6
C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan arti perkembangan iman.
2. Mendeskripsikan perkembangan iman mahasiswa-mahasiswi program studi PAK,
USD. 3.
Memberikan usulan kegiatan yang dapat dilakukan demi perkembangan iman mahasiswa-mahasiswi Prodi PAK, USD yang berasal dari Kabupaten Kutai Barat.
D. Manfaat Penulisan
1.
Manfaat Secara teoritis
Tulisan ini diharapkan memberi sumbangan bagi perkembangan dalam bidang pendidikan, serta menjadi acuan penelitian yang sejenis.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan menjadi bahan acuan dan perhatian bagi instansi penyelenggara pendidikan di bidang agama, maupun bagi pemerintah daerah
kabupaten Kutai Barat dalam rangka memberikan arahan atau pembinaan terkait perkembangan iman mahasiswa-mahasiswi.
E. Sistematika Penulisan
Bab I akan menjabarkan pendahuluan yang berisikan gambaran umum mengenai perkembangan iman dan tantangan dalam mengembangkan iman. Penulisan
ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II berisi pembahasan berkaitan dengan perkembangan iman berdasarkan Kitab Suci, dokumen Gereja dan pandangan para ahli.
7
Sedangkan dalam Bab III ini penulis akan menggambarkan perkembangan iman mahasiswa-mahasiswi Prodi PAK melalui proses wawancara yang mendalam
deep interview. Dalam Bab IV ini penulis akan menyampaikan usulan atau sumbangan
pemikiran dalam bidang pendampingan iman, khususnya pendampingan iman mahasiswa-mahasiswi.
Bab V menguraikan kesimpulan dan saran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II POKOK-POKOK PERKEMBANGAN IMAN
Bab pertama telah menguraikan tentang latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan serta
sistematika penulisan skripsi. Bab kedua akan membahas mengenai perkembangan iman. Bab kedua ini merupakan jawaban terhadap rumusan masalah yang pertama,
yakni pokok-pokok yang berkaitan dengan perkembangan iman. Bab ini membahas pandangan dari berbagai sumber yang berkaitan dengan
perkembangan iman. Pembahasan dalam bab ini dibagi ke dalam enam bagian, yakni bagian pertama menjelaskan tentang konsep umum perkembangan dan pengertian
iman berdasarkan Kitab Suci, Dokumen Gereja dan pendapat para ahli. Bagian kedua mengkaji tahap-tahap dalam perkembangan iman. Bagian ketiga menguraikan tema
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan iman. Bagian keempat mengidentifikasikan tantangan dalam perkembangan iman. Bagian kelima membahas
tentang penghayatan dan perwujudan iman, sedangkan bagian keenam memberikan gambaran iman yang berkembang.
A. Perkembangan Iman
1. Pengertian Perkembangan
Siti Rahayu 2006: 1 mengungkapkan pandangan Werner bahwa “perkembangan menunjuk pada sebuah proses perubahan ke arah yang lebih sempurna
dan proses tersebut bersifat tetap serta tidak dapat diulangi kembali. Pandangan ini menjelaskan bahwa perkembangan adalah sebuah perubahan menuju ke arah yang
lebih baik ”.
9 Siti Rahayu 2006: 2 juga membahasakan pandangan Knoers tentang
perkembangan. Knoers mengatakan “perkembangan berkaitan dengan proses belajar.
Dalam hal ini kebiasaan dan cara belajar menentukan apa yang akan berkembang. Pendapat ini menyampaikan bahwa perkembangan akan terjadi bila ada upaya atau
proses belajar ”.
Selain mengutip pandangan Werner dan Knoers, Siti Rahayu 2006: 2 juga menguraikan pandangan Monks terhadap perkembangan. Monks mendefinisikan
perkembangan sebagai suatu proses yang dinamis. Dalam proses tersebut sifat individu dan lingkungan menentukan tingkah laku. Pandangan ini menegaskan bahwa
perkembangan adalah proses yang terus bergerak maju dan mendapat pengaruh dari lingkungan.
Dari tiga pendapat ini perkembangan dapat dipahami sebagai suatu proses perubahan yang dinamis menuju ke arah yang lebih baik dan hanya akan terjadi bila
ada proses belajar. Perkembangan mendapat pengaruh yang besar dari faktor luar, yakni hubungan individu dengan lingkungan.
2. Pengertian Iman
a. Pengertian Iman Menurut Kitab Suci
1 Perjanjian Lama
Menurut Mardiatmadja 1985: 139 Teks-teks Kitab Suci Perjanjian Lama menggunakan kata
pέpoitha yang artinya adalah percaya atau diyakinkan. Kata pέpoitha digunakan sebagai terjemahan dari kata batah dalam Ibrani yang berarti
percaya atau menaruh harapan. Kata percaya hasil terjemahan kata pέpoitha dalam
teks Perjanjian Lama mengarah pada dasar harapan umat Israel yakni, Yahwe Yes PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10 10:20. Kepercayaan ini berlandaskan kesetiaan Yahwe akan janji-janji-Nya. Sehingga
kata “percaya” dalam konteks ini berbeda dengan kepercayaan terhadap manusia, benda-benda dan berhala bdk. Yes 36:7; Maz 118:8. Tetapi istilah
pistis lebih sering digunakan dalam Perjanjian Lama. Kata ini digunakan sebagai terjemahan dari kata
aman yang berarti benar, dapat dipastikan, setia dan teguh. Istilah pistis dapat digunakan kepada manusia Bil 12:7 dan juga terhadap Tuhan yang memberikan
kasih setia serta menepati janji-Nya Ul 7:9. Semua istilah ini memiliki arti yang sama yakni, percaya hanya konteks dan subyek penggunaan istilah-istilah tersebut
berbeda. Maka dari uraian ini iman dapat dimaknai sebagai tindakan percaya terhadap kasih karunia Allah serta janji-Nya.
Iman dalam Perjanjian Lama dapat dipahami dengan rinci melalui kisah Abraham. Ia meninggalkan tanah kelahirannya beserta sanak saudaranya ketika Allah
berfirman dan meminta ia menuju tanah terjanji yang tidak diketahuinya sama sekali. Karena imannya terhadap Allah, Abraham rela pergi meninggalkan negerinya menuju
tanah Kanaan yang dijanjikan oleh Allah kepadanya Kej 12:1-8. Abraham sangat yakin bahwa yang dikatakan Allah kepadanya pasti akan terjadi. Sikap Abraham
digambarkan sebagai jawaban yang bebas terhadap Allah yang menjanjikan perlindungan dan keturunan Kej 15:7. Meskipun ia tahu bahwa Sarah istrinya adalah
seorang yang mandul, tetapi ia tetap menerima dan percaya akan janji yang diberikan oleh Allah Kej 16:1. Melalui tindakan ini, Abraham menaruh kepercayaan yang
mutlak terhadap Allah dan yakin akan perlindungan-Nya. Mengimani Allah sebagai penyelamat ditampilkan secara lebih spesifik oleh
umat Israel dalam kitab Keluaran. Kisah pembebasan umat Israel dari perbudakan Mesir menunjukkan bahwa Allah sungguh penyelamat dan menepati janji-Nya. Kisah