Pendekatan lainnya masalah keadilan dalam pemungutan pajak :
1 Keadilan Horisontal, yaitu bila beban pajaknya sama
untuk semua wajib pajak yang memperoleh penghasilan yang sama dengan jumlah tanggungan
yang sama tanpa membedakan jenis penghasilan atau sumber penghasilan.
2 Keadilan Vertikal, yaitu bila orang dalam keadaan
ekonomis yang sama dikenakan pajak yang sama.
2.2.4 Fungsi Pajak
Pajak memiliki fungsi yang sangat strategis bagi berlangsungnya pembangunan suatu Negara Mardiasmo,2009 :1-
2 dan memiliki fungsi: 1.
Fungsi Penerimaan Budgetair Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi
pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Dalam APBN pajak merupakan sumber penerimaan dalam negri.
2. Fungsi Mengatur Regulator
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan dibidang sosial dan ekonomi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Fungsi Redistribusi
Fungsi ini lebih ditekankan pada unsur pemerataan dan keadilan dalam masyarakat. Fungsi ini terlihat dari adanya
lapisan tarif dalam pengenaan pajak dengan adanya tarif pajak yang lebih besar untuk tingkat penghasilan yang lebih tinggi.
4. Fungsi Demokrasi
Merupakan wujud dari sistem gotong royong. Fungsi ini dikaitkan dengan tingkat pelayanan pemerintah kepada
masyarakat WP.
2.2.5 Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan PBB
Menurut Mardiasmo, 2009:317 tarif pajak yang dikenakan atas objek pajak PBB adalah sebesar 0,5 lima
persen. Dan dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan adalah : a.
Dasar pengenaan pajak adalah Nilai Jual Objek Pajak NJOP.
b. Besarnya NJOP ditetapkan setiap tiga tahun oleh Kepala
Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak atas nama Menteri
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Keuangan dengan mempertimbangkan pendapat GubernurBupatiWalikota Pemerintah Daerah setempat.
c. Dasar perhitungan pajak adalah yang ditetapkan serendah-
rendahnya 20 dan setinggi-tingginya 100 dari NJOP. d.
Besarnya persentase ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah dengan memperhatikan kondisi ekonomi
nasional. Pada dasarnya penetapan NJOP adalah 3 tiga tahun sekali.
Namun demikian untuk daerah tertentu yang karena perkembangan pembangunan mengakibatkan kenaikan NJOP
cukup besar, maka penetapan nilai jual ditetapkan setahun sekali. Dalam menetapkan nilai jual, Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jendral Pajak atas nama Menteri Keuangan dengan mempertimbangkan pendapat GubernurBupatiWalikota
Pemerintah Daerah setempat serta memperhatikan asas self assessment.
Besarnya pajak terutang dapat dihitung dengan cara Mardiasmo,2009:318.
PBB = Tarif Pajak x NJKP = 0,5 x [Persentase NJKP x NJOP-NJOPTKP]
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2..2.6 Pajak Bumi dan Bangunan 2.2.6.1 Umum
Pajak Bumi dan Bangunan PBB adalah pajak kebendaan atas bumi danatau bangunan yang dikenakan
terhadap orang pribadi atau badan yang secara nyata mempunyai hak danatau memperoleh manfaat atas bumi
danatau memiliki, menguasai danatau memperoleh manfaat atas bangunan. PBB merupakan pajak kebendaan,
dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek yaitu bumitanah danatau bangunan,
sedangkan keadaan subjek siapa yang membayar tidak ikut menentukan besarnya pajak Mardiasmo,2009: 314
Resmi 2004 : 611 mengemukakan pengertian Pajak Bumi dan Bangunan adalah sebagai berikut:
1. Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang
ada dibawahnya. Permukaan bumi meliputi tanah dan perairan pedalaman termasuk rawa-rawa tambak
perairan serta laut wilayah Republik Indonesia. 2.
Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau diletakkan secara tetap pada tanah dan atau perairan
untuk tempat tinggal, tempat usaha dan tempat yang diusahakan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Adapun prinsip pengenaan PBB adalah untuk menjamin kepastian hukum, keadilan dan kesederhanaan
serta ditunjamg oleh sistem administrasi perpajakan yang memudahkan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
pembayaran pajakya Tjahjono dan Husein, 2005.
2.2.6.2 Subyek Pajak dan Obyek Pajak
Pasal 2 UU No 12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun
1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan adalah bumi danatau bangunan. Resmi,2004:612
Obyek pajak yang tidak dikenakan PBB adalah obyek yang Mardiasmo, 2009:314 :
1. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan
umum dibidang ibadah, sosial, pendidikan, dan kebudayaan nasional yang tidak dimaksudkan
memperoleh keuntungan, seperti masjid, gereja, rumah sakit pemerintah, sekolah, panti asuhan, candi, dan lain-
lain. 2.
Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala atau yang sejenis dengan itu
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Merupakan hutan lindung, suaka alam, hutan wisata,
taman nasional, tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa dan tanah Negara yang belum dibebani suatu
hak 4.
Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik
5. Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi
internasional yang ditentukan oleh Menteri Keuangan. Besarnya NJOPTKP ditetapkan untuk masing-masing
KabupatenKota dengan besar setinggi-tingginya Rp 12.000.000,00 dua belas juta rupiah untuk setiap Wajib
Pajak. Apabila seorang Wajib Pajak mempunyai beberapa Objek Pajak, yang diberikan NJOPTKP hanya salah satu
Objek Pajak lainnya tetap dikenakan secara penuh tanpa dikurangi NJOPTKP.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak atas nama Menteri Keuangan menetapkan besarnya NJOPTKP
dengan mempertimbangkan pendapat GubernurBupatiWalikota Pemerintah Daerah setempat
Mardiasmo,2009:315. Subyek pajak PBB adalah orang atau badan yang
secara nyata mempunyai hak atas bumi, danatau
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
memperoleh manfaat atas bumi, danatau memiliki, menguasai danatau memperoleh manfaat atas bangunan.
Hal ini berarti bahwa tanda pembayaran atau pelunasan pajak bukan merupakan bukti kepemilikan. PBB melekat
pada pemiliknya meskipun dapat dialihkan kepada penyewa atau pihak lain Resmi,2004:615.
Jika suatu obyek pajak belum diketahui secara pasti siapa wajib pajaknya, maka yang menjadi subyek pajak
dapat ditunjuk oleh Dirjen Pajak. Beberapa ketentuan khusus tentang siapa yang menjadi subyek dalam hal ini
adalah Achmad dan Husain, 2005:439 : 1.
Jika suatu subyek pajak memanfaatkan atau menggunakan bumi dan bangunan milik orang lain
bukan karena sesuatu hak berdasarkan undang-undang atau bukan perjanjian, maka subyek pajak yang
memanfaatkanmenggunakan bumi danatau bangunan ditetapkan sebagai wajib pajak.
2. Suatu obyek pajak yang masih dalam sengketa
pemilikan di pengadilan, maka orang atau badan yang memanfaatkanmenggunakan obyek pajak tersebut
ditetapkan sebagai wajib pajak.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Subyek pajak dalam waktu yang lama berada di luar
wilayah letak obyek pajak, sedang untuk merawat obyek pajak tersebut dikuasakan kepada orang atau
badan maka orang atau badan yang diberi kuasa dapat ditunjuk sebagai wajib pajak.
2.2.6.3 Maksud dan Tujuan
Yang dijadikan alasan untuk dilakukan pemungutan pajak bumi dan bangunan adalah Vitriana,2006:21 :
a. Dasar falsafah yang dipergunakan dalam berbagai
undang-undang yang berasal dari jaman kolonial adalah tidak sesuai dengan Pancasila.
b. Berbagai undang-undang mengenakan pajak atas harta
tak bergerak sehingga membingungkan masyarakat. c.
Undang-undang berasal dari jaman kolonial sukar dimengerti oleh rakyat
d. Undang-undang yang berasal dari jaman penjajahan
masih tertulis dalam bahasa Belanda dan perubahan tertulis dalam bahasa Indonesia sehingga merupakan
bahasa ‘gado-gado’ sedangkan terjemahan resmi tidak ada.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
e. Undang-undang jaman kolonial tidak sesuai lagi
dengan aspirasi dan kepribadian bangsa Indonesia f.
Undang-undang lama tidak sesuai dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia
g. Undang-undang lama kurang memberikan kepastian
hukum. Selanjutnya adalah yang menjadi tujuan pajak bumi
dan bangunan adalah : a.
Menyederhanakan peraturan perundang-undangan pajak sehingga mudah dimengerti oleh rakyat.
b. Memberikan dasar yang kuat pada pungutan pajak atas
harta tak bergerak dan sekalian menyerasikan atas harta tak bergerak di semua daerah dan menghilangkan
simpang siur c.
Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, sehingga rakyat tahu sejauh mana hak dan
kewajibannya, menghilangkan pajak ganda yang terjadi sebagai akibat berbagai undang-undang yang
sifatnya sama
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
d. Memberikan penghasilan kepada daerah yang sangat
diperlukan untuk menegakkan otonomi daerah dan untuk pembangunan daerah
e. Menambah penghasilan bagi daerah.
2.2.6.4 Pendaftaran dan pendataan Objek PBB
Orang atau badan yang menjadi subjek PBB wajib mendaftarkan objek pajaknya ke Kantor Pelayanan PBB
atau Kantor Penyuluhan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi letak objek tersebut, dengan menggunakan
formulir Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP. Dalam rangka pendataan, subjek pajak wajib
mendaftarkan objek pajaknya dengan mengisi Surat Pemberitahuan Objek Pajak SPOP. Dalam rangka
pendataan, wajib pajak akan diberikan SPOP untuk diisi dan dikembalikan kepada Direktur Jendral Pajak. Wajib
pajak yang pernah dikenakan IPEDA tidak wajib mendaftarkan objek pajaknya kecuali kalau ia menerima
SPOP, dia wajib mengisinya dan wajib mengembalikannya kepada Direktur Jendral Pajak.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dalam hal data grafis peta kota, peta garis, dan peta foto mengalami banyak perubahan, maka dilakukan
pendataan objek PBB. Pendataan ini dilakukan oleh Kantor Pelayanan PBB dengan menguunakan SPOP dan
dilaksanakan sekurang-kurangnya untuk satu wilayah administrasi desa atau kelurahan Mardiasmo,2009:319.
2.2.7 Pemahaman Wajib Pajak Terhadap Undang-undang Perpajakan
Pemahaman atau pengetahuan berfungsi untuk membantu seseorang dalam memberikan maksud atau memahami situasi atau
peristiwa baru Ikhsan dan Ishak, 2005:44. Menurut Gunadi, dkk, 2001 : 8 salah satu tujuan
diadakannya pembaruan atau perubahan ketentuan perundang- undangan perpajakan reformasi pajak adalah untuk menciptakan
kesederhanaan dibidang undang-undang pajak baik sistem pemungutan pajak maupun tarif pajaknya, sehingga mudah
dipelajari dan dilaksanakan oleh wajib pajak maupun aparatur pajak. Demikian pula tujuan Pajak Bumi dan Bangunan menurut
Soemitro dan Muttaqin 2001 : 4 adalah menyederhanakan peraturan perundang-undangan pajak sehingga mudah dimengerti
oleh rakyat.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Suatu kecerdasan, suatu pengertian yang jelas mengenai tugas dan kewajiban terhadap Negara dan keharusan membayar
pajak, juga perasaan mendalam mengenai solidaritas nasional pada penduduk akan mengurangi perlawanan pasif Brotodiharjo dalam
Devano dan Rahayu, 2006 : 117.
2.2.7.1 Kesadaran Perpajakan
Kesadaran adalah keadaan tahu, mengerti, dan ingat kepada hal yang benar Poerwadarminta, 1987. Sedangkan
Perpajakan ialah mengatur ketentuan dan tata cara, hak dan kewajiban wajib pajak, meliputi pembayaran pajak, dan
pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Sehingga kesadaran wajib pajak adalah keadaan yang timbul dalam diri wajib pajak atas
kewajibannya untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Sistem dan mekanisme suatu cara pandang terhadap kewajiban WP masih dianggap “objek”. Padahal yang
diinginkan adalah wajib pajak harus dianggap “subjek”
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
yang harus dibina dan diarahkan agar mampu memenuhi kewajiban kenegaraan Gunadi, dkk, 2001 : 4.
Kesadaran dan kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan tidak hanya tergantung pada masalah-masalah
teknis saja yang menyangkut metode pemungutan, tarif pajak, teknis pemeriksaan, penyidikan penerapan sanksi
sebagai perwujudan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dan pelayanan kepada
wajib pajak selaku pihak pemberi dana bagi Negara dalam hal membayar pajak. Disamping itu juga tergantung pada
kemauan wajib pajak juga, sampai sejauh mana wajib pajak tersebut akan mematuhi ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan Devano dan Rahayu, 2006: 113. Menurut Devano dan Rahayu 2006 : 113,
membayar pajak bukanlah merupakan tindakan yang semudah dan sesederhana membayar untuk mendapatkan
sesuatu konsumsi bagi masyarakat, tetapi didalam pelaksanaannya penuh dengan hal yang bersifat emosional.
Pada dasarnya tidak seorangpun yang menikmati kegiatan membayar pajak seperti kegiatan berbelanja. Disamping itu,
potensi bertahan untuk tidak membayar sudah menjadi tax payers behaviour.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.7.2 Pemahaman Wajib Pajak
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, arti pemahaman adalah sesuatu hal yang kita pahami dan kita
mengerti dengan benar. Dan Wajib Pajak merupakan orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, dan
pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan Mardiasmo,2009 : 21. Jadi pemahaman wajib pajak merupakan sesuatu yang
dipahami dan dimengerti oleh wajib pajak akan fungsi dan pentingnya membayar Pajak Bumi dan Bangunan.
Pemahaman atau pengetahuan berfungsi untuk membantu seseorang dalam memberikan maksud atau
memahami situasi atau peristiwa baru Ikhsan dan Ishak, 2005:44.
Menurut Gunadi, dkk, 2001 : 8 salah satu tujuan diadakannya pembaruan atau perubahan ketentuan
perundang-undangan perpajakan reformasi pajak adalah untuk menciptakan kesederhanaan dibidang undang-
undang pajak baik sistem pemungutan pajak maupun tarif pajaknya, sehingga mudah dipelajari dan dilaksanakan
oleh wajib pajak maupun aparatur pajak. Demikian pula
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tujuan Pajak Bumi dan Bangunan menurut Soemitro dan Muttaqin 2001 : 4 adalah menyederhanakan peraturan
perundang-undangan pajak sehingga mudah dimengerti oleh rakyat.
Suatu kecerdasan, suatu pengertian yang jelas mengenai tugas dan kewajiban terhadap Negara dan
keharusan membayar pajak, juga perasaan mendalam mengenai solidaritas nasional pada penduduk akan
mengurangi perlawanan pasif Brotodiharjo dalam Devano dan Rahayu, 2006 : 117.
2.2.7.3 Kemampuan Wajib Pajak
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, pengertian kemampuan adalah kecakapan atau potensi
menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek dan
digunakan untuk mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya dan Wajib Pajak merupakan orang
pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan Mardiasmo,2009 : 21. Sehingga
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kemampuan wajib pajak adalah kecakapan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak.
Setiap orang harus membayar bagiannya pajak sesuai dengan kemampuannya untuk membayar.
Kemampuan membayar pajak tidak mempunyai dasar ilmiah karena didasarkan pada sesuatu yang sangat
abstrak. Untuk dijadikan suatu prinsip perpajakan yang operasional, maka kemampuan membayar pajak juga
harus menggunakan suatu ukuran yang operasional. Tiga ukuran yang biasanya dipakai untuk mengukur
kemakmuran seseorang atau kemampuan seseorang membayar pajak adalah:
a. Pendapatan
b. Pengeluaran konsumsi
c. Kekayaan
Walaupun ketiga-tiganya merupakan ukuran kemampuan seseorang namun pada umumnya ukuran
yang dipakai adalah pendapatan, sehingga prinsip kemampuan membayar akhirnya diukur dengan suatu
konsep pengorbanan sacrifice sebagai fungsi dari pendapatan seseorang yang dibayarkan sebagai pajak
Mangkoesoebroto, 1994:217.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.7.4. Sistem Pemungutan
Sistem merupakan sekelompok bagian-bagian alat dan sebagainya yang bekerja sama untuk melaksanakan
tujuan atau maksud Marjihanto,1996. Sedangkan pemungutan adalah kewenangan mengambil atau menagih
sesuatu yang menjadi kewajiban seseorang untuk dibayarkan. Sehingga sistem pemungutan adalah
kewenangan wajib pajak untuk membayar pajak sesuai dengan tujuan yang ditetapkan oleh fiskus.
Indonesia mempunyai beberapa sistem pemungutan pajak yang pernah dilaksanakan Devano dan Rahayu,
2006 : 80, yaitu: a.
Official Assessment System Dimana wewenang pemungutan pajak pada fiskus.
Utang pajak timbul kalau ada Surat Ketetapan Pajak dilaksanakan sampai tahun 1967.
b. Semi Self Assessment System
Wewenang pemungutan ada pada wajib pajak dan fiskus. Pada awal tahun pajak wajib pajak menaksir
dahulu berapa pajak yang akan terutang untuk satu tahun pajak, kemudian mengangsurnya. Akhir tahun
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pajak, pajak terutang sesungguhnya ditentukan fiskus. Dilaksanakan di Indonesia pada periode 1968-1983.
c. Full Self Assessment System
Wewenang sepenuhnya untuk menentukan besar pajak ada pada wajib pajak. Wajib pajak aktif menghitung,
memperhitungkan, menyetor, dan melaporkan sendiri pajaknya. Fiskus tidak campur tangan dalam penentuan
besarnya pajak terutang selama wajib pajak tidak menyalahi peraturan yang berlaku. Dilaksanakan secara
efektif pada tahun 1984 atas dasar perombakan perundang-undangan perpajakan pada tahun 1983.
d. With Holding System
Wewenang pemungutan pajak ada pada pihak ketiga. Dilaksanakan secara efektif sejak 1984.
Sistem pemungutan pajak suatu Negara yang baik, adalah yang berdasarkan pada prinsip-prinsip adil,
kepastian hukum, ekonomis, dan convenience. Keadilan ditujukan bagi wajib pajak, disertai
dengan kepastian hukum yang menjadi dasar pelaksanaan pemungutan pajak baik bagi wajib pajak maupun bagi
fiskus. Ekonomis ditujukan bagi pelaksanaan pemungutan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pajak bagi fiskus dengan tidak mengenyampingkan masalah biaya yang dikeluarkan oleh fiskus dalam rangka
pengumpulan pajak. Convenience ditujukan untuk pembebanan pajak pada saat yang tepat kepada wajib
pajak Devano dan Rahayu, 2006 : 116.
2.2.8 Pengaruh Tingkat Kesadaran Perpajakan Wajib Pajak terhadap Tingkat Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan.
Pengaruh tingkat kesadaran Perpajakan WP terhadap keberhasilan penerimaan PBB mengacu pada teori kewajiban
mutlak atau teori bhakti. Teori ini mendasarkan pada pemahaman Organische Staatsleer. Teori ini mengajarkan bahwa karena sifat
Negara sebagai suatu perkumpulan dari individu-individu maka timbul hak mutlak Negara untuk memungut pajak. Dari sudut
pandang rakyat membayar pajak kepada Negara merupakan bukti rasa baktinya rakyat atau warga kepada Negara Tjahjono dan
Husein, 2005:18 Berdasarkan hasil penelitian Mu’minatus dan Istiqomah
2005 : 73 besarnya pengaruh variabel tingkat kesadaran Perpajakan WP sangat berpengaruh positif terhadap keberhasilan
penerimaan PBB dan tentunya tidak terlepas dari perilaku wajib
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pajak itu sendiri yang terbentuk oleh beberapa faktor seperti sikap attitudes,
motivasi motivation,
persepsi perception,
pembelajaran Learning, kepribadian personality dan juga dipengaruhi oleh lingkungan dan dasar biologis dari wajib pajak.
Menurut Brotodiharjo 1986 : 13 , lepas dari kesadaran kewargaan dan solidaritas nasional, lepas pula pengertiannya
tentang kewajibannya terhadap Negara, pada sebagian terbesar diantara rakyat tidak akan pernah merasa kewajibannya membayar
pajak sedemikian rupa, sehingga memenuhinya tanpa menggerutu. Bahkan bila ada sedikit kemungkinan saja, maka pada umumnya
mereka cenderung untuk meloloskan diri dari setiap pajak. Yang pada akhirnya menyebabkan penerimaan pajak Negara berkurang.
Kesadaran perpajakan adalah suatu sikap terhadap fungsi pajak, berupa komponen kognitif, afektif, dan konatif Suhardito
dan Sudibyo, 1999 : 5. Menurut Azwar 2007 : 24-27 , komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa
yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Komponen afektif menyangkut emosional subjektif seseorang terhadap suatu
objek sikap. Sedangkan komponen konatif menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada
dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kesadaran perpajakan berkonsekuensi logis untuk
para WP agar mereka rela memberikan kontribusi dana untuk
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pelaksanaan fungsi perpajakan, dengan cara membayar kewajiban pajaknya secara tepat waktu.
Kondisi perpajakan yang menuntut keikutsertaan aktif wajib pajak dalam menyelenggarakan perpajakannya membutuhkan
kesadaran dan kepatuhan wajib pajak yang tinggi. Yaitu kesadaran dan kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan yang
sesuai dengan kebenarannya. Karena sebagian besar pekerjaan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan itu dilakukan oleh wajib
pajak dilakukan sendiri atau dibantu tenaga ahli, bukan fiskus pemungut pajak. Sehingga kesadaran dan kepatuhan diperlukan,
dengan tujuan pada penerimaan pajak Devano dan Rahayu, 2006:111-112.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya maka kesadaran perpajakan WP mempengaruhi tingkat keberhasilan
penerimaan PBB.
2.2.9 Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak terhadap Tingkat
Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan
Pengaruh tingkat pemahaman WP terhadap keberhasilan penerimaan PBB mengacu pada teori Kepentingan. Teori ini dalam
ajaran semula, hanya memperhatikan pembagian beban pajak yang harus dipungut dari penduduk seluruhnya. Pembagian beban ini
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
harus didasarkan atas kepentingan masing-masing dalam tugas- tugas pemerintah yang bermanfaat baginya, termasuk juga
perlindungan atas jiwa orang-orang itu beserta harta bendanya. Maka sudah selayaknya bahwa biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
Negara untuk menunaikan kewajibannya, dibebankan kepada mereka itu. Tjahjono dan Husein, 2005:18
Berdasarkan hasil penelitian Mu’minatus dan Istiqomah 2005 : 73 besarnya pengaruh variabel tingkat pemahaman WP
sangat berpengaruh positif terhadap keberhasilan penerimaan PBB dan tentunya tidak terlepas dari perilaku wajib pajak itu sendiri
yang terbentuk oleh beberapa faktor seperti sikap attitudes, motivasi
motivation, persepsi
perception, pembelajaran
Learning, kepribadian personality dan juga dipengaruhi oleh lingkungan dan dasar biologis dari wajib pajak.
Reformasi pajak diharapkan sistem pajak akan mudah dipahami oleh setiap wajib pajak dan akan mendorong jumlah
wajib pajak akan makin luas Suandy, 2005: 101-102. Karena dengan reformasi pajak selain aturannya yang sederhana juga
dalam perhitungan jumlah pembayaran pajaknya dengan baik dan benar Gunadi, dkk, 2001: 8. Sehingga dengan peraturan pajak
yang sederhana dan mudah dimengerti oleh wajib pajak akan mempengaruhi keberhasilan penerimaan pajak PBB.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya maka pemahaman WP mempengaruhi tingkat keberhasilan penerimaan
PBB.
2.2.10 Pengaruh Kemampuan Wajib Pajak Terhadap Tingkat Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.
Pengaruh tingkat kemampuan WP terhadap keberhasilan penerimaan PBB mengacu pada teori Gaya Pikul .Dasar teori yang
digunakan adalah keadilan yaitu bahwa setiap orang harus dikenakan pajak yang sama beratnya. Namun demikian besarnya
pemungutan pajak didasarkan berdasarkan gaya pikul kekuatan masing-masing WP. Ukuran utama gaya pikul adalah besarnya
penerimaan yang diterima dan pengeluaran yang dilakukan.Tjahjono dan Husein,2005:18
Berdasarkan hasil penelitian Mu’minatus dan Istiqomah 2005 : 73 besarnya pengaruh variabel tingkat kemampuan WP
sangat berpengaruh positif terhadap keberhasilan penerimaan PBB dan tentunya tidak terlepas dari perilaku wajib pajak itu sendiri
yang terbentuk oleh beberapa faktor seperti sikap attitudes, motivasi motivation, persepsi perception, pembelajaran
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Learning, kepribadian personality dan juga dipengaruhi oleh lingkungan dan dasar biologis dari wajib pajak.
Dalam bukunya mengenai pajak pendapatan pajak yang penting yang diterbitkan antara tahun 1930-1940, Sinnighe
Damste menyatakan pendapatnya, bahwa gaya pikul ini adalah akibat dari bermacam-macam komponen terutama pendapatan,
kekayaan, dan susunan keluarga wajib pajak itu dengan mengingat faktor-faktor yang mempengaruhi keadaannya Brotodiharjo, 1986:
31-33. PBB merupakan objek kebendaan, dalam arti besarnya pajak
terutang ditentukan oleh keadaan objek, yaitu bumitanah danatau bangunan, sedangkan keadaan subjek siapa yang membayar tidak
ikut menentukan besarnya pajak Anonim, 2007: XII.I walaupun demikian PBB dibayar oleh pendapatan WP Suhardito dan
Sudibyo, 1999: 5. Dalam ketentuan yang sekarang berlaku UU No.12 Tahun
1985 jo.UU No.12 Tahun 1994 jo.PP Nomor 2002 banyak terjadi kenaikan PBB yang berkelanjutan. Kenaikan ini semakin lama
mencekik wajib pajak, sehingga wajib pajak kewalahan untuk melunasinya, karena belum tentu mereka memiliki penghasilan
yang terus naik setiap tahunnya Karnanto, 2006: 39. Dengan melihat fenomena tersebut, maka tingkat pendapatan wajib pajak
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
akan berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya maka kemampuan WP mempengaruhi tingkat keberhasilan penerimaan
PBB.
2.2.11 Pengaruh Sistem Pemungutan terhadap Tingkat Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.