diponegoro ingin membuktikan kepada rakyatnya bahwa ia adalah bagian dari rakyat melalui prosesi pernikahannya. Tahap pemunculan konflik dimulai ketika muncul tokoh bernama Danurejo IV. Dalam alur novel ini, Danurejo IV memiliki kepentingan yang berlawanan dengan Pangeran Diponegoro. Danurejo IV adalah patih yang menjadi kaki tangan Belanda. Danurejo IV berada di balik beberapa peristiwa seperti kematian Sultan Hamengku Buwono III dan Sultan Hamengku Buwono IV. Tahap peningkatan konflik dimulai ketika Pangeran Diponegoro dan Danurejo IV sama-sama duduk sebagai dewan perwalian Sultan Hamengku Buwono V. Situasi ini menimbulkan konfrontasi langsung antara Pangeran Diponegoro dengan Danurejo IV. Peristiwa-peristiwa dalam tahapan ini adalah berbagai upaya Danurejo IV menyingkirkan Pangeran Diponegoro. Tahap Klimaks terjadi pada peristiwa penyerangan pasukan Belanda ke Puri Tegalrejo, kediaman Pangeran Diponegoro. Tahapan ini terjadi pada subbab nomor enam puluh dua. Penyerangan pasukan Belanda terjadi karena hasutan Danurejo IV terhadap Belanda melalui Residen Smissaert. Penulis menyimpulkan tidak terdapat tahap penyelesaian dalam novel Pangeran Diponegoro : Menuju Sosok Khalifah . Hal ini dikarenakan cerita berhenti pada tahap klimaks, yaitu penyerangan pasukan Belanda ke Puri 90 Tegalrejo. Selain itu, juga tidak terdapat jalan keluar dalam menyelesaikan konflik antara Pangeran Diponegoro dengan Danurejo IV dan Belanda. 91

BAB III SITUASI POLITIK DI YOGYAKARTA