Pajak Landasan Teori .1 Keuangan Daerah

b. Pajak Daerah Adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing- masing. Pajak daerah terdiri atas :  Pajak Propinsi, contoh : Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.  Pajak KabupatenKota, contoh : Pajak Hotel, Pajak Restoran, dan Pajak Hiburan. Berdasarkan penjelasan diatas maka lembaga pemungut untuk PBB dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara.

2.2.2 Pajak

Ditinjau dari sejarahnya, masalah pajak sudah ada sejak zaman dahulu kala, walaupun pada saat itu belum dinamakan “pajak” namun masih merupakan pemberian yang bersifat sukarela dari rakyat kepada rajanya. Perkembangan selanjutnya pemberian tersebut berubah menjadi upeti yang sifat pemberiannya dipaksakan dalam artian bahwa pemberian itu bersifat “wajib” dan ditetapkan secara sepihak oleh Negara. Dengan kata lain “pajak” yang semula merupakan pemberian sukarela berubah menjadi pungutan yang sifatnya wajib. Hal tersebut adalah wajar karena Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kebutuhan negara akan dana semakin besar dalam rangka memelihara kepentingan negara yaitu untuk mempertahankan negara dan melindungi rakyatnya dari serangan musuh maupun mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan negara baik dibidang ekonomi, sosial, dan kenegaraan. Munawir,1997:3 Banyak para ahli dalam bidang perpajakan yang memberikan pengertian definisi yang berbeda-beda mengenai pajak, namun demikian definisi tersebut mempunyai inti atau tujuan yang sama. Demikian halnya dengan definisi yang diutarakan oleh Siti Resmi 2007:1 menyadur pengertian pajak menurut Rohmat Soemitro : “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa kontrapretasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”. Demikian halnya dengan definisi pajak yang diberikan oleh Munawir 1997:1 mengutip pengertian pajak yang diberikan oleh Soemahamidjaja dalam desertasinya yang berjudul : Pajak berdasarkan atas gotong royong yaitu “pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang,yang dapat dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. barang-barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. Dari definisi pajak yang diberikan oleh Soemitro diatas dapat ditarik suatu kesimpulan tentang unsur pajak sebagai berikut : Munawir,1997:4 a. Iuran masyarakat kepada Negara yang dapat dipaksakan; yang dalam arti bahwa yang berhak melakukan pemungutan pajak ialah Negara dan dengan alasan apapun swasta atau partikelir tidak boleh memungut pajak. b. Berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan; dalam arti walaupun negara mempunyai hak untuk memungut namun pelaksanaannya harus memperoleh persetujuan dari rakyatnya yaitu melalui undang-undang. c. Tanpa jasa timbal atau kontrapretasi dari negara yang secara langsung ditunjuk; dalam arti bahwa jasa timbal atau kontrapretasi yang diberikan negara kepada rakyatnya tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan besarnya pajak. d. Untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang bersifat umum; dalam arti bahwa pengeluaran-pengeluaran pemerintah tersebut mempunyai manfaat bagi masyarakat secara umum. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dari keempat unsur yang paling menonjol adalah unsur “paksaan” yang dapat diartikan bahwa bila hutang pajak dibayar, maka penagihan dapat dengan menggunakan kekerasan seperti dengan surat paksa atau sita maupun penyanderaan terhadap wajib pajak. Unsur kedua adalah “tidak ada jasa timbal balik dari pemerintah yang langsung dapat ditunjuk”. Hal-hal ini memberi kesan bahwa : Munawir,1997:2 a. Seseorang atau badan usaha membayar pajak karena terpaksa atau takut dengan sanksi-sanksi yang harus ditanggungnya apabila tidak membayar pajaknya dan, b. Bahwa seakan-akan pembayaran pajak merupakan pengeluaran sia-sia karena tidak memperoleh jasa timbal balik dari pemerintah yang langsung dapat ditunjuk. Pada tahun 1974 melalui bukunya yang berjudul “pajak dan pembangunan” Soemitro mengoreksi sendiri definisi pajak tersebut menjadi : Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan “surplus”nya digunakan untuk “public saving” yang sumber utama untuk membiayai public investment.Munawir,1997:2-3 Sehubungan dengan definisi pajak yang diutarakan oleh Munawir 1997:3, Djajadiningrat memberikan definisi yang luas karena disamping memberikan tujuan dari pemungutan pajak juga Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. memberikan sebab-sebab pemungutan pajak. Secara lengkap definisi tersebut berubah menjadi pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan kepada negara disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa balik dari negara secara langsung untuk memelihara kesejahteraan umum. Dari definisi-definisi tersebut diatas maka dapat ditarik suatu kesimpulan tentang ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak yaitu: Munawir,1997:5. a. Pajak dipungut oleh Negara baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah berdasarkan kekuatan undang- undang serta peraturan pelaksanaannya. Dengan kata lain pajak adalah suatu pungutan yang merupakan hak progresif pemerintah. b. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontrapretasi individual dari pemerintah tidak ada hubungan langsung antara jumlah pembayaran pajak dengan kontrapretasi secara individual c. Pajak diperuntukkan untuk pengeluaran pembayaran pemerintah, yang bila pemasukannya masih dapat surplus Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dipergunakan untuk membiayai public investment sehingga tujuan yang utama dari pemungutan pajak adalah sumber Keuangan Negara d. Pajak dipungut disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu pada seseorang. Disamping pemungutan berbagai macam pajak, pemerintah juga melakukan pungutan-pungutan lain.

2.2.3 Tinjauan Teori dan Undang-undang Perpajakan