46 Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
orang. Pasal IX berisi nasihat tentang moral pergaulan pria wanita dan tentang pendidikan. Hendaknya dalam pergaulan antara pria wanita
ada pengendalian diri dan setiap orang selalu rajin beribadah agar kuat imannya. Pasal X berisi nasihat keagamaan dan budi pekerti, yaitu
kewajiban anak untuk menghormati orang tuanya. Pasal XI berisi nasihat kepada para pemimpin agar menghindari tindakan yang tercela,
berusaha melaksanakan amanat anak buah dalam tugasnya, serta tidak berkhianat. Pasal XII terakhir berisi nasihat keagamaan, agar manusia
selalu ingat hari kematian dan kehidupan di akhirat.
Sumber: Apresiasi Puisi oleh Herman J. Waluyo, hal. 46 – 49.
2. Menjelaskan Diksi Gurindam Dihubungkan dengan Konteks
Diksi pilihan kata yang dibacakan sang penyair dalam penulisan gurindam sungguh istimewa. Berhubungan dengan konteks keimanan dan budi pekerti,
Raja Ali Haji menuliskan gurindamnya dengan pilihan atau dengan idiom- idiom keagamaan, terutama dalam bahasa Arab. Kata Allah, akhirat,
sembahyang, zakat, berkat, faedah, fiil, syaitan, tidak asing dalam gurindam tersebut. Di samping itu, penyair juga menggunakan pilihan kata yang sangat
serasi, baris pertama dan kedua dalam setiap baitnya selalu diakhiri dengan bunyi yang sama. Jika dicermati, terbukti bahwa yang sama itu bukan hanya
huruf akhirnya, tetapi juga suku katanya.
3. Menyimpulkan Isi Gurindam
Menyimpulkan isi gurindam berarti merumuskan inti maksud yang terkandung dalam hati penyair dengan ditulisnya bait-bait gurindam tersebut.
Pada umumnya, kesimpulan lebih pendek daripada wacana yang disimpulkan. Akan tetapi, tidaklah demikian dalam gurindam. Dua baris dalam satu bait
yang saling berkorespondensi dan menunjukkan hubungan sebab akibat sesungguhnya sudah merupakan kristal pemikiran penyair. Oleh karenanya,
menyimpulkan isi gurindam sangat mungkin tidak sehemat penyair dalam menuliskan gurindamnya.
4. Menjelaskan Gurindam sebagai Karya Sastra yang Khas
Puisi-puisi lama yang sezaman dengan gurindam adalah pantun dan syair. Gurindam termasuk karya sastra yang khas pada zamannya. Kekhasan itu
dapat dilihat dalam ciri-ciri yang dimilikinya. Anda telah mengetahui, bukan? Coba bandingkan dengan ciri-ciri pantun dan syair berikuti ini.
Ciri-ciri pantun adalah: a.
terdiri atas empat baris, b.
tiap baris terdiri atas 8 - 12 suku kata,
Di unduh dari : Bukupaket.com
47 Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat
Pelatihan
c. dua baris pertama merupakan sampiran dan dua baris kedua merupakan
isi, d.
rima berakhir dengan pola abab. Ciri-ciri syair adalah:
a. terdiri atas empat baris,
b. tiap baris terdiri atas 8-10 suku kata,
c. tidak memiliki sampiran dan isi, semua merupakan isi,
d. berima akhir a-a-a-a.
Anda sudah mempelajari cara melisankan Gurindam XII dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang sesuai, menjelaskan diksinya, menyimpulkan
isinya, serta menjelaskannya sebagai bentuk karya sastra yang khas pada masanya. Nah, agar lebih terasah kemampuan Anda kerjakan perintah-
perintah di bawah ini Bacalah secara lisan Gurindam XII di depan teman-teman Anda
B. Menulis Prinsip-prinsip Kritik terhadap Karya Sastra Indonesia
Tujuan Pembelajaran
Anda diharapkan mampu menyusun sinopsis karya sastra, mendeskripsikan unsur- unsur pembentuknya, membahasnya, dan menilainya.
1. Menyusun Sinopsis Karya Sastra
Sinopsis adalah ringkasan cerita. Semua jenis karya sastra dapat dibuat sinopsis, kecuali puisi. Hal ini karena puisi merupakan karya sastra dengan
bahasa singkat, terdiri atas larik-larik dan bait-bait yang berirama dan bersajak, merupakan ekspresi perasaan dan pikiran yang tidak mengandung cerita. Ada
juga puisi yang mengandung cerita, berisi kisah-kisah perjalanan, pengembara- an, petualangan. Puisi jenis itu disebut balada. Akan tetapi, karena kesingkatan
dan penataannya dalam pembarisan dan pembatasan, balada bukan disinopsiskan melainkan diparafrasekan.
Karya sastra yang dapat dibuat sinopsisnya adalah bentuk prosa dan naskah drama, karena keduanya mengandung untaian cerita. Sebuah cerita konven-
sional umum memiliki tema, penokohan, setinglatar, plotalur, dan amanat. Sinopsis sebaiknya dimulai dengan identitas buku yang terdiri atas judul buku,
nama pengarang, tahun terbit, kota penerbitan, tahun terbit. Coba Anda cermati contoh sinopsis berikut ini
Di unduh dari : Bukupaket.com
48 Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Di Bawah Lindungan Ka’bah Pengarang :
Hamka Penerbit
: Bulan Bintang
Tahun :
938; Cetakan XIII, 1978 Tanpa memberi tahu siapa pun, Hamid meninggalkan kampungnya
menuju Siantar, Medan. Kepergiannya kali ini bukan lagi untuk menuntut ilmu di sekolah, seperti yang ia lakukan beberapa tahun yang lalu.
Hamid, ibarat orang sudah “jatuh tertimpa tangga pula”. Setelah Haji Jafar, orang yang selama ini banyak menolongnya, berpulang ke
Rahmatullah, tak lama kemudian ibu kandung yang dicintainya menyusul pula ke alam baka. Hamid kini tinggal sebatang kara. Ayahnya
telah meninggal ketika ia berusia empat tahun. Dalam kemalangannya ilu, Mamak Asiah dan anaknya, Zainab, tetap menganggapnya sebagai
keluarga sendiri. Oleh karena itu, Mak Asiah begitu yakin terhadap Hamid untuk dapat membujuk Zainab agar mau dikawinkan dengan
saudara dari pihak mendiang suaminya. Dengan berat hati, Hamid mengutarakan maksud itu walaupun yang sebenarnya, ia sangat
mencintai Zainab. Namun, karena Zainab anal, orang kaya di kampung itu, ia tak berani mengutarakan rasa cintanya itu.
Setibanya di Medan, Hamid sempat menulis surat kepada Zainab. Isi surat it mengandung arti yang sangat dalam tentang perasaan hatinya.
Namun, apa mau dikata, ibarat bumi dengan langit; rasanya tak mungkin keduanya dapat bersatu. Meninggalkan kampung halamannya
berikut orang yang dicintainya adalah salah satu jalan terbaik. Begitu menurut pikiran Hamid.
Dari Medan, Hamid meneruskan perjalanan ke Singapura dan akhirnya sampailah ia di tanah suci, Mekah. Di Mekah ia tinggal pada
seorang Syekh, yang pekerjaannya menyewakan tempat bagi orang- orang yang akan menunaikan ibadah haji. Telah setahun Hamid tinggal
di kota suci itu. Pada musim haji, banyaklah orang datang dari berbagai penjuru. Tanpa diduganya, teman sekampungnya, menyewa pula tempat
Syekh itu. Orang yang baru datang itu bernama Saleh, suami Rosna, yang hendak menuntut ilmu agama di Mesir setelah ibadah haji selesai.
Dari pertemuan yang tak disangka-sangka itu, ternyata banyak sekali berita dari kampung halaman terutama berita tentang Zainab yang sejak
ditinggalkan Hamid dan tidak jadi dikawinkan dengan saudara ayahnya itu, kini sedang dalam keadaan sakit-sakitan. Hamid sangat senang
hatinya mendengar kabar itu, tetapi ia harus menyelesaikan ibadah hajinya yang tinggal beberapa hari. Ia bermaksud segera pulang ke
kampung. Sementara itu Saleh, teman Hamid, segera mengirim surat kepada istrinya. Surat Saleh diterima istrinya yang segera pula
Di unduh dari : Bukupaket.com
49 Pencemaran Lingkungan, Perlu Solusi yang Tepat
Pelatihan
memberitahukannya kepada Zainab. Alangkah senang hati Zainab mengetahui bahwa orang yang dicintainya ternyata masih ada. Namun,
penyakit yang diderita Zainab makin hari makin parah. Dengan segala kekuatan tenaganya, ia menulis surat untuk orang yang dikasihinya.
Surat yang dikirim Zainab diterima Hamid. Namun, rupanya isi surat itu sangat mempengaruhinya. Dua hari setelah itu, bersamaan
dengan keberangkatan para jemaah haji ke Arafah guna mengerjakan wukuf, kesehatan Hamid terganggu. Walaupun demikian, Hamid tetap
menjalankan perintah suci itu.
Sekembalinya Hamid dari Arafah, suhu badannya semakin tinggi. Apalagi di Arafah, udaranya sangat panas Hamid tak mau menyentuh
makanan sehingga badannya menjadi lemah. Pada saat yang sama, surat dari Rosna diterima Saleh yang menerangkan bahwa Zainab telah
wafat. Kendati Hamid dalam keadaan lemah, ia mengetahui bahwa ada surat dari kampungnya. Firasatnya begitu kuat pada berita surat
yang disembunyikan Saleh. Hamid menanyakan isi surat itu. Dengan berat hati Saleh menerangkan musibah kematian Zainab. Jadi Zainab
telah dahulu dari kita?” tanyanya pula.
Ketika akan berangkat ke Mina, Hamid tak sadarkan diri. Temannya, Saleh, terpaksa mengupah orang Badui untuk membawa Hamid ke
Mina. Dari situ mereka menuju Masjidil Haram kemudian mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kali. Tepat di antara pintu Kabah dengan Batu
Hitam, kedua orang Badui itu diminta berhenti. Hamid mengulurkan tangannya, memegang kiswah sambil memanjatkan doa yang panjang:
“Ya Rabbi, Ya Tuhanku, Yang Maha Pengasih dan Penyayang” Semakin lama suara Hamid semakin terdengar pelan. Sesaat kemudian, Hamid
menutup matanya untuk selama-lamanya.
Sumber: Ringkasan dan Ulasan Novel Indonesia Modern, Grasindo, 1992
Cari dan bacalah sebuah novel sastra yang mengangkat tema seputar keimanan dan ketakwaan yang ada di perpustakaan sekolah Sambil mem-
baca, buatlah sinopsisnya Pada pertemuan berikutnya, kumpulkan pada Guru untuk diperiksa.
Di unduh dari : Bukupaket.com
50 Bahasa dan Sastra Indonesia SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa
Pelatihan
2. Mendeskripsikan Unsur-unsur Pembentuk Cerita dalam Karya Sastra