sebutan kepada wanita atau perempuan yang masih muda atau gadis. Kata
murahan berasal dari kata dasar murah yang mempunyai makna kurang dari
harga biasa, mudah kemudian mendapat akhiran an memiliki arti sebagai penekanan dari makna murah.
dari penjelasan diatas, kalimat Kau memang cewek murahan mempunyai
makna perempuan itu selayaknya perempuan yang tidak mempunyai harga diri karena mengajak laki-laki untuk berhubungan seks.
Apabila digabungkan makna dari bait keenam adalah seorang laki-laki mengakui bahwa seorang perempuan itu memiliki wajah dan karakter cantik,
tetapi perempuan tersebut tidak mempunyai harga diri karena mengajak laki-laki untuk melakukan hubungan seks.
4.4. Sistem Mitos
Untuk menghasilkan sistem mitos, sistem semiologi tingkat dua second order of semiological system mengambil seluruh sistem tanda pada tingkat
pertama sebagai signifier dan diberikan signified sendiri oleh pembuat atau pengguna mitos, hingga timbul sebuah makna baru ini dinamai sebagai meaning.
Teks lirik “Tokek racun” sebagai sebuah bahasa pada tataran signifikasi akan dianalisa secara mitologi pada tataran bahasa tingkat pertama sebagai
landasannya, dengan cara sebagai berikut: 1.
Dalam tataran linguistik, yaitu sistem semiologi tingkat pertama, penanda- penanda berhubungan dengan petanda-petanda sedemikian sehingga
menghasilkan tanda.
2. Dalam tataran mitos yakni semiologi lapis kedua tanda-tanda pada tataran
pertama ini pada gilirannya hanya akan menjadi penanda-penanda yang berhubungan pula pada petanda-petanda tataran kedua.
3. Sistem mitos Roland Barthes
Teks pada lirik lagu “Tokek
Racun” yang menceritakan
tentang kekuasaan
perempuan atas laki-laki
Wujud kekuasaan perempuan yang
dijelaskan dalam lirik lagu ini,
bersumber dari kecantikan, tubuh
yang sexy, dan kekayaan, serta
kefeminitasannya
Gambaran kekuasaan perempuan pada lirik lagu “Tokek Racun” lebih
ditonjolkan pada bentuk nonverbal yang berupa perilaku-perilaku dan verbal
berupa bahasa secara langsung maupun tidak langsung
Dalam lirik lagu “Tokek Racun” perempuan digambarkan sebagai sosok
yang berani memanfaatkan kekuasaan yang dimilikinya untuk pencapaian
tujuan yang diinginkan. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan yang
ditampilkan pada lirik lagu tersebut berlawanan dengan penandaan atau
stereotip yang melekat di masyarakat, bahwa seorang perempuan tidak berhak
mempunyai bentuk kuasa atas apapun
Perempuan yang distereotipkan dengan feminine mempunyai
karakter yang tidak suka bicara kasar, halus, lembut, peka pada
perasaan orang lain, bicara pelan, mudah mengekspresikan diri,
ternyata dalam lirik lagu ini seorang perempuan hadir sebagai perempuan
posfeminisme yang memiliki karakter cantik, tubuh sexy,
mempunyai kekayaan, dan memanfaatkan kuasa.
Perempuan dalam lirik lagu “Tokek Racun” mempunyai segala kelebihan yang ada pada dirinya, meliputi kecantikan, tubuh yang sexy, dan
kekayaan. Hal ini menunjukkan sebagai sosok perempuan posfeminisme yang mandiri atau “independent”, tetapi juga tetap membutuhkan sosok laki-laki
dalam hidupnya sebagai pelengkap hidupnya baik secara biologis maupun secara emosional. Disamping dia sebagai sosok perempuan mandiri yang
dengan kepercayaan diri yang tinggi, dapat meraih apa yang diinginkan.
Gambar 4.19. Lirik Lagu “Tokek Racun” dalam Peta Tanda Roland Barthes
Dalam lirik lagu “Tokek Racun” kalimat leksia yang menyatakan kekuasaan perempuan diantaranya:
1. Dasar kau tokek racun
Kau bayar aku untuk tidur 2.
Kau rayu diriku Kau goda diriku
Kau colek diriku 3.
Eh kau lebay sekali Pakai basa basi kau ngajak happy happy
Eh kau tak tahu malu Pakai basa basi kau pasang tarif tinggi
4. Memang bodimu semok
Tapi kayak wong goblok 5.
Mentang mentang kokay Tapi nggak ngaku jablay
Dasar tante kucai Ngajak check in dan santai
6. Kau cantik tapi gendeng
Kau memang cewek murahan
Sosok perempuan yang digambarkan pada lirik lagu “Tokek Racun” mempunyai suatu tujuan tertentu, dan dengan sebuah kekuasaan yang dimilikinya,
dia menggunakan segala bujukan dan rayuan agar bisa memenuhi keinginannya,