Stres Kerja Landasan Teori

bagian sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian manajemen dan manajemen keputusan berhubungan dengan cost consiciousness dipengaruhi oleh struktur kekuasaan dan desain organisasi. Ini menunjukkan bahwa biaya dijadikan pertimbangan penting dalam pengambilan keputusan dan upaya manajemen dalam meningkatkan efisiensi biaya. Kewenangan formasi berhubungan langsung dan positif dengan cost consciousness karena hirarki jabatan formal dapat dijadikan sebagai alat kontrol untuk memaksa karyawan berprilaku cost consciousness.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Stres Kerja

2.2.1.1.Pengertian Stress Kerja Menurut Schuler dalam Sutanto dan Djohan 2006, stres adalah suatu kondisi dinamik yang didalamnya seorang individu dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala, atau tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting. Menurut Dale dan Staudohar 1982, menyatakan stres kerja merupakan suatu tekanan yang dirasakan oleh seseorang yang mempengaruhi emosi, proses pikiran dan kondisi fisik seseorang dimana tekanan ini disebabkan oleh lingkungan pekerjaan dimana individu tersebut berada. Menurut Kitchel 2002:2 Stres kerja merupakan respons fisik dan emosional pada kondisi kerja yang berbahaya, termasuk lingkungan dimana pekerjaan memerlukan kapabilitas, sumberdaya, atau kebutuhan pekerjaan lebih banyak. Bagi perusahaan, stres membebani biaya melalui kemungkinan dan menurunkan tingkat kinerja karena dapat terjadi bahwa seorang perkerja yang secara fisik kelihatan, namun secara mental kehadirannya tidak berarti. Stres juga akan memengaruhi kualitas pengambilan keputusan dalam perusahaan. Orang- Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. orang yang mengalami stres bisa menjadi mudah marah dan agresif. Tidak dapat rileks, atau menunjukan sikap yang tidak kooperatif. Lebih lanjut, mereka melarikan diri dengan minum alkohol minuman keras dan atau merokok secara berlebihan. Disamping itu, mereka bahkan bisa terkana berbagai penyakit phisik seperti masalah pencernaan atau tekanan darah tinggi serta sulit tidur. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa stres merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang dimana ia terpaksa memberikan tanggapan melalui kemampuan penyesuaian dirinya terhadap tuntutan lingkungan. Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Bahkan sebagai hasilnya adalah pada diri karyawan berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan mereka. Pengalaman pada pekerjaan cenderung berkaitan secara negatif dengan stress kerja yang dampakinya bias menyebabkan menurunya kepuasan dampakinya biasa menyebabkan menurunya kepuasan kerja, kurangnya prestasi kerja, berkurangnya inovasi dan kreativitas, menurunya kinerja Arifin, 2003: 208. Jika stress terjadi pada setiap individu karyawan maka manajemen segera mengambil langkah-langhkah untuk mengelola stress sebagai alat yang positif untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan, seseoramg akan merasa bergairah, dan bahkan secara positif menjadi sangat sukses Arifin, 2003: 027. 2.2.1.2.Faktor-faktor Penyebab Stres Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stres disebut stresors. Meskipun stres dapat diakibatkan oleh hanya satu stressors. Hampir setiap kondisi pekerjaan bisa menyebabkan stres tergantung pada reaksi karyawan. Menurut Robbins 1996:224, ada tiga kategori yang dapat menyebabkan stres yaitu : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 1. Faktor Lingkungan Ketidakpastian lingkungan mempengaruhi desain dari struktur suatu oragnisasi, ketidak pastian itu juga mempengaruhi, tingkat stres dikalangan karyawan dalam organsiasi tersebut. Faktor lingkungan dipengaruhi oleh : a. Ketidak pastian ekonomi Apabila perekonomian suatu bangsa dalam keadaan mengerut, orang menjadi makin mencemaskan mereka. Karena anjuran kebawah dalam ekonomi seiring dengan pengurangan tenaga kerja yang permanen, pemberhentian masal sementara, gaji yang dikurangi, masa kerja yang lebih pendek dan semacamnya. b. Ketidakpastian politik Ancaman dan perubahan politik dapat menyebabkan stres. Oleh karena itu, mencegahnya kondisi politik suatu Negara haruslah stabil sehingga tidak akan cenderung menciptakan stres. c. Ketidak pastian Teknologi Inovasi baru dapat membuat keterampilan dan pengalaman seseorang karyawan usang dalam waktu pendek, dan merupakan ancaman bagi banyak orang sehingga dapat menyebabkan para pekerja menjadi stres. 2. Faktor Organisasi Dalam organisasi banyak sekali faktor yang dapat menimbulkan stres, seperti adanya tekanan untuk menghindari kekeliruan atau menyelesaikan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. tugas dalam suatu kurun waktu yang terbatas serta beban kerja yang berlebihan yaitu: a. Tuntutan tugas Merupakan faktor yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang. Mencakup desain pekerjaan individu, kondisi kerja dan atat letak kerja fisik. b. Tuntutan peran Berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada seseorang sebagai suatu fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam organisasi itu. c. Tuntutan antar pribadi Merupakan tekanan yang dicapai oleh karyawan lain, kurangnya dukungan sosial dari rekan kerja dan hubungan antar pribadi yang buruk dapat menimbulkan stres yang cukupo besar, teristimewa diantara para karyawan dengan kebutuhan sosial yang tinggi. d. Struktur organisasi Struktur dalam organisasi yang terbntuk melalui desain organisasi yang ada, misal melalui pormalisasi, konflik dalam hubungan antar karyawan, spesialisasi, serta lingkungan yang kurang mendukung. Hal lain dalam desain organisasi yang juga dapat menyebabkan stres antara lain adalah deferensiasi dalam perusahaan serta adanya sentralisasi yang menyababkan karyawan tidak mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. e. Kepemimpinan organisasi Menggambarkan gaya manajerial dari eksekutif senior organisasi. Beberapa pejabat eksekutif menciptakan suatu budaya yang dicirikan oleh ketegangan, rasa takut, dan kecemasan. Sehingga membangun tekanan yang tidak realistis untuk berprestasi dalam jangka pendek, memaksakan pengawasan yang berlebihan ketatnya dan secara rutin memecat karyawan yang tidak mengikuti f. Tahap hidup organisasi Suatu tahap kehidupan organisasi yakni dimana dia ada dalam daur empat tahap ini menciptakan masalah dan tekanan yang berbeda untuk para karyawan. Tahap pendirian dan kemerosotan terutama penuh dengan stres. Yang pertama dicirikan oleh besarnya kegairahan dan ketidakpastian, sedangkan yang kedua lazimnya menuntut pengurangan, pemberhentian, dan suatu perangkat ketidak pastian yang berbeda. 3. Faktor Individu Faktor individu mencakup faktor yang berhubungan dengan kehidupan pribadi karyawan, yaitu : a. Masalah keluarga Orang menganggap hubungan pribadi dan keluarga merupakan hal yang sangat berharga. Kesulitan pernikahan, pecahnya suatu hubungan, dan kesulitan disiplin pada anak-anak merupakan contoh Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. masalah hubungan yang menciptakan stres bagi karyawan dan terbawa ketempat kerja. b. Masalah ekonomi Masalah ekonomi yang diciptakan oleh individu yang terlalu menrentangkan sumber daya keuangan mereka merupakan suatu perangkat kesulitan pribadi lain yang dapat menciptakan stres bagi karyawan dan mengganggu perhatian mereka terhadap kerja. Menurut Schuler dan Jackson 1978:233 penyebab umum stres bagi banyak karyawan adalah : a. Supervisor atasan b. Salary gaji c. Security keamanan d. Safety Keselamatan Aturan-aturan kerja yang sempit dan tekanan-tekanan yang ada tiada henti untuk mencapai jumlah produksi yang lebih tinggi adalah penyebab utama stres yang dikaitkan para karyawan dengan supervisor. Kedua hal tersebut mengesampingkan kebutuhan-kebutuhan pekerja untuk mengendalikan situasi pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai dan diterima. Gaji adalah penyebab stres bila dianggap tidak diberikan secara adil. Para karyawan mengalami stres ktika kerasa tidak pasti apakah mereka tetap mempunyai pekerjaan bulan depan, minggu depan, atau bahkan besok. Bagi banyak karyawan, rendahnya keamanan kerja bahkan lebih menimbulkan stres dari rendahnya keselamatan kerja-paling tidak dengan pekerjaan dimana tingkat keselamatan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. kerja rendah, mereka mengetahui risikonya, sementara dengan pekerjaan yang tidak aman, mereka akan terus berada dalam keadaan tidak pasti. Ketakutan dan kecelakaan ditempat kerja dan cedera-cedera serta kematian yang diakibatkannya dapat menimbulkan stres bagi banyak pekerja. 2.2.1.3.Indikator Stress Kerja Menurut Robbins dalam Sutanto Djohan 2006 yang mengemukakan bahwa individu yang sedang mengalami stres akan menunjukan gejala-gejala sebagai berikut : a. Fisiologis : adalah perubahan-perubahan kimiawi tubuh 1. Tekanan darah naik 2. Kurang dapat berkomunikasi 3. Mudah gugup b. Psikologis : adalah berkaitan dengan psikis individu 1. Ketegangan 2. Mudah bosan 3. Mudah lelah c. Perilaku : adalah berkaitan dengan sikap individu 1. Ceroboh 2. Perubahan pola makan 3. Kecanduan rokok

2.3. Perilaku Karyawan