Kesulitan Belajar .1 Pengertian Kesulitan Belajar

2.1.3 Kesulitan Belajar 2.1.3.1 Pengertian Kesulitan Belajar Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris learning disability . Terjemahan tersebut sesungguhnya kurang tepat karena learning artinya belajar dan disability artinya ketidakmampuan; sehingga terjemahan yang benar seharusnya adalah ketidakmampuan belajar Mulyono, 2012: 1. Runtukahu Kandou 2014: 19 juga mempunyai pendapat bahwa berkesulitan belajar atau learning disabilities artinya ketidakmampuan belajar. Arti yang tepat sukar ditetapkan karena digunakan dalam berbagai disiplin ilmu pendidikan, antara lain psikologi dan ilmu kedokteran. Anak-anak berkesulitan belajar agak sukar dibedakan dari anak-anak yang berprestasi akademik kurang, tunagrahita ringan, atau tunalaras ringan Heward Orlansky dalam Runtukahu Kandou, 2014: 19 Mulyono 2012: 2 menjelaskan bahwa definisi kesulitan belajar pertama kali dikemukakan oleh The United States Office of Education USOE pada tahun 1977 yang dikenal dengan Public Law PL 94-142, yang hampir identik dengan dengan definisi yang dikemukakan oleh The National Advisory Committee on Handicapped Children pada tahun 1967. Definisi tersebut seperti dikutip oleh Hallahan, Kauffman, dan Lloyd 1985: 14 seperti berikut ini. “Kesulitan belajar khusu s adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja, atau berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi-kondisi seperti gangguan perseptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut tidak mencakup anak-anak yang memiliki problema belajar yang penyebab utamanya berasal dari adanya hambatan dalam penglihatan, pendengaran, atau motorik, hambatan karena tuna grahita, karena gangguan emosional, atau karena kemiskinan lingkungan lingkungan, budaya, atau ekonomi.” Meskipun definisi USOE merupakan definisi resmi yang digunakan oleh pemerintah Amerika Serikat, tetapi banyak kritik yang diarahkan pada definisi tersebut. Sebagai konsekuensi dari adanya berbagai kritik terhadap definisi PL 94-142 tersebut, maka The National Joint Committee for Learning Disabilities NJCLD mengemukakan definisi sebagai berikut Mulyono 2012: 3. “Kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar, atau kemampuan dalam bidang studi Matematika. Gangguan tersebut intrinsik dan diduga disebabkan oleh adanya disfungsi sistem saraf pusat. Meskipun suatu kesulitan belajar mungkin terjadi bersamaan dengan adanya kondisi lain yang mengganggu misalnya gangguan sensoris, tuna grahita, hambatan sosial dan emosional atau berbagai pengaruh lingkungan misalnya perbedaan budaya, pembelajaran yang tidak tepat, faktor-faktor psikogenik , berbagai hambatan tersebut bukan penyebab atau pengaruh langsung Hammil, et al., 1981: 336.” Mulyono 2012: 3-4 mengungkapkan bahwa meskipun definisi yang dikemukakan oleh NJCLD memiliki kelebihan bila dibanding dengan definisi yang dikemukakan dalam PL 94-142, the Board of the Association for Children and Adulth with Learning Disabilities ACALD tidak menyetujui PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI definisi tersebut, dan karena itu mereka mengemukakan definisi seperti dikutip oleh Lovitt 1989: 7 sebagai berikut ini: “Kesulitan belajar khusus adalah suatu kondisi kronis yang diduga bersumber neurologis yang secara selektif mengganggu perkembangan integrasi, danatau kemampuan verbal danatau non verbal.” Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah ketidakmampuan belajar yang disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam maupun faktor dari luar yang dapat menyebabkan anak mengalami gangguan berbicara, mengeja, menulis, membaca, ataupun berhitung.

2.1.3.2 Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Dokumen yang terkait

Pengaruh penggunaan alat peraga kartu kotif (Koin Positif Negatif) terhadap hasil belajar Matematika Siswa ( Sebuah studi eksperimen di MI Syamsul Huda Ciganjur Jakarta)

1 7 182

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN MEDIA ALAT PERAGA MATEMATIKA Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Pecahan Dengan Media Alat Peraga Matematika Bagi Siswa Kelas VIIB SMP Negeri 2 Gatak Tahu

0 1 20

Pengembangan alat peraga matematika materi pembagian untuk anak dengan berkesulitan belajar matematika (diskalkulia) di SD Negeri Mertelu.

1 3 194

Pengembangan alat peraga matematika materi perkalian untuk siswa dengan lambat belajar di SD Muhammadiyah Sagan Yogyakarta.

0 0 202

Pengembangan alat peraga pembelajaran Matematika untuk siswa kelas III SD materi perkalian berbasis metode Montessori.

2 18 357

Pengembangan alat peraga pembelajaran matematika SD materi perkalian berbasis Metode Montessori.

3 29 323

Pengembangan alat peraga pembelajaran matematika SD materi perkalian berbasis metode Montessori.

1 3 262

Pengembangan alat peraga matematika materi perkalian untuk siswa dengan lambat belajar di SD Muhammadiyah Sagan Yogyakarta

0 3 200

PENGGUNAAN ALAT PERAGA METERAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA.

0 1 11

PENGGUNAAN ALAT PERAGA METERAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERKALIAN PADA SISWA BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA KELAS III SDN KARTODIPURAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 21