Kerusakan sel hati dibagi menjadi dua, yaitu: a.  Kerusakan sel hati akut
Kerusakan sel hati akut dapat terjadi karena nekrosis besar pada hati, yang disebabkan  karena  infeksi  viral,  obat-obat  yang  merusak  hati,  maupun  induksi
senyawa kimia. Kerusakan sel hati akut ditandai dengan adanya penyakit kuning, hipoglikemia,  gangguan  elektrolit  dan  asam-basa,  enselophati  hati,  dan  kenaikan
serum enzim alanin transferase dan aspartate transaminase pada kasus terjadinya nekrosis hati Chandrasoma dan Taylor, 1995.
b.  Kerusakan sel hati kronik Kerusakan  sel  hati  kronik  biasanya  merupakan  hasil  dari  sirosis  yang
merupakan  tahap  lanjut  dari  nekrosis,  fibrosis,  dan  regenerasi  nodular Chandrasoma  dan  Taylor,  1995.  Pada  keadaan  nekrosis  terjadi  pemecahan  sel
hepatosit  sehingga  enzim  alanin  transferase  ALT  yang  terdapat  dalam  sel  hati keluar dan masuk ke aliran darah dan ditandai dengan  peningkatan aktivitas ALT
Zimmerman, 1978.
C. Hepatotoksin
Banyak  kerusakan  hati  seperti  yang  diuraikan  diatas  yaitu  steatosis, nekrosis,  sirosis  yang  disebabkan  oleh  paparan  senyawa  toksik  hepatotoksin.
Contohnya  adalah  paparan  CCl
4
,  kloroform,  aflatoksin  dan  fosfor  Lu,  1995. Hepatotoksin  merupakan  zat  toksik  yang  dapat  menyebabkan  rusaknya  sel  hati
Poppy,  Komala,  Santoso,  Sulaiman,  Rienita,  Nuswantari,  1998.  Obat  dan senyawa yang dapat menyebabkan kerusakan hati dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.  Hepatotoksin teramalkan tipe A. Merupakan  obat  atau  senyawa  yang  bila  diberikan  dapat  mempengaruhi
sebagian  besar  orang  yang  menelan  senyawa  tersebut  dalam  jumlah  yang  cukup untuk  menimbulkan  efek  toksik.  Hepatotoksin  teramalkan  bergantung  kepada
dosis  pemberian  Forrest,  2006.  Contoh  hepatotoksin  teramalkan  adalah  racun jamur  Amanita  phalloides,  karbon  tetraklorida,  kloroform,  parasetamol
Chandrasoma dan Taylor, 1995. Prosesnya  dikenal  sebagai  toksisitas-intrinsik,  dan  aksinya  dapat  terjadi
secara  langsung  atau  tidak  langsung.  Secara  langsung,  obat  induk  atau  bentuk metabolitnya langsung berikatan dengan komponen membran sel dan merusak sel
hati  beserta seluruh organelnya,  seperti ditunjukkan oleh karbon tetraklorida dan parasetamol.  Secara  tidak  langsung,  obat  induk  atau  bentuk  metabolitnya  dalam
menimbulkan  luka  hepatik  dengan  cara  mengganggu  jalur  metabolik-khas  atau mengganggu jalur ekskresi hepatik Donatus,1992.
b.  Hepatotoksin takteramalkan tipe B. Merupakan  obat  atau  senyawa  yang  tidak  bersifat  toksik  pada  hati  tetapi
jika  diberikan  kepada  orang  tertentu  akan  dapat  menimbulkan  efek  toksik. Hepatotoksin  jenis  ini  tidak  bergantung  pada  dosis  pemberian.  Contoh  obat-obat
yang tipe ini adalahisoniazid, halothane, dan chlorpromazine Forrest, 2006.
D. Karbon tetraklorida
Gambar 3. Struktur kimia karbon tetraklorida
Pustakalaya, 2005
Karbon  tetraklorida  merupakan  senyawa  kimia  yang  dengan  rumus molekul  CCl
4
dan  memiliki  rumus  bangun  seperti  pada  gambar  3.  Karbon tetraklorida  merupakan  cairan  bening  yang  tidak  mudah  terbakar  dan  memiliki
bau yang khas, larut dalam etanol, aseton, benzen, karbon disulfida dan memiliki kelarutan  rendah  dalam  air  Oehha,  2000.  Karbon  tetraklorida  pada  masa  lalu
digunakan  sebagai  cairan  pemebersih,  bahan  yang  digunakan  untuk  pemadam kebakaran  Departement  of  Health  and  Human  Services,  2005.  Karbon
tetraklorida  merupakan  cairan  bening  yang  sangat  mudah  menguap  dan  tidak mudah  terbakar  Karbon  tetraklorida  merupakan  senyawa  kimia  yang
dikhawatirkan  dapat  menyebabkan  karsinogen  dan  dibuktikan  melalui  penelitian terhadap hewan uji Departement of Health and Human Services, 2011.
Hal  ini dibuktikan dengan adanya  beberapa penelitian. Frezza dkk 1994 meneliti  bahwa  sekelompok  tikus  galur  Sprague  Dawley  yang  diinduksi  karbon
tetraklorida  mengalami  kematian  dan  terjadi  kanker  hati.  Pada  tahun  1995, penelitian  mengenai  hepatotoksin  karbon  tetraklorida  dilakukan  oleh  Rosnalini
yang  meneliti  mengenai  optimasi  dosis  hepatoprotektif  kurkuminoid  pada  tikus.
Penelitian  lainnya  mengenai  karbon  tetraklorida  sebagai  hepatotoksin  dilaporkan oleh  Bulan,  Pramono  2009  yang  meneliti  adanya  perubahan  kadar  SGOT  dan
SGPT  setelah  diberikan  rebusan  daun  putri  malu  Mimosa  pudica,  Linn  pada tikus yang terinduksi karbon tetraklorida.
Karbon  tetraklorida  telah  diketahui  sebagai  senyawa  model  yang  dapat menimbulkan  nekrosis  hepar dan perlemakan  hati pada  berbagai  macam spesies.
Senyawa  ini  mudah  larut dalam komponen  lemak, yang  mengakibatkan senyawa ini  terdistribusi  ke  seluruh  tubuh,  meskipun  begitu  efek  utama  ketoksikannya
adalah di  hepar dengan cara pemberian apapun Timbrell, 2008. Kerusakan  hati yang ditimbulkan oleh karbon tetraklorida dapat menaikkan aktivitas serum ALT
dan  AST  sebesar  sekitar  4  kali  dan  3  kali  dari  aktivitas  serum  normal.  Berikut adalah  tingkat  kenaikan  relatif  dari  beberapa  serum  enzim  dari  terjadinya
keracunan hati.
Gambar 4. Kenaikan relatif aktivitas serum ALT dan AST
Zimmerman, 1999
Karbon tetraklorida  merupakan senyawa  yang  bersifat toksik karena akan mengalami  reaksi  reduksi  dehalogenasi  membentuk  radikal  bebas  yaitu  radikal
triklormetil
CCl
3
.  Radikal  ini  kemudian  akan  bereaksi  dengan  oksigen  dan membentuk  radikal  triklorometil  peroksi
OOCCl
3
yang  lebih  reaktif  Hippeli
dan  Elstner,  1999.    Kemudian  radikal  tersebut  menginisiasi  terjadinya  radikal lipid yang menyebabkan terbentuknya lipid hidroperoksidase LOOH dan radikal
lipid  alkoksil  LO
.  Melalui  proses  fragmentasi,  radikal  lipid  alkoksi  tersebut akan  diubah  menjadi  malondialdehid  Gregus  dan  Klaaseen,  2001.  Senyawa
aldehid  inilah  yang  akan  menyebabkan  kerusakan  pada  membran  plasma  dan meningkatkan permeabilitas membran Bruckner dan Warren, 2001.
Senyawa  radikal  ini  juga  mengakibatkan  kerusakan  pada  organela  lain yang  akan  menyebabkan  nekrosis  kerusakan  hati  Zimmerman,  1978.  Berikut
ini  akan  digambarkan  skema  biotransformasi  terjadinya  reaksi  reduksi dehalogenasi dan reaksi oksidasi dari karbon tetraklorida.
C Cl
HCl Cl
Cl
Carbon tetrachloride O
e
-
CYP2EI
C Cl
Cl
Cl
O
2
C Cl
Cl
Cl O
O
-
Trichloromethyl radical
Trichloromethyl peroxide radical
protein or lipid
covalent binding
C Cl
Cl Cl
H
Chloroform RH
R
+
Lipid peroxidation O
2
GSH GSSG
CCl
3
OH
C Cl
Cl O
Phosgene
Toxicity Toxicity
Toxicity
Gambar 5. Mekanisme biotransformasi dan oksidasi karbon tetraklorida
Timbrell, 2008
E. Metanol