b. Pajak Daerah
Adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-
masing. Pajak daerah terdiri atas :
Pajak Propinsi, contoh : Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
Pajak KabupatenKota, contoh : Pajak Hotel, Pajak
Restoran, dan Pajak Hiburan. Berdasarkan penjelasan diatas maka lembaga pemungut
untuk PBB dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara.
2.2.2 Pajak
Ditinjau dari sejarahnya, masalah pajak sudah ada sejak zaman dahulu kala, walaupun pada saat itu belum dinamakan
“pajak” namun masih merupakan pemberian yang bersifat sukarela dari rakyat kepada rajanya. Perkembangan selanjutnya pemberian
tersebut berubah menjadi upeti yang sifat pemberiannya dipaksakan dalam artian bahwa pemberian itu bersifat “wajib” dan
ditetapkan secara sepihak oleh Negara. Dengan kata lain “pajak” yang semula merupakan pemberian sukarela berubah menjadi
pungutan yang sifatnya wajib. Hal tersebut adalah wajar karena
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kebutuhan negara akan dana semakin besar dalam rangka memelihara kepentingan negara yaitu untuk mempertahankan
negara dan melindungi rakyatnya dari serangan musuh maupun mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan masyarakat
dan negara baik dibidang ekonomi, sosial, dan kenegaraan. Munawir,1997:3
Banyak para ahli dalam bidang perpajakan yang memberikan pengertian definisi yang berbeda-beda mengenai pajak, namun
demikian definisi tersebut mempunyai inti atau tujuan yang sama. Demikian halnya dengan definisi yang diutarakan oleh Siti Resmi
2007:1 menyadur pengertian pajak menurut Rohmat Soemitro : “Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan
undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa kontrapretasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum”. Demikian halnya dengan definisi pajak yang diberikan oleh
Munawir 1997:1 mengutip pengertian pajak yang diberikan oleh Soemahamidjaja dalam desertasinya yang berjudul : Pajak
berdasarkan atas gotong royong yaitu “pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang,yang dapat dipungut oleh penguasa
berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
barang-barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.
Dari definisi pajak yang diberikan oleh Soemitro diatas dapat ditarik suatu kesimpulan tentang unsur pajak sebagai berikut :
Munawir,1997:4 a.
Iuran masyarakat kepada Negara yang dapat dipaksakan; yang dalam arti bahwa yang berhak melakukan pemungutan
pajak ialah Negara dan dengan alasan apapun swasta atau partikelir tidak boleh memungut pajak.
b. Berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan; dalam
arti walaupun negara mempunyai hak untuk memungut namun pelaksanaannya harus memperoleh persetujuan dari rakyatnya
yaitu melalui undang-undang. c.
Tanpa jasa timbal atau kontrapretasi dari negara yang secara langsung ditunjuk; dalam arti bahwa jasa timbal atau
kontrapretasi yang diberikan negara kepada rakyatnya tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan besarnya pajak.
d. Untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang bersifat
umum; dalam arti bahwa pengeluaran-pengeluaran pemerintah tersebut mempunyai manfaat bagi masyarakat secara umum.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dari keempat unsur yang paling menonjol adalah unsur “paksaan” yang dapat diartikan bahwa bila hutang pajak dibayar,
maka penagihan dapat dengan menggunakan kekerasan seperti dengan surat paksa atau sita maupun penyanderaan terhadap wajib
pajak. Unsur kedua adalah “tidak ada jasa timbal balik dari pemerintah yang langsung dapat ditunjuk”. Hal-hal ini memberi
kesan bahwa : Munawir,1997:2 a.
Seseorang atau badan usaha membayar pajak karena terpaksa atau takut dengan sanksi-sanksi yang harus ditanggungnya
apabila tidak membayar pajaknya dan, b.
Bahwa seakan-akan pembayaran pajak merupakan pengeluaran sia-sia karena tidak memperoleh jasa timbal balik dari
pemerintah yang langsung dapat ditunjuk. Pada tahun 1974 melalui bukunya yang berjudul “pajak dan
pembangunan” Soemitro mengoreksi sendiri definisi pajak tersebut menjadi : Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat
kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan “surplus”nya digunakan untuk “public saving” yang sumber utama
untuk membiayai public investment.Munawir,1997:2-3 Sehubungan dengan definisi pajak yang diutarakan oleh
Munawir 1997:3, Djajadiningrat memberikan definisi yang luas karena disamping memberikan tujuan dari pemungutan pajak juga
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
memberikan sebab-sebab pemungutan pajak. Secara lengkap definisi tersebut berubah menjadi pajak sebagai suatu kewajiban
menyerahkan sebagian dari kekayaan kepada negara disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan
kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan-peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat
dipaksakan, tetapi tidak ada jasa balik dari negara secara langsung untuk memelihara kesejahteraan umum.
Dari definisi-definisi tersebut diatas maka dapat ditarik suatu kesimpulan tentang ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak
yaitu: Munawir,1997:5. a.
Pajak dipungut oleh Negara baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah berdasarkan kekuatan undang-
undang serta peraturan pelaksanaannya. Dengan kata lain pajak adalah suatu pungutan yang merupakan hak progresif
pemerintah. b.
Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontrapretasi individual dari pemerintah tidak ada hubungan
langsung antara jumlah pembayaran pajak dengan kontrapretasi secara individual
c. Pajak diperuntukkan untuk pengeluaran pembayaran
pemerintah, yang bila pemasukannya masih dapat surplus
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dipergunakan untuk membiayai public investment sehingga tujuan yang utama dari pemungutan pajak adalah sumber
Keuangan Negara d.
Pajak dipungut disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu pada
seseorang. Disamping pemungutan berbagai macam pajak, pemerintah juga melakukan pungutan-pungutan lain.
2.2.3 Tinjauan Teori dan Undang-undang Perpajakan