akan berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya maka kemampuan WP mempengaruhi tingkat keberhasilan penerimaan
PBB.
2.2.11 Pengaruh Sistem Pemungutan terhadap Tingkat Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.
Pengaruh Sistem Pemungutan WP terhadap keberhasilan penerimaan PBB mengacu pada teori Asas Daya Beli. Menurut
teori ini maka fungsi pemungutan pajak jika dipandang sebagai gejala dalam masyarakat dapat disamakan dengan pompa, yaitu
mengambil gaya beli dari rumah tangga-rumah tangga dalam masyarakat untuk rumah tangga Negara, dan kemudian
menyalurkannya kembali ke masyarakat dengan maksud untuk memelihara hidup masyarakat dan untuk membawa ke arah
tertentu.Tjahjono dan Husein,2005:18 Berdasarkan hasil penelitian Mu’minatus dan Istiqomah
2005 : 73 besarnya pengaruh variabel sistem pemungutan WP sangat berpengaruh positif terhadap keberhasilan penerimaan PBB
dan tentunya tidak terlepas dari perilaku wajib pajak itu sendiri yang terbentuk oleh beberapa faktor seperti sikap attitudes,
motivasi motivation,
persepsi perception,
pembelajaran
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Learning, kepribadian personality dan juga dipengaruhi oleh lingkungan dan dasar biologis dari wajib pajak.
Dalam abad 18 Adam Smith dalam bukunya “ An Inquiry Into The Nature and Causes of The Wealth of Nations” terkenal
dengan nama “Wealth of Nation” melancarkan ajarannya sebagai asas pemungutan pajak yaitu asas Certainty. Asas ini ditekankan
pada pentingnya kepastian tentang pemungutan pajak, yaitu kepastian mengenai hukum yang mengaturnya, subjek pajak, objek
pajak, dan tata cara pemungutannya. Kepastian ini menjamin setiap wajib pajak untuk tidak ragu-ragu membayar pajaknya karena
segala sesuatunya sudah jelas Brotodiharjo, 1986 : 27. Di Indonesia sejak reformasi perpajakan pada tahun 1983,
sistem pemungutan pajak yang berlaku adalah self assessment system. Self assessment system adalah suatu sistem perpajakan yang
memberi kepercayaan kepada wajib pajak untuk memenuhi dan melaksanakan sendiri kewajiban dan hak perpajakannya. Tata cara
pemungutan pajak dengan self assessment system akan berhasil dengan baik bila masyarakat mempunyai pengetahuan dan disiplin
pajak yang tinggi Devano dan Rahayu, 2006 : 81. Menurut Soemitro dan Muttaqin 2001: 5 bahwa untuk
sementara waktu sistem self assessment system mengingat tingkat pendidikan sebagian besar rakyat, belum dapat diterapkan. Tetapi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
oleh DPR diusulkan supaya lambat laun sistem itu juga diterapkan pada Pajak Bumi dan Bangunan.
Perhitungan PBB sering dikatakan sebagai perhitungan yang sifatnya semi self assessment. Dikatakan demikian karena untuk
mengetahui berapa besar jumlah pajak yang terutang butuh kerjasama antara wajib pajak dan fiskus. Wajib pajak terlebih
dahulu melaporkan Objek Pajak PBB dan berdasarkan laporan tersebut, barulah fiskus menetapkan jumlah PBB yang harus
dibayarnya. Ternyata tidak ada sistem perpajakan suatu Negara yang
sempurna, sistem perpajakan di Indonesia juga ternyata belum mengarah pada dasar prinsip-prinsip yang baik. Banyak aspek
perpajakan yang belum memiliki kepastian hukum, rasa keadilan bagi wajib pajak juga belum terwujud dengan baik keadaan yang
demikian itu tentunya akan menghambat pemungutan pajak. Dengan sistem perpajakan yang baik tentunya pengumpulan pajak
akan lebih optimal dalam hal ini adalah PBB Devano dan Rahayu,2006 : 116-117.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya maka sistem pemungutan WP mempengaruhi tingkat keberhasilan
penerimaan PBB.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.12 Pengaruh Tingkat Kesadaran Perpajakan WP, Tingkat Pemahaman WP, Tingkat Kemampuan WP, dan Sistem
Pemungutan Terhadap Tingkat Keberhasilan Penerimaan PBB
Kesadaran adalah keadaan tahu, mengerti, dan ingat kepada hal yang benar Poerwadarminta, 1987. Sedangkan
Perpajakan ialah mengatur ketentuan dan tata cara, hak dan kewajiban wajib pajak, meliputi pembayaran pajak, dan pemungut
pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sehingga kesadaran wajib pajak adalah keadaan yang timbul dalam diri wajib pajak atas kewajibannya untuk membayar Pajak
Bumi dan Bangunan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Kesadaran dan kepatuhan memenuhi kewajiban
perpajakan tidak hanya tergantung pada masalah-masalah teknis saja yang menyangkut metode pemungutan, tarif pajak, teknis
pemeriksaan, penyidikan penerapan sanksi sebagai perwujudan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan, dan pelayanan kepada wajib pajak selaku pihak pemberi dana bagi Negara dalam hal membayar pajak. Disamping
itu juga tergantung pada kemauan wajib pajak juga, sampai sejauh mana wajib pajak tersebut akan mematuhi ketentuan peraturan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
perundang-undangan perpajakan Devano dan Rahayu, 2006: 113.
Kesadaran perpajakan adalah suatu sikap terhadap fungsi pajak, berupa komponen kognitif, afektif, dan konatif Suhardito
dan Sudibyo, 1999 : 5. Menurut Azwar 2007 : 24-27 , komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa
yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Komponen afektif menyangkut emosional subjektif seseorang terhadap suatu
objek sikap. Sedangkan komponen konatif menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada
dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kesadaran perpajakan berkonsekuensi logis untuk
para WP agar mereka rela memberikan kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi perpajakan, dengan cara membayar kewajiban
pajaknya secara tepat waktu. Kondisi perpajakan yang menuntut keikutsertaan aktif wajib
pajak dalam menyelenggarakan perpajakannya membutuhkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak yang tinggi. Yaitu kesadaran
dan kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan yang sesuai dengan kebenarannya. Karena sebagian besar pekerjaan
dalam pemenuhan kewajiban perpajakan itu dilakukan oleh wajib pajak dilakukan sendiri atau dibantu tenaga ahli, bukan fiskus
pemungut pajak. Sehingga kesadaran dan kepatuhan diperlukan,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dengan tujuan pada penerimaan pajak Devano dan Rahayu, 2006:111-112.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya maka kesadaran perpajakan WP mempengaruhi tingkat keberhasilan
penerimaan PBB. Pemahaman adalah sesuatu hal yang kita pahami dan
kita mengerti dengan benar. Dan Wajib Pajak merupakan orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, dan pemungut
pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
Mardiasmo,2009 : 21. Jadi pemahaman wajib pajak merupakan sesuatu yang dipahami dan dimengerti oleh wajib pajak akan
fungsi dan pentingnya membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Pemahaman atau pengetahuan berfungsi untuk membantu
seseorang dalam memberikan maksud atau memahami situasi atau peristiwa baru Ikhsan dan Ishak, 2005:44. Reformasi pajak
diharapkan sistem pajak akan mudah dipahami oleh setiap wajib pajak dan akan mendorong jumlah wajib pajak akan makin luas
Suandy, 2005: 101-102. Karena dengan reformasi pajak selain aturannya yang sederhana juga dalam perhitungan jumlah
pembayaran pajaknya dengan baik dan benar Gunadi, dkk, 2001: 8. Sehingga dengan peraturan pajak yang sederhana dan mudah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dimengerti oleh wajib pajak akan mempengaruhi keberhasilan penerimaan pajak PBB.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya maka pemahaman WP mempengaruhi tingkat keberhasilan penerimaan
PBB. Kemampuan adalah kecakapan atau potensi
menguasai suatu keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktek dan digunakan untuk
mengerjakan sesuatu yang diwujudkan melalui tindakannya dan Wajib Pajak merupakan orang pribadi atau badan, meliputi
pembayaran pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan Mardiasmo,2009 : 21. Sehingga kemampuan wajib pajak adalah kecakapan wajib pajak dalam
memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak. Setiap orang harus membayar bagiannya pajak
sesuai dengan kemampuannya untuk membayar. Kemampuan membayar pajak tidak mempunyai dasar ilmiah karena didasarkan
pada sesuatu yang sangat abstrak. Untuk dijadikan suatu prinsip perpajakan yang operasional, maka kemampuan membayar pajak
juga harus menggunakan suatu ukuran yang operasional. Tiga
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ukuran yang biasanya dipakai untuk mengukur kemakmuran seseorang atau kemampuan seseorang membayar pajak adalah:
a. Pendapatan b. Pengeluaran konsumsi
c. Kekayaan Walaupun ketiga-tiganya merupakan ukuran kemampuan
seseorang namun pada umumnya ukuran yang dipakai adalah pendapatan, sehingga prinsip kemampuan membayar akhirnya
diukur dengan suatu konsep pengorbanan sacrifice sebagai fungsi dari pendapatan seseorang yang dibayarkan sebagai pajak
Mangkoesoebroto, 1994:217. Dalam ketentuan yang sekarang berlaku UU No.12 Tahun 1985 jo.UU No.12 Tahun 1994 jo.PP
Nomor 2002 banyak terjadi kenaikan PBB yang berkelanjutan. Kenaikan ini semakin lama mencekik wajib pajak, sehingga wajib
pajak kewalahan untuk melunasinya, karena belum tentu mereka memiliki penghasilan yang terus naik setiap tahunnya Karnanto,
2006: 39. Dengan melihat fenomena tersebut, maka tingkat pendapatan wajib pajak akan berpengaruh terhadap keberhasilan
penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan. Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya maka
kemampuan WP mempengaruhi tingkat keberhasilan penerimaan PBB.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sistem merupakan sekelompok bagian-bagian alat dan sebagainya yang bekerja sama untuk melaksanakan tujuan atau
maksud Marjihanto,1996. Sedangkan pemungutan adalah kewenangan mengambil atau menagih sesuatu yang menjadi
kewajiban seseorang untuk dibayarkan. Sehingga sistem pemungutan adalah kewenangan wajib pajak untuk membayar pajak
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan oleh fiskus. Dalam abad 18 Adam Smith dalam bukunya “ An Inquiry
Into The Nature and Causes of The Wealth of Nations” terkenal dengan nama “Wealth of Nation” melancarkan ajarannya sebagai
asas pemungutan pajak yaitu asas Certainty. Asas ini ditekankan pada pentingnya kepastian tentang pemungutan pajak, yaitu
kepastian mengenai hukum yang mengaturnya, subjek pajak, objek pajak, dan tata cara pemungutannya. Kepastian ini menjamin setiap
wajib pajak untuk tidak ragu-ragu membayar pajaknya karena segala sesuatunya sudah jelas Brotodiharjo, 1986 : 27.
Di Indonesia sejak reformasi perpajakan pada tahun 1983, sistem pemungutan pajak yang berlaku adalah self assessment
system. Self assessment system adalah suatu sistem perpajakan yang memberi kepercayaan kepada wajib pajak untuk memenuhi dan
melaksanakan sendiri kewajiban dan hak perpajakannya. Tata cara pemungutan pajak dengan self assessment system akan berhasil
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dengan baik bila masyarakat mempunyai pengetahuan dan disiplin pajak yang tinggi Devano dan Rahayu, 2006 : 81.
Menurut Soemitro dan Muttaqin 2001: 5 bahwa untuk sementara waktu sistem self assessment system mengingat tingkat
pendidikan sebagian besar rakyat, belum dapat diterapkan. Tetapi oleh DPR diusulkan supaya lambat laun sistem itu juga diterapkan
pada Pajak Bumi dan Bangunan. Perhitungan PBB sering dikatakan sebagai perhitungan yang
sifatnya semi self assessment. Dikatakan demikian karena untuk mengetahui berapa besar jumlah pajak yang terutang butuh
kerjasama antara wajib pajak dan fiskus. Wajib pajak terlebih dahulu melaporkan Objek Pajak PBB dan berdasarkan laporan
tersebut, barulah fiskus menetapkan jumlah PBB yang harus dibayarnya.
Ternyata tidak ada sistem perpajakan suatu Negara yang sempurna, sistem perpajakan di Indonesia juga ternyata belum
mengarah pada dasar prinsip-prinsip yang baik. Banyak aspek perpajakan yang belum memiliki kepastian hukum, rasa keadilan
bagi wajib pajak juga belum terwujud dengan baik keadaan yang demikian itu tentunya akan menghambat pemungutan pajak.
Dengan sistem perpajakan yang baik tentunya pengumpulan pajak
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
akan lebih optimal dalam hal ini adalah PBB Devano dan Rahayu,2006 : 116-117.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian sebelumnya maka sistem pemungutan WP mempengaruhi tingkat keberhasilan
penerimaan PBB.
2.2.13 Diagram Kerangka Pikir