Deskripsi Obyek Penelitian 1. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.2. Gambaran Umum Perkembangan Industri Kecil di Sidoarjo

. Kabupaten Sidoarjo yang sebagaian besar tingkat kemampuan sumber daya manusianya yang masih rendah merupakan salah satu faktor yang mendukung semakin besarnya alasan masyarakat untuk mendirikan usaha di dalam rumah tangganya home industry dengan berbekal ketrampilan yang dimiliki. Dari industri – industri rumah tangga yang ditumbuh kembangkan oleh masyarakat ini, semakin lama berkembang menjadi industri kecil sandal. Pertumbuhan industri ini dilatar belakangi oleh keinginan seseorang untuk malakukan kegiatan produksi. Pada mulanya industri rumah tangga ini diawali dengan keinginan seseorang didalam suatu rumah tangga untuk menciptakan suatu hasil produksi yang dapat dipasarkan atau dijual untuk memenuhi masyarakat dengan harapan akan dapat memperoleh keuntungan. Kemudian berbekal ketrampilan yang dimiliki berusaha untuk memproduksi barang yang berupa kerajinan sandal dan dijual dipasaran baik dalam negeri maupun luar negeri. Semakin lama keinginan pasaran untuk memiliki hasil kerajinan sandal semakin banyak, tentu saja pesanan yang diperolaeh semakin besar khususnya pada hari – hari besar keagamaan. Untuk memenuhi kebutuhan kemudian diajak beberapa anggota keluarga untuk membuat kerajianan sandal tersebut. Dari perisiwa itulah kegiatan produksi mulanya dilakukan sendiri atau individu berkembang menjadi kegiatan keluarga, sampai pada suatu saat dibutuhkan suatu tambahan tenaga untuk memproduksi, kemudian memperkerjakan orang – orang lain diluar keluaga sebagai tenaga kerja. Kegiatan ini akhirnya berkembang menjadi industri rumah tangga yang meliputi tenaga kerja baik dari dalam keluarga sendiri maupun luar keluarga yang pada akhirnya suatu industri kecil

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang data- data serta perkembangan Pertumbuhan Industri Kecil sehingga dapat mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi terhadap perkembangan Pertumbuhan Industri Kecil, Kredit Modal Kerja, Tingkat Inflasi, Pendapatan Perkapita, dan Jumlah tenaga kerja.

4.2.1. Perkembangan Pertumbuhan Industri Kecil

Perkembangan Pertumbuhan Industri Kecil dapat disajikan dalam tabel di bawah ini : Tabel.1. Perkembangan Pertumbuhan Industri Kecil di Sidoarjo Tahun 1995-2009 Tahun Pertumbuhan Industri Kecil Unit Perkembangan 1995 1235 - 1996 1378 11,57 1997 1481 7,47 1998 1537 3,78 1999 1631 6,11 2000 1773 8,70 2001 1793 1,12 2002 1865 4,01 2003 1982 6,27 2004 1995 0,65 2005 2053 2,90 2006 5095 148,17 2007 5151 1,09 2008 3718 - 27,81 2009 3718 0,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa perkembangan Pertumbuhan Industri Kecil selama 15 tahun 1995-2009 cenderung mengalami fluktuasi. Perkembangan tertinggi Pertumbuhan Industri Kecil adalah pada tahun 2006 sebesar 148,17 karena adanya program UKM yang diluncurkan oleh pemerintah untuk meningkatkan Pertumbuhan Industri Kecil dan terendah sebesar – 27,81 terjadi pada tahun 2008 disebabkan pada tahun tersebut adanya dampak krisis financial yang berdampak pada industri kecil sehingga banyak industri kecil yang gulung tikar karena pendapatan yang di hasilkan tidak memenuhi, Pertumbuhan Industri Kecil terbesar pada tahun 2007 sebesar 5151 unit dan Pertumbuhan Industri Kecil yang terendah yaitu pada tahun 1995 sebesar 1235 unit.

4.2.2. Perkembangan Kredit Modal Kerja

Berdasarkan tabel dibawah dapat diketahui bahwa pekembangan Kredit Modal Kerja selama 15 tahun 1995-2009 cenderung mengalami fluktuasi. Perkembangan tertinggi selama periode penelitian adalah pada tahun 2008 sebesar 775,98 dengan nilai Kredit Modal Kerja sebesar Rp.164.315.055 yang ditahun sebelumnya nilainya sebesar Rp.18.757.792. Sedangkan perkembangan terendah adalah pada tahun 2006 sebesar -58,34 . Kredit Modal Kerja tertinggi terjadi pada tahun 2008 dan 2009 sebesar Rp.164315055 . Tabel.2. Perkembangan Kredit Modal Kerja Tahun 1995-2009 Tahun Kredit Modal Kerja Rupiah Perkembangan 1995 609.269 - 1996 1.462.273 140,00 1997 1.053.471 - 27,95 1998 4.236.784 302,17 1999 3.866.801 - 8,73 2000 3.103.589 - 19,73 2001 4.435.814 42,92 2002 6.307.831 42,20 2003 6.812.379 7,99 2004 8.931.537 31,10 2005 12.405.057 38,89 2006 5.167.035 - 58,34 2007 18.757.792 263,02 2008 164.315.055 775,98 2009 164.315.055 0,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah

4.2.3. Perkembangan Tingkat Inflasi

Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan bahwa perkembangan Tingkat Inflasi setiap tahunnya mengalami fluktuatif yang tidak tentu besarnya. Perkembangan Inflasi yang tertinggi terjadi pada tahun 1998 sebesar 86,1 ini dikarenakan adanya krisis yang melanda bangsa Indonesia dan pada umumnya kenaikan Inflasi terjadi dari kenaikan harga barang – barang yang tidak dikendalikan Pemerintah dan adanya kenaikan harga BBM. tetapi pada tahun 1999 terjadi perkembangan terendah sebesar - 94,97 . Hal ini bisa dilihat dari nilai Inflasi di tahun 1998 sebesar 95,21 menjadi 0,24 atau turun sebesar -94,97 .