185 Kasus Korupsi di Indonesia
Keterampilan menulis sangat penting bagi siswa. Dengan menulis, dapat menuangkan ide, gagasan, dan daya kreatif dalam bentuk tulisan. Selain itu,
dengan keterampilan menulis juga dapat mendatangkan keuntungan materi dan ketenaran. Esai adalah suatu jenis komposisi yang membicarakan suatu
pokok masalah tunggal yang biasanya berangkat dari suatu pandangan pribadi penulisnya. Menulis esai berarti menyampaikan gagasan kepada pembaca agar
pembaca mengetahui gagasan yang disampaikan.
1. Contoh Esai
Cermati contoh esai di bawah ini Tekad Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Memberantas Korupsi Korupsi di negeri ini acapkali lebih disebabkan kurangnya ketela-
danan pemimpin, di samping buruknya mentalitas pengabdian para pelaksana fungsi pemerintahan mentalitas pegawai pemerintahan,
mulai dari pusat sampai lini terbawah. Itu sebabnya, mengapa tugas awal Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di hari-hari pertamanya
adalah memprediksi berbagai bentuk economic crime yang menjadi motif, atau sebaliknya mendorong tumbuh dan berkembangnya perilaku
korup perorangan atau korupsi berjamaah.
Konsistensi dengan kemauan baik dan tekad memberantas korupsi sebagaimana dijanjikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, ia harus
mampu meniadakan jargon pelayanan birokrasi selama ini, yang terungkap dalam pernyataan, “Kalau bisa dipersulit, mengapa perlu
dipermudah.” Jargon pelayanan publik oleh birokrasi negara seperti itu, merusak keinginan pelayanan pemerintahan yang sebaik-baiknya
bagi masyarakat pelayanan prima.
Jargon yang terlanjur tersosialisasi di hampir seluruh aparat negara kita itu, mengakses sikap dan perilaku pegawai pemerintahan yang
cenderung korup. Jargon itu mendorong munculnya budaya uang semir, uang pelicin, uang kopi, dan faktor X lain, yang semua termasuk kategori
tindak pidana korupsi. Mulai tingkat paling kecil sampai tingkat paling besar korupsi kelas kakap dan superkakap.
Pertanyaannya, akan benar-benar mampukah Presiden Susilo Bambang Yudhoyonomerealisasikan janjinya memberantas korupsi di
negeri ini? Benarkah tekad Susilo Bambang Yudhoyono akan memimpin langsung pemberantasan korupsi di negera kita, dapat mengurangi
kuantitas dan kualitas korupsi, karena meniadakannya sama sekali - sebagaimana pengalaman di hampir seluruh negara di planet bumi ini-
nyaris mustahil? Jawabannya, tidak bergantung hanya kepada presiden,
Di unduh dari : Bukupaket.com
186 Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
wapres, dan seluruh anggota kabinetnya. Semua itu juga bergantung kemauan baik, keteladanan serta tekad segenap unsur penyelenggaraan
negara, mulai tingkat pusat hingga kelurahandesa, bahkan hingga pedukuhan, untuk menjauhi segala perilaku korupsi.
Sekalipun demikian, pemberantasan korupsi tanpa kemauan baik, keteladanan dan tekad seluruh anggota parlemen pusat dan daerah,
pun akan percuma. Hal ini karena tidak semua arah pemerintahan merupakan bagian kewenangan presiden, maka peran parlemen dalam
pemberantasan korupsi mutlak diperlukan.
Apalagi kalau diingat betapa luas cakupan sistemik, moral, dan hukum di balik beban tugas setiap anggota parlemen. Oleh karenanya,
sangat logis bila banyak orang berkata, “omong kosong presiden bisa memberantas korupsi tanpa dukungan parlemen.”
Oleh : Novel Ali Dikutip seperlunya dari harian Solopos, 2 November 2007
2. Mendaftar Gagasan Utama Tiap Paragraf