4. Perlakuan Jangka Pendek Ekstrak Metanol-Air Daun M. tanarius
Terhadap Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida
Pada  penelitian  ini,  dilakukan  pengujian  jangka  pendek.  Oleh  karena  itu penulis  membatasi  waktu  perlakuan  jangka  pendek  ekstrak  metanol  air  daun  M.
tanarius sebelum  pemejanan  CCl
4
adalah  rentang  waktu  antara  ½  jam  sampai  6 jam.  Dari  rentang  waktu  tersebut,  ditentukan  waktu  sebagai  perlakuan  ekstrak
metanol air  daun M. tanarius yaitu ½, 1,2, 4, dan 6 jam. Berikut merupakan hasil data secara statistik yang menunjukkan perbedaan
yang  bermakna  dan  perbedaan  yang  tidak  bermakna  dari  masing-masing kelompok, dapat dilihat pada tabel VII, gambar 8 untuk data ALT dan tabel VIII
dan gambar 9 untuk data AST.
Tabel VII.  Perbandingan  data  berbeda  bermakna  dan  berbeda  tidak bermakna  pada  perlakuan  jangka  pendek  ekstrak  metanol-air
daun  M.  tanarius  3840  mgkgBB  berdasarkan  aktivitas  serum ALT pada beberapa variasi waktu
ALT Kontrol
CCl
4
Kontrol Olive oil
Kontrol Metanol  Jam ½
Jam 1 Jam 2
Jam 4 Jam 6
Kontrol CCl
4
BB BB
BB BB
BB BB
BB Kontrol Olive oil
BB TB
TB BB
BB TB
TB Kontrol Metanol
BB TB
TB BB
BB TB
TB Jam ½
BB TB
TB TB
TB TB
TB Jam 1
BB BB
BB TB
TB TB
BB Jam 2
BB BB
BB TB
TB TB
BB Jam 4
BB TB
TB TB
TB TB
TB Jam 6
BB TB
TB TB
BB BB
TB
BB= berbeda bermakna p0,05; TB = berbeda tidak bermakna p0,05
Gambar 8. Diagram batang rata-rata pengaruh perlakuan jangka pendek  pemberian ekstrak metanol-air terhadap hepatotoksisitas karbon tetraklorida dilihat dari aktivitas
serum ALT
Tabel VIII.   Perbandingan  data  berbeda  bermakna  dan  berbeda  tidak bermakna pada perlakuan jangka pendek ekstrak metanol-air
daun  M.  tanarius  3840  mgkgBB  berdasarkan  aktivitas  serum AST pada beberapa variasi waktu
AST Kontrol
Metanol Jam
½ Jam 1
Jam 2 Jam 4
Jam 6 Kontrol
CCl
4
BB BB
BB BB
BB BB
Kontrol Olive oil
TB BB
BB BB
BB TB
Kontrol Metanol
BB BB
BB BB
TB Jam ½
BB BB
BB BB
TB Jam 1
BB BB
TB TB
BB Jam 2
BB BB
TB TB
BB Jam 4
BB BB
TB TB
BB Jam 6
TB TB
BB BB
BB
BB= berbeda bermakna p0,05; TB = berbeda tidak bermakna p0,05
Gambar 9. Diagram batang rata-rata pengaruh perlakuan jangka pendek  pemberian ekstrak metanol-air terhadap hepatotoksisitas karbon tetraklorida dilihat dari aktivitas
serum AST
Pada  pemberian  perlakuan  pada  waktu  jam  ke-½  jam  ekstrak  metanol  air daun  M.  tanarius  3840  mgkg  BB  kelompok  IV  menunjukkan  aktivitas  serum
ALT  adalah 95,8 ± 4,2 UL. Pada pengukuran data aktivitas serum ALT tersebut didukung dengan pengukuran aktivitas serum AST yang secara statistik dihasilkan
271,0  ±  35,9  UL.  Hasil  analisis  menunjukkan  efek  hepatoprotektif  yang dihasilkan  sebesar  61,12.  Apabila  dibandingkan  dengan  kontrol  hepatotoksin
CCl
4
menunjukkan  adanya  perbedaan  yang  bermakna,  yang  menyatakan  bahwa pemberian ekstrak M. tanarius pada jam ke-½ dapat menurunkan aktivitas serum
ALT  dan  AST  sedangkan  dibandingkan  dengan  kontrol  negatif  memiliki perbedaan  yang  tidak  bermakna.  Pada  perlakuan  jam  ke-½  ekstrak  metanol-air
daun  M.  tanarius  mempunyai  efek  hepatoprotektif  karena  dapat  melindungi  hati sebesar lebih dari 50 dari hepatotoksin CCl
4
. Kelompok  perlakuan  jam  ke-1  ekstrak  metanol  air  daun  M.  tanarius  3840
mgkg  BB  dapat  dilihat  pada  kelompok  V  dari  tabel  V  menunjukkan  hasil aktivitas  serum  ALT  140,6  ±  6,3  UL  dan  aktivitas  serum  AST  sebesar  431,0  ±
24,5  UL.  Pada  perlakuan  ini,  diketahui  bahwa  memiliki    efek  hepatoprotektif sebesar  42,93  .  Apabila  dibandingkan  dengan  kontrol  hepatotoksin  CCl
4
menunjukkan  perbedaan  yang  bermakna  p0,05,  hal  ini  membuktikan  bahwa ekstrak metanol-air daun M. tanarius memiliki efek hepatoprotekif. Apabila nilai
ALT dan  AST pada kelompok perlakuan  jam  ke-1 dibandingkan dengan kontrol negatif  olive  oil,  menunjukkan  adanya  perbedaan  yang  bermakna  tabel  VIII.
Dari  data  tersebut  berarti,  ekstrak  metanol-air  daun  M.  tanarius  memiliki  efek hepatoprotektif  tetapi  akibat  kerusakan  di  hepar  yang  ditimbulkan  oleh  CCl
4
, belum bisa kembali seperti normal.
Pada  perlakuan  efek  hepatoprotektif  jangka  pendek  ekstrak  metanol-air daun  M.  tanarius  dengan  perlakuan  jam  ke-2  dapat  dilihat  pada  kelompok  VI
dari  tabel  V  menunjukkan  hasil  aktivitas  serum  ALT  147,4  ±  11,3  UL  dan aktivitas  serum  AST  sebesar  429,6  ±  17,8  UL  dengan  efek  hepatoprotektif
sebesar  40,17.  Hasil  ini  menunjukkan  perbedaan  yang  bermakna  p0,05 dibandingkan  dengan  kontrol  hepatotoksin  CCl
4
.  Dengan  adanya  perbedaan aktivitas  serum  yang  bermakna  antara  kelompok  perlakuan  jam  ke-2  dengan
kelompok  kontrol  hepatotoksin  berarti  ekstrak  metanol-air  daun  M.  tanarius memiliki  efek  hepatoprotektif.  Pada  perlakuan  jangka  pendek  jam  ke-2  terjadi
penurunan efek hepatoprotektif bila dibandingkan dengan jam ke-½ dan pada jam ke-1. Apabila dibandingkan dengan kontrol negatif olive oil, menunjukkan adanya
perbedaan  yang  bermakna  yang  berarti  bahwa  ekstrak  metanol-air  daun  M. tanarius
memiliki  efek  hepatoprotektif  tetapi  akibat  kerusakan  pada  hepar  yang ditimbulkan oleh CCl
4
belum bisa kembali seperti normal. Pada  perlakuan  jam  ke-4  dapat  dilihat  pada  kelompok  VII  dari  tabel  V
menunjukkan hasil aktivitas serum ALT 113,4 ± 7,5 UL dan aktivitas serum AST sebesar  408,6  ±  7,3  UL  dengan  efek  hepatoprotektif  sebesar  53,97.  Dari  data
tersebut  apabila  dibandingkan  dengan  kontrol  hepatotoksin  CCl
4
menunjukkan perbedaan  yang  bermakna  p0,05  yang  berarti  ekstrak  metanol-air  daun  M.
tanarius memiliki  efek  hepatoprotektif.  Pada  perlakuan  jangka  pendek  jam  ke-4
bila  dibandingkan  dengan  kontrol  negatif  olive  oil,  menunjukkan  adanya perbedaan yang tidak bermakna tabel VII yang berarti bahwa, ekstrak metanol-
air daun M. tanarius yang diberikan memiliki efek hepatoprotektif sehingga dapat memperbaiki  kerusakan  yang  terjadi  di  hepar  yang  disebabkan  oleh  CCl
4
,  dan fungsi hati sudah kembali seperti normal.
Pada  perlakuan  jam  ke-6  pemberian  ekstrak  metanol-air  daun  M.  tanarius didapatkan  hasil  pengukuran  aktivitas  serum  ALT  sebesar  74,2  ±  5,9  UL  dan
aktivitas  AST  sebesar  177,8  ±  19,8  UL  dengan  daya  hepatoprotektif  sebesar 69,88.  Dari  hasil  tersebut  apabila  dibandingkan  dengan  kontrol  hepatotoksin
menghasilkan perbedaan yang bermakna yang berarti ekstrak metanol-air daun M. tanarius
memiliki efek hepatoprotektif. Bila dibandingkan dengan kontrol negatif olive  oil
terdapat  perbedaan  yang  tidak  bermakna,  yang  menandakan  bahwa
ekstrak  metanol-air  daun  M.  tanarius  memiliki  efek  hepatoprotektif  sehingga dapat memperbaiki kerusakan hepar yang diakibatkan oleh induksi CCl
4
sehingga fungsi hati dapat kembali normal.
Data penelitian ini, secara keseluruhan diketahui bahwa, ekstrak metanol-air daun  M.  tanarius    dapat  digunakan  sebagai  hepatoprotektor,  dengan  senyawa
penginduksi  karbon  tetraklorida  yang  menyebabkan  steatosis.  Kerusakan  hati lainnya yang disebabkan oleh senyawa kimia seperti galaktosamin. Penginduksian
galaktosamin menyebabkan terjadinya kerusakan hati disebabkan oleh virus yang menyerupai  virus  hepatitis  Yamamoto,  Mori,  Murakami,  Yoshino,  1995.  Oleh
karena  itu,  diperlukan  pengujian  lebih  lanjut,  daun  M.  tanarius  dapat  digunakan untuk hepatoprotektor dengan menggunakan senyawa penginduksi galaktosamin.
Pada perlakuan jangka pendek yang dilakukan pada jam ke-½, 1, 2, 4 dan 6 didapatkan  hasil aktivitas serum  ALT secara  berurutan  yaitu 95,8 ± 4,2; 140,6 ±
6,3;  147,4  ±  11,3;  113,4  ±  7,5;  74,2  ±  5,9  UL.  Untuk  aktivitas  ALT  secara berurutan yaitu 271,0 ± 35,9; 431,0 ± 24,5; 429,6 ± 17,8; 408,6 ± 7,3 dan 177,8 ±
19,8 UL. Dari data tersebut, diketahui bahwa efek hepatoprotektif tertinggi yang mencapai  60,  pada  perlakuan  jam  ke-6,  kemudian  perlakuan  jam  ke-½  dapat
dilihat pada tabel V. Perlakuan  jangka  pendek,  dapat  diketahui  waktu  perlakuan  yang  paling
efektif  yang  memiliki  efek  hepatoprotektif.  Hasil  data  statistik  yang  diperoleh, terdapat perbedaan yang tidak bermakna pada perlakuan jangka pendek jam ke-½,
4 dan 6 bila dibandingkan dengan kontrol hepatotoksin CCl
4
dan kontrol negatiif olive  oil
.  Dari  data  tersebut  menandakan  bahwa,  ekstrak  metanol-air  daun  M.
tanarius memiliki efek sebagai hepatoprotektif dan dapat memperbaiki kerusakan
yang  terjadi  akibat  induksi  CCl4,  sehingga  hepar  dapat  kembali  ke  kondisi normal.
Pada  perbandingan  data  statistik  antara  jam  ke-½  dan  jam  ke-4 menunjukkan    aktivitas  serum  ALT  yang  berbeda    tidak    bermakna,  sedangkan
dari  aktivitas  serum  AST  didapatkan    perbedaan  yang  bermakna.  Maka,  dapat dikatakan  bahwa  perlakuan  pada  jam  ke-½  memiliki  efek  hepatoprotektif  yang
sama.  Apabila  perlakuan  jam  ke-½  dibandingkan  dengan  jam  ke-6  terdapat perbedaan  yang  tidak  bermakna  pada  aktivitas  serum  ALT  dan  AST.  Hal  ini
menunjukkan bahwa, pada jam ke-½ dan ke-6 memiliki efek hepatoprotektif yang sama.  Maka,  dari  perbandingan  antar  jam,  dapat  disimpulkan  bahwa  pemberian
ekstrak  metanol-air  daun  M.  tanarius  pada  jam  ke-½,  4  dan  6,  memiliki  efek hepatoprotektif  yang  sama.  Oleh  karena  itu,  waktu  efektif  pemberian  ekstrak
metanol-air  daun  M.  tanarius    yang    dapat  diberikan  untuk  melindungi  hepar adalah pada  jam ke-½. Hal  ini disebabkan karena waktunya  yang cukup  singkat,
sehingga  dapat  dengan  cepat  melindungi  hepar  tikus  dari  toksin  CCl
4
.  Dalam pengembangan  penelitian,  ekstrak  metanol-air  daun  M.  tanarius  yang  memiliki
efek  hepatoprotektif dapat diformulasikan  menjadi  bentuk sediaan  lain, sehingga dapat diaplikasikan pada manusia.
D. Rangkuman Pembahasan