Pengertian Industri Kecil Pengertian Kredit

19

2.2.2. Tinjuan Kredit dan Modal Kerja

2.2.2.1 Pengertian Kredit

Pengertian kredit itu sendiri mempunyai demensi yang beraneka ragam, dimulai dari arti kata “Kredit” yang berasal dari bahasa Yunani “Credere” yang berarti “kepercayaan” atau dalam bahasa lain “creditum” yang berarti kepercayaan atas kebenaran. Kellermen dalam Muljono, 2003 : 9. Perkreditan dalam sehari-hari berkembang lebih luas lagi antara lain : 1. Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati. 2. Sedangkan pengertian yang lebih mapan untuk kegiatan perbankan Indonesia, pengertian kredit ini telah dirumuskan dalam Bab I, pasal 1,2 Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 14 tahun 1967 yang merumuskan : “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antar Bank dengan lain pihak dalam hal yang mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan”. Kellermen dalam Muljono, 2005 : 3 20 Dari perumusan di atas ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik yaitu: - Adanya suatu penyerahan uang atau tagihan atau dapat juga barang yang menimbulkan tagihan tersebut kepada pihak lain, dengan harapan member pinjaman ini bank akan memperoleh suatu tambahan nilai dari pokok pinjaman tersebut yang berupa bunga sebagai pendapatan bagi bank yang bersangkutan. - Dari proses kredit itu telah didasarkan pada suatu perjanjian yang saling mempercayai kedua belah pihak akan mematuhi kewajiban masing-masing. - Dalam pemberian kredit ini terkandung kesepakatan pelunasan utang dan bunga akan diselesaikan dalam jangka waktu tertentu yang telah di sepakati bersama. Muljono, 2002 : 10.

2.2.2.2 Pengertian Kredit Modal Kerja

a Kredit modal kerja adalah kredit yang diberikan kepada pengusaha atau perusahaan kecil golongan ekonomi lemah pribumi dengan persyaratan dan prosedur khusus guna pembiayaan modal kerja yang dipergunakan sescara terus menerus untuk kelancaran usahanya Cahyono, 2004 : 44. b Kredit modal kerja adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada debiturnya untuk memenuhi kebutuhan modal kerjanya. Adapun criteria modal kerja itu sendiri adalah kebutuhan modal 21 yang habis dalam satu siklus atau proses produksi. Muljono, 2002 : 26.

2.2.2.3 Prinsip-prinsip Perkreditan

Untuk dapat melaksanakan kegiatan perkreditan secara sehat telah dikenal adanya prinsip 5C atau juga ada menyebutnya sebagai prinsip 6C :

1. Character

Dasar dari pemberian kredit adalah atas dasar kepercayaan, jadi yang mendasari suatu kepercayaan yaitu adanya keyakinan dari pihak Bank bahwa si peminjam mempunyai moral, watak ataupun sifat-sifat pribadi yang positif dan kooperatif dan juga mempunyai tanggung jawab baik dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, menjalankan kegiatan usahanya.

2. Capacity

Suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya atau kegiatan usaha yang akan dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit dari bank.

3. Capital

Jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur.Semakin kaya seseorang ia semakin dipercaya untuk memperoleh kredit.. 22

4. Collateral

Merupakan barang-barang jaminan yang di serahkan oleh peminjam atau debitur sebagai jaminan kredit yang diterimanya.

5. Condition of Economy

Situasi dan kondisi politik, social, ekonomi, budaya dan lain- lain yang mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit.

6. Constraint

Batasan-batasan atau hambatan-hambatan yang tidak memungkinkan seseorang mekukan business di suatu tempat. Muljono, 2002 : 18.

2.2.2.4 Kebijaksanaan Prekreditan

Berbicara soal perkreditan sebetulnya tidak dapat melepaskan dari masalah-masalah lain yang ada dalam suatu kegiatan perbankan, secara minimal suatu bank dapat memberikan kredit kalau ia mempunyai dana yang cukup. Untuk mengatasi berbagai kerumitan serta dalam upaya agar kegiatan perkreditan tersebut dapat berjalan dengan lancar, maka diperlukan suatu rangkaian peraturan-peraturan yang ditetapkan terlebih dahulu baik secara tertulis ataupun tidak tertulis sebelum perkreditan perkreditan itu berlangsung.