DESKRIPSI PERKEMBANGAN IMAN MAHASISWA-MAHASISWI
55 perkebunan yang dibudidayakan adalah komoditas karet, kopi dan kemiri. Mata
pencaharian lain yang juga masih dominan adalah menangkap ikan, membuat ukiran dan anyam-anyaman, seperti tikar, topi, tas dan lain sebagainya. Dalam keseluruhan
struktur sosial masyarakat Kampung Datah Bilang, lembaga adat memiliki peranan yang sangat penting yakni, sebagai pembuat tata-tertib, pelaksana upacara adat dan
sebagai hakim dalam perkara-perkara kampung Nikolaus, 2007:247. R7 adalah keturunan Flores yang berdomisili di Kampung Resak, sekitar 31
Km dari Kota Samarinda. Kampung Resak terletak persis di tepi jalur darat trans Kaltim yang berada di tepi kawasan hutan dan sepanjang aliran sungai Kedang
Kanan. Luas Kampung Resak adalah 100,38 Km
2
yang merupakan bagian dari Kecamatan Bongan. Jumlah penduduk yang berdomisili di kampung ini sebanyak
617 jiwa dengan mayoritas etnik Benuaq. Sebagian besar penduduk di kampung ini berprofesi sebagai petani ladang dan pencari rotan, ada juga yang menjadi petani
karet. Penduduk di kampung ini masih menjunjung tinggi adat istiadat yang diwariskan oleh leluhur secara turun temurun. Hal ini sangat terlihat jelas melalui
upacara-upacara adat misalnya, acara potong kerbau Nikolaus, 2007: 401-402. R8 berasal dari Kampung Long Pakaq yang dominan dengan etnik Kayan
suku Dayak yang berasal dari sungai Kayan Kalimantan Tengah, etnik lain misalnya Bahau, Aoheng dan Kenyah juga terdapat di Kampung ini. Luas Kampung
Long Pakaq adalah 287,95 Km
2
dengan jumlah penduduk sebanyak 1.105 jiwa. Kampung ini terletak di ulu Sungai Mahakam yang kini menjadi bagian dari
Kabupaten Mahakam Ulu. Mata pencaharian utama penduduk Kampung Long Pakaq adalah berladang dan mencari hasil hutan, ada juga yang berburu dan
menangkap ikan Nikolaus, 2007: 223. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56 R9 berasal dari Kampung Muara Asa dikenal juga dengan nama Jolokng
dengan luas 20,48 Km
2
dan jumlah penduduknya sebanyak 704 jiwa. Etnik yang dominan adalah etnik Tonyooi. Penduduk di kampung ini masih memegang teguh
tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang, misalnya Beliatn upacara adat untuk
memohon kesembuhan dan lain sebagainya, Ngerangkau ritual untuk menghormati
roh leluhur dan potong kerbau. Mata pencaharian utama penduduk Kampung Muara Asa adalah menyadap karet, berladang, menangkap ikan dan berdagang Nikolaus,
2007: 285. R10 berasal dari Kampung Datah Suling atau sering juga disebut Kampung
Long Isun. Kampung ini terletak di daerah lembah aliran Sungai Maraseh, anak Sungai Mahakam. Kampung Long Isun ini memiliki luas 781 Km
2
dan merupakan kampung paling luas di Kecamatan Long Pahangai. Jumlah penduduk kampung ini
relatif sedikit yakni hanya 389 jiwa. Etnik yang dominan adalah etnik Dayak Bahau. Masyarakat Long Isun masih memegang teguh tradisi yang diwariskan oleh nenek
moyang terutama dalam upacara menanam padi yang dalam bahasa Dayak Bahau disebut
lalii’ugaal. Upacara adat ini merupakan yang paling meriah dari upacara- upacara lainnya. Mata pencaharian utama penduduk Kampung Long Isun adalah
berladang, namun ada juga yang menangkap ikan dan mencari hasil hutan Nikolaus, 2007: 225.
R11 berasal dari Kampung Ngenyan Asa, Kecamatan Barong tongkok. Kampung Ngenyan Asa ini berbatasan langsung dengan Kampung Barong Tongkok
yang merupakan pusat pemerintahan, sehingga kampung ini mengalami kemajuan yang cukup pesat. Etnik yang dominan di kampung ini adalah etnik Tonyooi, namun
karena jaraknya yang cukup dekat dari pusat kota maka banyak etnik pendatang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI