Fertilitas Fertilitas dan Mortalitas

Dinamika Kependudukan 35 3,22, dan Sulawesi Tenggara 3,15. Adapun wilayah dengan tingkat pertumbuhan penduduk nya terendah antara lain Maluku 0,08, DKI Jakarta 0,17, dan Maluku Utara 0,48. Perhatikan Tabel 2.3 berikut.

3. Fertilitas dan Mortalitas

Pada pembahasan pertumbuhan penduduk telah dijelaskan sepintas bahwa pertumbuhan penduduk pada suatu wilayah dipengaruhi oleh tiga faktor utama dinamika penduduk, yaitu fertilitas, mortalitas, dan migrasi.

a. Fertilitas

Fertilitas merupakan gambaran mengenai jumlah kelahiran hidup dalam suatu wilayah pada periode waktu tertentu. Fertilitas atau angka kelahiran disebut juga natalitas. Tingkat kelahiran yang tinggi pada suatu negara memberikan pengaruh terhadap pembangunan. Deskripsikan hubungan antara tingkat kelahiran dengan pembangunan. Tulis jawaban Anda dalam buku tugas. Barometer Sumber: Badan Pusat Statistik, 2002 Tabel 2.3 Pertumbuhan Penduduk Indonesia Antarprovinsi Tahun 1980–2000 Nama Provinsi Jumlah Penduduk pertahun Nanggroe Aceh Darussalam Sumatra Utara Sumatra Barat Riau Jambi Sumatra Selatan Bengkulu Lampung Bangka-Belitung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Maluku Maluku Utara Papua Indonesia 1980–1990 1990–2000 2,72 2,06 1,62 4,22 3,39 3,15 4,38 2,66 - 2,38 2,57 1,17 0,57 1,08 - 1,18 2,14 1,79 2,65 3,88 2,32 4,41 1,60 2,82 1,42 3,66 - 2,76 - 3,34 1,97 1,46 1,32 0,63 4,35 1,84 2,39 2,97 1,17 0,97 0,17 2,03 0,94 0,72 0,70 3,21 1,31 1,82 1,64 2,29 2,99 1,45 2,81 1,33 2,57 1,49 3,15 1,59 0,08 0,48 3,22 1,49 Di unduh dari : Bukupaket.com 36 Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XI Secara umum angka kelahiran atau fertilitas diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu angka kelahiran kasar, kelahiran umum, dan kelahiran menurut kelompok-kelompok usia. 1 Angka Kelahiran Kasar Crude Birth Rate = CBR Angka kelahiran kasar, yaitu angka yang menunjukkan banyaknya bayi lahir hidup dari setiap seribu penduduk dalam periode tahun tertentu. Untuk menghitung angka kelahiran kasar digunakan rumus sebagai berikut. CBR = Keterangan: CBR = angka kelahiran kasar B = jumlah bayi yang lahir hidup P = jumlah penduduk k = konstanta, nilainya 1.000 Contoh: Pada 2006, jumlah penduduk Kelurahan A adalah 200.000 jiwa. Dalam periode satu tahun, di wilayah tersebut telah terjadi kelahiran hidup sebanyak 400 bayi. Tentukan angka kelahiran kasar di Kelurahan A tersebut. Diketahui: B = 400 P = 200.000 K = 1.000 Ditanyakan: CBR? Jawab: CBR = CBR = = 2 orang perseribu penduduk. Angka tersebut menunjukkan bahwa dalam setiap seribu penduduk Kelurahan A, telah lahir dua orang bayi. Apakah yang menjadi perbedaan mendasar antara angka kelahiran kasar, angka kelahiran umum, dan angka kelahiran menurut kelompok. Kerjakan dalam buku tugas Anda. Barometer Tabel 2.4 Angka Kelahiran Kasar Penduduk Indonesia Tahun 1998–1999 Nama Provinsi CBR perseribu penduduk Nanggroe Aceh Darussalam Sumatra Utara Sumatra Barat Riau Jambi Sumatra Selatan Bengkulu Lampung DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur 1998 1999 2,78 3,08 2,94 2,85 2,87 2,78 2,83 2,74 2,00 2,62 2,41 2,00 2,02 2,69 3,00 2,87 2,77 2,80 2,71 2,77 2,66 2,00 2,55 2,37 2,00 2,02 1 2 3 Di unduh dari : Bukupaket.com Dinamika Kependudukan 37 2 Angka Kelahiran Umum General Fertility Rate = GFR Angka kelahiran umum, yaitu angka yang menunjukkan jumlah komposisi bayi lahir hidup dari setiap seribu penduduk wanita usia reproduksi dalam periode tahun tertentu. Adapun yang dimaksud dengan usia reproduksi adalah usia di mana wanita sudah berpotensi untuk melahirkan, yaitu antara umur 15–49 tahun. Untuk menghitung angka kelahiran kasar digunakan rumus sebagai berikut. GFR = Keterangan GFR = angka kelahiran umum B = jumlah bayi yang lahir hidup Pf 15-49 = jumlah penduduk wanita usia reproduksi k = konstanta, nilainya 1.000 Contoh: Pada 2005, jumlah penduduk wanita kelompok usia 15–49 tahun di Kelurahan B adalah 5.000 jiwa. Dalam periode satu tahun, di wilayah tersebut telah terjadi kelahiran hidup sebanyak 200 bayi. Tentukan angka kelahiran umum di Kelurahan B tersebut. Diketahui: B = 200 Pf 15-49 = 5.000 Ditanyakan: GFR? Jawab: GFR = GFR = GFR = 40 orang perseribu penduduk wanita usia subur. Angka tersebut menunjukkan bahwa di Kelurahan B dalam setiap seribu pen duduk wanita usia reproduksi, telah lahir 40 orang bayi. Sampai dengan akhir repelita VI komposisi penduduk Indonesia menurut jenis kelamin diperkirakan tidak akan berubah, penduduk perempuan masih tetap lebih banyak komposisinya daripada laki- laki. Angka rata-rata harapan hidup meningkat dari 62,7 tahun pada akhir pelita V yang lalu menjadi 64,6 tahun pada akhir repelita VI. Sumber: Perekonomian Indonesia, 1996 Geografia 1. Crude Birth Rate 2. General Fertility Rate 3. Age Specific Fertility Rate Z oom Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Maluku Papua Indonesia 2,00 3,12 3,15 2,92 2,86 2,58 2,60 2,38 2,78 2,70 3,00 2,92 3,03 2,65 2,00 3,05 3,06 2,81 2,81 2,53 2,55 2,36 2,72 2,65 2,87 2,82 2,96 2,58 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2002 1 1 1 Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Maluku Papua Indonesia 2,00 3,12 3,15 2,92 2,86 2,58 2,60 2,38 2,78 2,70 3,00 2,92 3,03 2,65 2,00 3,05 3,06 2,81 2,81 2,53 2,55 2,36 2,72 2,65 2,87 2,82 2,96 2,58 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2002 1 2 3 Di unduh dari : Bukupaket.com 38 Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas XI 3 Angka Kelahiran Menurut Kelompok Usia Age Specific Fertility Rate =ASFR Angka kelahiran menurut kelompok usia, yaitu angka yang menunjuk kan banyaknya bayi lahir hidup dari setiap seribu penduduk wanita perkelompok umur pada usia reproduksi dalam periode tahun tertentu. Dalam demografi, interval usia yang biasa digunakan adalah lima tahun. Kelompok-kelompok umur dalam usia reproduksi adalah 15–19, 20–24, 25–29, 30–34, 35–39, 40–44, dan 45–49 tahun. Untuk menghitung angka kelahiran menurut kelompok usia digunakan rumus sebagai berikut. ASFRx = Keterangan: ASFRx = angka kelahiran menurut kelompok usia Bx = jumlah bayi yang lahir hidup dari penduduk wanita kelompok usia tertentu Pf = jumlah penduduk wanita usia subur pada kelompok umur tertentu k = konstanta, nilainya 1.000 Dari ketiga angka kelahiran di atas, tingkat akurasi paling tinggi adalah angka kelahiran menurut kelompok usia. Hal ini dikarenakan dalam perhitungannya mempertimbangkan faktor jenis kelamin, usia reproduksi perkelompok umur, dan banyaknya bayi yang lahir dari tiap penduduk wanita tiap kelompok umur dalam usia reproduksi. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi tinggi rendahnya tingkat kelahiran pada suatu wilayah, baik yang sifatnya men dukung maupun menghambat. Faktor pendukung angka kelahiran antara lain menikah pada usia muda sehingga berpotensi untuk memiliki anak dalam jumlah yang banyak, anggapan atau kepercayaan sebagian masyarakat bahwa banyak anak banyak rezeki, dan tingginya tingkat kesehatan masyarakat. Faktor yang menghambat angka kelahiran antara lain ketentuan batas minimal usia perkawinan, penundaan usia perkawinan karena alasan sekolah atau mengutamakan karir terlebih dahulu, dan adanya program KB.

b. Mortalitas