dipergunakan untuk membiayai public investment sehingga tujuan yang utama dari pemungutan pajak adalah sumber
Keuangan Negara d.
Pajak dipungut disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu pada
seseorang. Disamping pemungutan berbagai macam pajak, pemerintah juga melakukan pungutan-pungutan lain.
2.2.3 Tinjauan Teori dan Undang-undang Perpajakan
Pemungutan pajak dibenarkan hukum karena adanya hubungan kausalitas dari pajak itu sendiri. Secara umum dapat
dikatakan bahwa pajak yang dipungut secara langsung ataupun tidak langsung akan kembali digunakan oleh masyarakat dalam
bentuk infrastruktur dan pelayanan. Beberapa landasan yang menjadi dasar pembenaran
pemungutan pajak Tjahjono dan Husein,2005: 18 : 1.
Teori Asuransi Pajak dibayarkan oleh masyarakat kepada Negara dianalogkan
seperti pembayaran premi asuransi. Pembayaran premi asuransi ini dilakukan karena Negara bertugas melindungi rakyat dan
harta bendanya. Perbedaan yang utama adalah dalam asuransi jika terjadi musibah akan menerima ganti rugi tetapi dalam
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pajak,Negara tidak akan memberikan ganti rugi bilamana rakyat mengalami musibah.
2. Teori Kepentingan
Teori ini dalam ajaran semula, hanya memperhatikan pembagian beban pajak yang harus dipungut dari penduduk
seluruhnya. Pembagian beban ini harus didasarkan atas kepentingan masing-masing dalam tugas-tugas pemerintah
yang bermanfaat baginya, termasuk juga perlindungan atas jiwa orang-orang itu beserta harta bendanya. Maka sudah
selayaknya bahwa biaya-biaya yang dikeluarkan oleh Negara untuk menunaikan kewajibannya, dibebankan kepada mereka
itu. 3.
Teori Gaya Pikul Dasar teori yang digunakan adalah keadilan yaitu bahwa setiap
orang harus dikenakan pajak yang sama beratnya. Namun demikian besarnya pemungutan pajak didasarkan berdasarkan
gaya pikul kekuatan masing-masing WP. Ukuran utama gaya pikul adalah besarnya penerimaan yang diterima dan
pengeluaran yang dilakukan. 4.
Teori Kewajiban Mutlak Teori Bakti
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Teori ini mendasarkan pada pemahaman Organische Staatsleer. Paham ini mengajarkan bahwa karena sifat Negara sebagai
suatu perkumpulan dari individu-individu maka timbul hak mutlak Negara untuk memungut pajak. Dari sudut pandang
rakyat membayar pajak kepada Negara merupakan bukti rasa baktinya rakyat atau warga kepada Negara.
5. Teori Asas Daya Beli
Menurut teori ini maka fungsi pemungutan pajak jika dipandang sebagai gejala dalam masyarakat dapat disamakan
dengan pompa, yaitu mengambil gaya beli dari rumah tangga- rumah tangga dalam masyarakat untuk rumah tangga Negara,
dan kemudian menyalurkannya kembali ke masyarakat dengan maksud untuk memelihara hidup masyarakat dan untuk
membawa ke arah tertentu. Asas pemungutan pajak menurut Adam Smith, seperti
dikemukakan dalam buku An Inquiry Into Nature and Causes of The Wealth of Nations Mardiasmo,2009: 7 adalah sebagai
berikut: 1.
Equality Pungutan pajak harus bersifat final, adil, dan merata. Pajak
dikenakan kepada orang pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak dan sesuai dengan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
manfaat yang diterima. Adil dimaksudkan bahwa setiap WP menyumbangkan uang untuk pengeluaran pemerintah
sebanding dengan kepentingan dan manfaatnya. 2.
Certainty Penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang-wenang.
Oleh karena itu, wajib pajak harus mengetahui secara jelas dan pasti pajak yang terutang, kapan harus dibayar serta
batas waktu pembayaran. 3.
Convenience Kapan WP itu harus membayar pajak sebaiknya disesuaikan
dengan saat-saat yang tidak menyulitkan WP, misalnya pada saat wajib pajak memperoleh penghasilan. Sistem ini
disebut Pay us you eam. 4.
Economy Secara ekonomi biaya pemungutan dan biaya pemenuhan
kewajiban pajak bagi WP diharapkan seminimal mungkin, demikian pula beban yang dipikul WP.
5. Asas Keadilan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Asas ini dalam prinsip perpajakan maupun dalam pelaksanaannya harus dipegang teguh, walaupun keadilan
itu sangat relatif.
a. Benefit Principle Ability Principle
Keadilan pemungutan pajak, menurut Richard A. Musgrave dan Peggy Musgrave dalam buku Public
Finance in Theory and Practice, terdiri dari dua macam asas keadilan, yaitu:
1 Benefit Principle
Dalam sistem perpajakan yang adil, setiap WP harus membayar sejalan dengan manfaat yang
dinikmatinya dari pemerintah. Pendekatan ini disebut Revenue and Expenditure Approach
2 Ability Principle
Pajak sebaiknya dibebankan kepada WP berdasarkan kemampuan membayar.
b. Keadilan Horisontal dan Keadilan Vertikal
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pendekatan lainnya masalah keadilan dalam pemungutan pajak :
1 Keadilan Horisontal, yaitu bila beban pajaknya sama
untuk semua wajib pajak yang memperoleh penghasilan yang sama dengan jumlah tanggungan
yang sama tanpa membedakan jenis penghasilan atau sumber penghasilan.
2 Keadilan Vertikal, yaitu bila orang dalam keadaan
ekonomis yang sama dikenakan pajak yang sama.
2.2.4 Fungsi Pajak