E. Metanol
Metanol metil alkohol yang memiliki struktur molekul CH
3
OH. Metanol bersifat  racun  dan  dapat  mematikan  bila  ditelan.  Kebutaan  dapat  pula  terjadi
karena kontak dengan kulit atau penghirupan uapnya terlalu lama. Kebutaan orang yang mencerna metanol disebabkan terbentuknya formaldehid H
2
CO yang dapat merusakkan retina Keenan, 1992.
Metanol  adalah  golongan  senyawa  alkohol  yang  paling  sederhana,  yang berisi  satu  atom  karbon.  Kharakteristik  dari  metanol  adalah  berupa  cairan,  tidak
berwarna  dan  memiliki  bau  khas  alkohol  Environmental  Protection  Agency, 1994. Metanol memiliki nilai indeks polaritas sebesar 5,1 dan termasuk senyawa
yang  bersifat  polar  Byers,  2003.  Metanol  banyak  digunakan  sebagai  larutan penyari yang digunakan pada saat maserasi. Pelarut ini diduga mampu melarutkan
hampir semua komponen, baik yang bersifat polar, semi polar maupun non polar Al-
Ash’ary, Supriyanti, Zackiyah, 2010.
F. Metode Ekstraksi
Ekstraksi  cair-cair  digunakan  sebagai  cara  untuk  praperlakuan  sampel untuk memisahkan analit-analit dari komponen-komponen matriks yang mungkin
mengganggu pada  saat pendeteksian analit. Disamping  itu, ekstraksi pelarut  juga digunakan  untuk  memekatkan  analit  yang  ada  di  dalam  sampel  dengan  jumlah
kecil  sehingga  tidak  menyulitkan  proses  pendeteksiannya.  Analit-analit  yang mudah  terekstraksi  dalam  pelarut  organik  adalah  molekul-molekul  netral  yang
berikatan  secara  kovalen  dengan  substituen  yang  bersifat  non  polar  atau  agak
polar.  Sementara  itu,  senyawa-senyawa  polar  dan  juga  senyawa-senyawa  yang mudah mengalami ionisasi akan tertahan dalam fase air Sudjadi, 2007.
Ekstrak  adalah  sediaan  pekat  yang  diperoleh  dengan  mengekstraksi  zat aktif  dari  simplisia  nabati  atau  hewani  menggunakan  pelarut  yang  sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa  diperlakukan  sedemikian  rupa  hingga  memenuhi  baku  yang  telah
ditetapkan Departemen Kesehatan RI , 1995. Metode  ekstraksi  memilik  beberapa  metode  ekstraksi,  yang  paling
sederhana  adalah  ekstraksi  dingin.  Dengan  cara  ini  bahan  kering  hasil  gilingan diekstraksi  pada  suhu  kamar  secara  berturut-turut  dengan  pelarut  yang
kepolarannya  makin  tinggi:  pertama  heksana  atau  petroleum  eter,  kemudian kloroform  atau  diklorometana,  etil  asetat,  aseton,  metanol  dan  akhirnya  air
Heinrich dan Barnes, 2009. Keuntungan  utama  metode  ini  merupakan  metode  ekstraksi  yang  mudah
karena ekstrak tidak dipanaskan sehingga kemungkinan kecil bahan alam menjadi terurai.  Penggunaan  pelarut  dengan  peningkatan  kepolaran  secara  berurutan
memungkinkan  pemisahan  bahan-bahan  alam  berdasarkan  kelarutannya polaritasnya  dalam  pelarut  ekstraksi.  Ekstraksi  dingin  memungkinkan  banyak
senyawa  terekstraksi,  meskipun  beberapa  senyawa  memiliki  kelarutan  terbatas dalam pelarut ekstraksi suhu kamar Heinrich dan Barnes, 2009.
Metode  maserasi  merupakan  cara  penyarian  sederhana  yang  dilakukan dengan  cara  merendam  serbuk  simplisia  dalam  cairan  penyari  selama  beberapa
hari  pada  temperatur  kamar  dan  terlindung  dari  cahaya.  Metode  maserasi
digunakan  untuk  menyari  simplisia  yang  mengandung  komponen  kimia  yang mudah  larut  dalam  cairan  penyari  tidak  mengandung  benzoin,  tiraks  dan  lilin.
Sudjadi, 1986.
G. Pengukuran Serum ALT dan AST