berkonsentrasi ketika pengajar menggunakan metode ceramah dan membaca,
7 Gaya belajar sequential berurutan
Gaya belajar sequential yaitu gaya yang menyukai tahapan atau berurutan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas. Sangat
memperhatikan detail dari setiap langkah kerjanya. Individu dengan gaya belajar sequential ketika bekerja akan sangat hati-hati karena
sanagat memperhatikan detail. Ketika mengerjakan banyak tugas ia akan sangat memperhatikan kerapian dan menyelesaikan satu persatu.
8 Gaya belajar global menyeluruh
Gaya belajar global yaitu gaya yang bekerja secara acak atau lompat-lompat untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas. Melihat
secara meyeluruh atau garis besar dari suatu pekerjaan atau tugas baru kemudian masuk ke inti. Individu dengan gaya belajar ini ketika
mengerjakan banyak tugas akan menlompat-lompat dari satu tugas ke tugas lain secara acak baru kemudian tugas-tugas itu terselesaikan
bersama. b. Delapan gaya belajar ini dikelompokan menjadi empat gaya belajar yaitu;
Active-Revlective, Sensing-Intuitive, Visual-Verbal, dan Sequential-Global. Gaya belajar ini menilai berdasarkan kecenderungan bukan hanya memilih
salah satu gaya belajar, artinya apabila mahasiswa cenderung mempunyai gaya belajar active, maka mahasiswa juga mempunyai gaya belajar reflective
tetapi tidak sebaik atau seoptimal gaya belajar active, begitu juga dengan Sensing-Intuitive, Visual-Verbal, dan Sequential-Global.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Belajar
Rita Dunn Deporter, 2010, seorang pelopor dibidang gaya belajar, telah menemukan banyak variabel yang mempengaruhi gaya belajar seseorang yang
mencakup faktor-faktor fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Sebagian orang menyukai belajar dengan situasi yang terang, sebagian orang menyukai
situasi belajar yang redup. Sebagian orang meyukai belajar individual karena lebih mudah berkonsentrasi dan sebagian orang menyukai belajar kelompok
karena lebih mudah untuk bertukar pendapat. Menurut Kolb Ghufron, 2013:101 ada 5 lima hal yang mendasari
seseorang memilih gaya belajar tertentu yaitu: tipe kepribadian, jurusan yang dipilih, karier atau profesi yang digeluti, pekerjaaan atau peran yang sedang
dilakukan, dan adaptive competencies kompetensi adaptif. Kolb Ghufron, 2013 menyatakan bahwa setiap orang memiliki dan mengembangkan gaya
belajar tersendiri yang dipengaruhi oleh tipe kepribadian, kebiasaan atau habit, serta berkembang sejalan dengan waktu dan pengalaman. Pola atau gaya belajar
tersebut dipengaruhi oleh jurusan atau bidang yang digeluti, yang selanjutnya
akan turut mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam meraih prestasi yang diharapkan.
Kebiasaan belajar adalah perilaku seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang
dilakukannya, Anurrahman, 2010:185. Menurut Djaali ,2007:128 kebiasaan belajar merupakan cara atau teknik yang menetap pada individu pada waktu
menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelasaikan tugas. Jadi, kebiasaan belajar merupakan cara-cara yang
paling sering dilakukan atau berulang-ulang oleh individu dalam kegiatan belajarnya untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Orang yang
memiliki kebiasaan belajar dapat mulai belajar pada waktu yang direncanakan, dapat belajar sesuai waktu yang direncanakan, dan mendapatkan hasil belajar
maksimal sesuai dengan kemampuan Hardjana 1994: 98.
B. Mahasiswa Angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Akademik 20132014
Mahasiswa adalah status yang diperoleh seseorang yang sedang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi dengan tujuan untuk memperoleh ilmu dan gelar
sesuai dengan jurusannya. Mahasiswa termasuk dalam remaja akhir dimana masa ini persiapan untuk memasuki dewasa awal.
Program Bimbingan dan Konseling adalah salah satu program studi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Program studi ini merupakan ilmu yang dikembangkan untuk mempersiapkan tenaga kependidikan yang berkonsentrasi pada bidang Bimbingan
dan Konseling. Para lulusan prodi Bimbingan dan Konseling diharapkan dapat menjadi konselor yang professional di bidangnya.
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari sekretariat di Program Studi Bimbingan dan Konseling diperoleh keterangan-keterangan sebagai berikut.
Mahasiswa angkatan 2013 program studi Bimbingan dan Konseling tahun akademik 20132014 rata-rata berusia 18-21 tahun. Indeks prestasi komulatif
sementara yang diperoleh mahasiswa sebanyak 51 orang 67 mencapai 3,00 dan sebanyak 25 orang 33 mencapai 2,70-2,90. Mahasiswa angkatan 2013
datang dari berbagai daerah di Indonesia antara lain dari pulau Sumatra, Kalimantan, Jawa, Yogyakarta, Sulawesi, Papua, dan Nusa Tengara. Mereka
mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, yang pasti mereka membutuhkan penyesuaian cara belajar melalui gaya belajar mereka. Cara belajar di SMA dan
diperkuliahan pastinya berbeda, hal inilah yang membuat mahasiswa angkatan 2013 yang tergolong mahasiswa baru terkadang sulit untuk menyesuaikan belajar.
Mahasiswa angkatan 2013 diberikan informasi, cara, dan strategi gaya belajarnya sendiri supaya mereka dapat mengenal gaya belajarnya dan belajar dengan
mkasimal sesuai dengan gaya belajarnya sendiri, sehingga mereka dapat memaksimalkan hasil belajarnya.
C. Bimbingan Belajar
1. Pengertian Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-
masalah belajarakademik Yusuf dan Nurihsan, 2008:10. Selain itu, menurut Winkel dan Hastuti 2007:115 bimbingan belajarakademik adalah
bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul
berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan. Adapun yang tergolong dalam masalah-masalah belajarakademik yaitu:
pengenalan kurikulum,
pemilihan jurusankonsentrasi,
cara belajar,
penyelesaian tugas-tugas dan latihan, pencarian dan penggunaan sumber belajar, perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain-lain.
Jadi, bimbingan belajar akademik merupakan suatu usaha untuk membantu perkembangan belajar individu secara optimal. Dengan demikian,
melalui bimbingan belajar memungkinkan individu untuk memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Untuk membangun
kebiasaan belajar yang baik, diperlukan pemeliharaan dan pengembangan. Misalnya, bimbingan belajar untuk membantu individu dalam upaya atau cara
mengembangkan suasana belajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan
belajar, mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan program pendidikan, dan lain sebagainya.
2. Tujuan Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar yang efektif akan sangat membantu individu dalam hal perkembangan belajar serta kemampuan untuk menentukan keputusan dan
masalah pribadinya. Adapun tujuan bimbingan belajarakademik Yusuf dan Nurihsan 2008:15, yaitu:
a. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap
semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
b. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat. c. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seperti keterampilan
membaca buku, menggunakan kamus, mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
d. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas-tugas,
memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan
wawasan yang lebih luas.
e. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian. Tujuan bimbingan belajar menurut Tohirin 2007 secara umum adalah
membantu individu agar mencapai perkembangan yang optimal, sehingga tidak menghambat perkembangan belajar siswa. Siswa yang terhambat
perkembangannya atau terganggu akan berpengaruh terhadap perkemangan atau kemampuan belajarnya. Secara lebih khusus Tohirin 2007
mengatakan bahwa tujuan bimbingan belajar adalah agar individu mampu menghadapi dan memecahkan masalah-maslah belajar.
3. Prinsip-prinsip Bimbingan Belajar
Menurut Sukmadinata 2005:117, dalam suatu bimbingan di bidang belajar akademik hendaknya guru memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Bimbingan belajar diberikan kepada semua siswa, yang pandai, cukup, ataupun kurang membutuhkan bimbingan dari guru, sebab secara potensial
semua siswa bisa mempunyai masalah. Masalah yang dihadapi oleh siswa pandai berbeda dengan siswa yang cukup dan juga kurang.
b. Sebelum memberikan bantuan, guru terlebih dahulu harus berusaha memahami kesulitan yang dihadapi siswa, meneliti faktor-faktor yang
melatarbelakangi kesulitan tersebut c. Bimbingan belajar yang diberikan guru hendaknya disesuaikan dengan
masalah serta faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Terdapat keterkaitan antara masalah dengan faktor-faktor yang melatarbelakanginya, bantuan