49
yang harus dibayar perusahaan, artinya perusahaan mendapat manfaat yang lebih tinggi daripada korban yang harus dipikulnya dengan
sendirinya perusahaan
akan terdorong untuk menambah tenaga kerja lebih banyak lagi. Kedudukan keseimbangan tercapai pada posisi jumlah tenaga
kerja N
Gambar 4 : Kurva Permintaan Tenaga Kerja
W w
W
N N
N1
Sumber : Suparmoko. M, 2000, Pengantar Ekonomika Makro, Penerbit BPFE,UGM, Yokyakarta, hal 161.
2.2.5.5 Penawaran Tenaga Kerja
Persediaan tenaga kerja adalah istilah yang biasanya juga belum dihubungkan dengan factor upah. Sedangkan dalam istilah penawaran tenaga
kerja sudah ikut dipertimbangkan faktor upahnya. Dalam hal ini pencari kerja bersedia menerima pekerjaan itu atau menawarkan tenaganya apabila
kepadanya diberikan upah sekian rupiah setiap waktu. Misalnya dengan menggunakan teknologi tertentu, seseorang
pengusaha mungkin membutuhkan 500 orang tenaga kerjanya. Akan tepai karena upah yang dituntut terlalu tinggi, mungkin ia hanya mampu
VMPN
50
mempekerjakan atau meminta 400 orang saja, sedangkan yang lainnya ditunda dahulu atau dibatalkan, karena kebutuhan tenaga kerja merupakan
permintaan potensial. Dari uraian diatas menjadi jelas, bahwa persediaan
tenaga kerja merupakan penawaran potensial Suroto, 1992 : 22 .
Penawaran tenaga kerja yang datangnya dari pemilik tenaga atau katakanlah buruh. Mereka ini mencari pekerjaan untuk mendapatkan
penghasilan dengan cara menjual tenaga mereka atau pada saat mereka mencari pekerjaan dikatakan bahwa mereka menawarkan tenaga kerja
mereka. Pada saat tingkat upah tinggi, akan sedikit jumlah tenaga kerja yang ditawarkan, sedangkan pada tingkat upah rendah, akan banyak
tenaga kerja yang ditawarkan. Pada tingkat upah W
1
, jumlah tenaga kerja yang ditawarkan lebih banyak yaitu sebanyak N
2
. Pada tingkat upah W
2
, jumlah tenaga kerja yang ditawarkan lebih sedikit yaitu sebanyak N
1
.
Gambar 5 : Kurva Penawaran Tenaga Kerja
Sumber : Suparmoko. M, 2000, Pengantar Ekonomika Makro, Penerbit BPFE, UGM, Yokyakarta, hal 163.
N
2
N
1
W
1
W
2
W
NS
N
51
2.6. Kerangka Pikir
Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap pertumbuhan industri kecil adalah kredit modal kerja, tingkat
inflasi, pendapatan perkapita dan julmlah tenaga kerja sebagai variabek bebas dan pertumbuhan industri kecil sebagai variabel terikat.
1. Kredit modal kerja,
dengan pemberian kredit yang diberikan kepada industri atau yang berarti dapat meningkatkan atau
menambah modal. Dengan tersedianya modal yang mencukupi, maka faktor produksi Mesin, material, dan lain-lain dapat
dibelinya sehingga aktivitas pengusaha kecil meningkat maka pada
akhirnya akan menambah tingkat pertumbuhan industri kecil. Budisantoso, 2006 :171
2. Tingkat inflasi,
kecenderungan naiknya harga-harga umum barang secara terus menerus pada suatu periode tertentu. Dalam hal ini
apabila inflasi mengalami penurunan maka permintaan akan suatu barang dan jasa secara langsung akan mempengaruhi industri kecil
menjadi meningkat. Boediono, 2001 : 150 3.
Pendapatan Perkapita, Merupakan indikator kesejahteraan
masyarakat bila pendapatan perkapita meningkat maka daya beli masyarakat akan mengalami peningkatan sehingga nantinya akan
bisa menambah pertumbuhan industri kecil Tambunan, 2009 : 83
52
4. Jumlah Tenaga kerja,
Penyediaan Tenaga kerja juga sangat dibutuhkan dalam proses produksi untuk menjalankan dan
mengelola faktor produksi untuk mengasilkan barang dan jasa. Dengan bertambahnya Tenaga kerja maka kegiatan produksi dapat
terus meningkat sehingga pertumbuhan Industri kecil juga akan
meningkat. Tambunan, 2009 :158 Gambar 6 : Paradigma kerangka pikir
Sumber : Peneliti
Kredit Modal Kerja
X1 Modal Industri
Kecil
Tingkat Inflasi X2
Permintaan Barang
Pendapatan Perkapita
X3 Daya Beli Masyarakat
Jumlah Tenaga Kerja
X4 Hasil Produksi
Pertumbuhan Industri Kecil di
Sidoarjo
53
2.7. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian dapat di kemukakan hipotesis sebagai berikut :
1. Diduga kredit modal kerja, tingkat inflasi dan pendapatan perkapita
Jumlah Tenaga Kerja berpengaruh terhadap pertumbuhan industri kecil di wilayah Sidoarjo.
2. Diduga dari keempat variable tersebut variable kredit modal kerja
dominan mempengaruhi pertumbuhan industri kecil di wilayah Sidoarjo.