Prinsip-Prinsip Praktis Kajian Pustaka .1 Alat Peraga

bahwa Matematika adalah studi tentang pola dan hubungan, cara berpikir dengan strategi organisasi, analisis dan sintesis, seni, bahasa, dan alat untuk memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis. Dari pendapat beberapa tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa Matematika adalah pengetahuan yang mengkaji pola dan hubungan suatu gagasan yang terstruktur dengan menggunakan berbagai simbol dan bilangan untuk memecahkan suatu masalah.

2.1.2.2 Prinsip-Prinsip Praktis

Reys dalam Runtukahu Kandou, 2014: 30-32 mengemukakan prinsip-prinsip praktis pendekatan belajar kognitif dalam pembelajaran Matematika yang menurut pendapat penulis dapat diaplikasikan secara umum pada anak Diskalkulia. Prinsip-prinsip praktis yang dianjurkan tidak berdiri sendiri, tetapi berhubungan satu dengan yang lainnya. a. Belajar Matematika harus berarti meaningful Belajar dengan penuh pengertian meliputi semua materi Matematika yang diajarkan di SD. b. Belajar Matematika adalah proses perkembangan Belajar Matematika yang efektif dan efisien tidak dengan sendirinya terjadi karena membutuhkan cukup waktu dan perencanaan yang baik. Guru memegang peranan penting dalam menyediakan lingkungan belajar yang kaya sesuai dengan perkembangan koqnitif anak. c. Matematika adalah pengetahuan yang sangat terstruktur Keterampilan Matematika harus dibangun dari keterampilan sebelumnya. Keterampilan prasyarat harus dipenuhi sebelum berpindah pada materi belajar berikutnya. Oleh sebab itu, pendekatan spiral dalam belajar Matematika sangat cocok. d. Anak aktif terlibat dalam belajar Matematika Belajar aktif merupakan inti belajar Matematika yang memungkinkan anak berkesulitan belajar membentuk pengetahuan mereka. Keterlibatan secara aktif dapat berupa keterlibatan fisik, tetapi jangan lupa setiap kegiatan fisik tidak terlepas dari kegiatan mental. e. Anak harus mengetahui apa yang akan dipelajari dalam kelas Matematika Anak biasanya mau bekerja keras untuk mencapai tujuan-tujuan yang nyata, jelas dan dimengerti. Sebagai tambahan, nilai-nilai yang ada pada anak sangat dipengaruhi oleh guru. Jika guru hanya menekankan pada pengajaran keterampilan berhitung, mereka akan menganggap berhitung sangat penting. Jika guru memberi penekanan pada pemecahan masalah Matematika, anak akan memandang pemecahan masalah Matematika penting. Keterampilan Matematika akan sangat bermanfaat bagi dirinya dan kelanjutan hidupnya setelah selesai sekolah. f. Komunikasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan belajar Anak dari semua tingkatan belajar harus belajar bagaimana menggunakan kata-kata Matematika secara lisan sebelum mereka menyajikannya dengan tanda simbol. Anak berkesulitan belajar Matematika dianjurkan untuk “berbicara” apa yang dipikirkannya Garnett, 2004. g. Menggunakan berbagai bentuk atau model Matematika multiembodied dalam belajar Matematika Matematika dibandingkan degan mata pelajaran lain yang diajarkan di sekolah adalah abstrak. Oleh sebab itu, materi, model, dan strategi Matematika akan sangat membantu mereka belajar Matematika. Alat bantu yang digunakan harus menyangkut banyak model dan mendorong anak berpikir abstrak. Model Matematika konkret dan terstruktur yang digunakan tergantung dari anak dan isi Matematika. h. Variasi Matematika membantu siswa belajar Matematika Belajar Matematika sangat tergantung pada kemampuan membuat abstraksi dan generalisasi. Prinsip, bentuk, dan model Matematika tergantung pada pengalaman anak dengan berbagai bentuk fisik yang dikaitkan dengan konsep-konsep Matematika. i. Metakognisi mempengaruhi anak belajar Metakognisi adalah kemampuan mengamati diri sendiri tentang apa yang diketahui dan merefleksikan apa yang diamati. j. Pemberian bantuan pada kemampuan yang terbentuk atau retension Retension adalah jumlah pengetahuan yang tahan lama dan terpelihara. Retension Matematika menyangkut pengetahuan Matematika yang dapat digunakan sewaktu-waktu apabila diperlukan. Jadi dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip praktis dalam Matematika adalah 1 meaningful , 2 belajar sesuai dengan tahap perkembangan anak, 3 membangun keterampilan Matematika, 4 anak aktif dalam pembelajaran, 5 mengetahui tujuan pembelajaran Matematika, 6 komunikasi, 7 model Matematika, 8 variasi mempelajari Matematika, 9 metakognisi, dan 10 retension.

2.1.2.3 Fungsi Matematika

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan alat peraga kartu kotif (Koin Positif Negatif) terhadap hasil belajar Matematika Siswa ( Sebuah studi eksperimen di MI Syamsul Huda Ciganjur Jakarta)

1 7 182

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN MEDIA ALAT PERAGA MATEMATIKA Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pecahan Dengan Media Alat Peraga Matematika Bagi Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 2 Gatak Tahu

0 1 20

Pengembangan alat peraga matematika materi pembagian untuk anak dengan berkesulitan belajar matematika (diskalkulia) di SD Negeri Mertelu.

1 3 194

Pengembangan alat peraga matematika materi perkalian untuk siswa dengan lambat belajar di SD Muhammadiyah Sagan Yogyakarta.

0 0 202

Pengembangan alat peraga pembelajaran Matematika untuk siswa kelas III SD materi perkalian berbasis metode Montessori.

2 18 357

Pengembangan alat peraga pembelajaran matematika SD materi perkalian berbasis Metode Montessori.

3 29 323

Pengembangan alat peraga pembelajaran matematika SD materi perkalian berbasis metode Montessori.

1 3 262

Pengembangan alat peraga matematika materi perkalian untuk siswa dengan lambat belajar di SD Muhammadiyah Sagan Yogyakarta

0 3 200

PENGGUNAAN ALAT PERAGA METERAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA.

0 1 11

PENGGUNAAN ALAT PERAGA METERAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS III SDN KARTODIPURAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 21