Rumusan Masalah Deskripsi perkembangan iman mahasiswa-mahasiswi kabupaten Kutai Barat program studi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma.
10 10:20. Kepercayaan ini berlandaskan kesetiaan Yahwe akan janji-janji-Nya. Sehingga
kata “percaya” dalam konteks ini berbeda dengan kepercayaan terhadap manusia, benda-benda dan berhala bdk. Yes 36:7; Maz 118:8. Tetapi istilah
pistis lebih sering digunakan dalam Perjanjian Lama. Kata ini digunakan sebagai terjemahan dari kata
aman yang berarti benar, dapat dipastikan, setia dan teguh. Istilah pistis dapat digunakan kepada manusia Bil 12:7 dan juga terhadap Tuhan yang memberikan
kasih setia serta menepati janji-Nya Ul 7:9. Semua istilah ini memiliki arti yang sama yakni, percaya hanya konteks dan subyek penggunaan istilah-istilah tersebut
berbeda. Maka dari uraian ini iman dapat dimaknai sebagai tindakan percaya terhadap kasih karunia Allah serta janji-Nya.
Iman dalam Perjanjian Lama dapat dipahami dengan rinci melalui kisah Abraham. Ia meninggalkan tanah kelahirannya beserta sanak saudaranya ketika Allah
berfirman dan meminta ia menuju tanah terjanji yang tidak diketahuinya sama sekali. Karena imannya terhadap Allah, Abraham rela pergi meninggalkan negerinya menuju
tanah Kanaan yang dijanjikan oleh Allah kepadanya Kej 12:1-8. Abraham sangat yakin bahwa yang dikatakan Allah kepadanya pasti akan terjadi. Sikap Abraham
digambarkan sebagai jawaban yang bebas terhadap Allah yang menjanjikan perlindungan dan keturunan Kej 15:7. Meskipun ia tahu bahwa Sarah istrinya adalah
seorang yang mandul, tetapi ia tetap menerima dan percaya akan janji yang diberikan oleh Allah Kej 16:1. Melalui tindakan ini, Abraham menaruh kepercayaan yang
mutlak terhadap Allah dan yakin akan perlindungan-Nya. Mengimani Allah sebagai penyelamat ditampilkan secara lebih spesifik oleh
umat Israel dalam kitab Keluaran. Kisah pembebasan umat Israel dari perbudakan Mesir menunjukkan bahwa Allah sungguh penyelamat dan menepati janji-Nya. Kisah
11 pembebasan ini bermula dari penampakan Tuhan kepada Musa untuk mewahyukan
nama-Nya dan menawarkan kerelaan Musa untuk membebaskan Israel Kel 3:1-22. Menanggapi pengutusan tersebut Musa tidak yakin bangsa Israel akan percaya
kepadanya, lalu Tuhan memberikan mukjizat kepada Musa agar bangsa Israel mempercayai-Nya. Allah meminta Musa untuk menyampaikan mukjizat tersebut
kepada Harun agar memberitakan mukjizat tersebut kepada bangsa Israel Kel 4:1- 16. Bangsa Israel percaya bahwa Allah telah mengunjungi mereka dan sujud
menyembah Kel 4:28-31. Setelah meninggalkan Mesir dan mengalami berbagai kasih Allah, bangsa Israel percaya kepada Allah dan Musa, hamba-Nya Kel 14:31.
Dalam sejarah keselamatan bangsa Israel ini beriman diartikan sebagai sikap tunduk dan menerima sepenuhnya pewahyuan kekuasaan Ilahi dan percaya akan janji-janji
Allah . Berdasarkan uraian ini maka iman dalam Perjanjian Lama dapat diartikan
sebagai sikap percaya sepenuhnya kepada kuasa Allah dan percaya akan janji-Nya untuk menyelamatkan manusia serta patuh terhadap perintah-Nya. Percaya dalam hal
ini bukan hanya pengakuan semata melainkan diikuti dengan sikap tunduk dan hormat terhadap Allah sumber keamanan dan ketentraman Mardiatmadja, 1985: 139-142.
2 Perjanjian Baru
Dalam beberapa teks Kitab Suci Perjanjian Baru iman diartikan sebagai sikap percaya sepenuhnya terhadap penyelenggaraan Allah. Percaya bahwa Allah yang
memprakarsai hidup manusia. Maka sebagai umat-Nya kita tidak perlu khawatir dengan perhitungan-perhitungan manusiawi tentang hidup ini Mat 6:31. Allah
sebagai pemberi kehidupan akan menyediakan semuanya itu bagi kita, asalkan kita PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI