Perancangan Formulir, Jurnal, Diagram Arus Data Data Flow

b. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap. Untuk mencapai tujuan tersebut, analis sistem harus dapat mencapai sasaran-sasaran sebagai berikut : a. Perancangan sistem harus berguna, mudah dipahami dan mudah digunakan. b. Perancangan sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan. c. Perancangan sistem harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan transaksi, pelaporan manajemen, dan pelaksanaan kebijakan. d. Perancangan sistem harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang rinci untuk tiap komponen sistem.

J. Perancangan Formulir, Jurnal, Diagram Arus Data Data Flow

Diagram, Bagan Alir Dokumen Flowchart, dan Laporan 1. Formulir a. Pengertian Formulir Formulir adalah secarik kertas yang telah diatur formatnya sedemikian rupa untuk diisi sesuai dengan kebutuhan tertentu. Disamping itu formulir juga memiliki informasi yang tercetak, misalnya nomor urut dan nama formulir tsb. Contoh formulir: Faktur penjualan tunai Mulyadi,2001: 75. b. Manfaat formulir menurut Mulyadi 2001: 78-80 dalam perusahaan adalah sebagai berikut: 1 Menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi bisnis perusahaan Dalam formulir, setiap orang yang bertanggung jawab atas terjadinya transaksi membubuhkan tanda tangan atau paraf. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti pertanggungjawaban pemakaian wewenang atas pelaksanaan transaksi yang terjadi. 2 Merekam data transaksi bisnis perusahaan Formulir berfungsi sebagai alat untuk merekam data yang bersangkutan dengan transaksi. Semua data yang diperlukan untuk identifikasi transaksi direkam pertama kali dalam formulir. 3 Mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan semua kejadian dalam bentuk tulisan. Semua perintah pelaksanaan suatu transaksi perlu ditulis dalam suatu formulir untuk mengurangi kemungkinan kesalahan. 4 Menyampaikan informasi pokok dari orang satu ke orang lain di dalam organisasi yang sama atau ke organisasi lain. Formulir berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan informasi secara intern organisasi atau antar organisasi. Hal ini dikarenakan setiap bagian atau departemen dalam perusahaan mempunyai kegiatan yang saling berkaitan. c. Prinsip dasar yang melandasi perancangan formulir Mulyadi, 2001: 82 sebagai berikut : 1 Sedapat mungkin memanfaatkan tembusan atau copy formulir. 2 Hindari duplikasi dalam pengumpulan data. 3 Buatlah rancangan formulir sesederhana dan seringkas mungkin. 4 Masukkan internal check dalam merancang formulr. 5 Cantumkan nama dan alamat perusahaan pada formulir yang akan digunakan untuk komunikasi dengan pihak luar. 6 Cantumkan nama formulir untuk memudahkan identifikasi. 7 Beri nomor untuk identifikasi formulir. 8 Cantumkan nomor garis pada sisi sebelah kiri dan kanan formulir jika formulir lebar digunakan, untuk memperkecil kemungkinan salah pengisian. 9 Cetaklah garis pada formulir, jika formulir tersebut akan diisi dengan tulisan tangan. Jika pengisian formulir akan dilakukan dengan mesin ketik, pada garis tidak perlu dicetak, karena mesin ketik akan dapat mengatur spasi sendiri, dan juga jika bergaris, pengisian formulir dengan mesin ketik akan memakan waktu yang lama. 10 Cantumkan nomor urut tercetak. 11 Rancangan formulir tertentu sedemikian rupa sehingga pengisi hanya membubuhkan tanda √, atau x, atau dengan menjawab ya atau tidak, untuk menghemat waktu pengisian. 12 Susunlah formulir ganda dengan menyisipkan karbon sekali pakai, atau dengan menggunakan karbon beberapa kali atau cetaklah denga kertas tanpa karbon. 13 Pembagian zona sedemikian rupa sehingga formulir dibagi menurut blok-blok daerah yang logis yang berisi data yang saling terkait. 2. Jurnal a. Pengertian Jurnal Menurut Mulyadi 2001: 101, defin isi jurnal adalah “Catatan akuntansi permanen yang pertama, yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan”. b. Perancangan Jurnal Prinsip-prinsip dasar yang melandasi pembuatan rancangan jurnal diungkapkan Mulyadi 2001: 104 sebagai berikut: 1 Harus tersedia jurnal dalam jumlah yang memadai sehingga memungkinkan perusahaan untuk menggunakan karyawan dalam mencatat dengan transaksi keuangan yang terjadi. 2 Jurnal akan digunakan untuk memindahkan transaksi ke dalam penggolongan pokok tertentu, seperti penerimaan kas, pengeluaran kas, penjualan dan pembelian. 3 Untuk mengurangi pekerjaan pembukuan yang terinci, harus digunakan kolom-kolom khusus dalam jurnal, sehingga memungkinkan pembukuan jumlah per kolom ke dalam rekening yang bersangkutan dalam buku besar. 4 Nama kolom dalam jurnal harus sesuai dengan nama rekening yang bersangkutan dalam buku besar. 5 Kolom-kolom dalam jurnal digunakan untuk mengumpulkan angka yang diringkas dalam rekening yang bersangkutan dalam buku besar. 6 Sedapat mungkin jurnal harus dirancang sedemikian rupa sehingga pekerjaan menyalin informasi dari dokumen sumbernya dibuat sangat minimum. 7 Harus ditetapkan hubungan antara dokumen sumber tertentu dengan jurnal sehingga pertanggungjawaban kebenaran informasi dapat ditentukan. c. Metode Pencatatan Data ke dalam Jurnal Menurut Mulyadi 2001: 109-111 ada berbagai cara yang dapat digunakan untuk mencatat informasi dalam jurnal: 1 Dengan pena Informasi dari dokumen disalin dengan cara tulisan tangan. 2 Dengan mesin pembukuan Informasi dari dokumen disalin dengan mesin pembukuan, bersamaan dengan pembukuan ke dalam rekening pembantu. 3 Dengan arsip dokumen sumber yang berfungsi sebagai jurnal Jurnal berupa arsip dokumen sumber yang disusun menurut waktu terjadinya transaksi. 4 Dengan komputer Informasi dari dokumen dimasukan ke dalam komputer melalui keyboard dan dicatat ke dalam arsip transaksi yang berfungsi sebagai jurnal. 3. Diagram Arus Data Data Flow Diagram a. Pengertian DFD Data Flow Diagram DFD atau data flow diagram merupakan diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem. DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau suatu sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan di simpan. DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur Jogiyanto, 2001: 700. b. Perancangan DFD Data Flow Diagram DFD atau sering disebut diagram arus data adalah diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus data dari sistem Jogiyanto, 2001: 700. Berikut ini adalah pedoman tentang bagaimana menggambarkan diagram arus data DFD atau disebut juga diagram arus data yang baik Jogiyanto, 2001: 713-721. 1 Mengidentifikasi semua kesatuan luar external entity yang terlibat di dalam sistem. Kesatuan luar merupakan kesatuan Entity di luar sistem. Kesatuan luar ini merupakan sumber arus data ke sistem informasi serta tujuan penerima arus data hasil dari proses sistem informasi, sehingga merupakan kesatuan luar sistem informasi. 2 Mengidentifikasi semua input dan output yang terlibat dengan kesatuan luar. Input dan output dari kesatuan luar dapat berupa arus data manapun berupa arus dokumen. 3 Gambarkan dahulu suatu diagram konteks context diagram. DFD merupakan alat untuk structured analisis. Pendekatan analisis ini mencoba untuk menggambarkan sistem pertama kali secara garis besar disebut top level dan memecah-mecahnya menjadi bagian lebih terinci disebut dengan lower level. 4 Gambarlah bagan berjenjang untuk semua proses yang ada di dalam sistem terlebih dahulu. Bagan berjenjang digunakan untuk mempersiapkan penggambaran DFD lebih ke level yang masih ke bawah lagi. Bagan berjenjang dapat digambarkan dengan menggunakan notasi proses yang digunakan pada diagram arus data. 5 Gambarlah sketsa DFD untuk overview diagram level 0 berdasarkan proses pada bagan berjenjang. 6 Gambarlah DFD untuk level-level berikutnya, yaitu level 1 dan seterusnya untuk setiap proses yang dipecah-pecah sesuai dengan bagan berjenjangnya. 7 Setelah semua level DFD digambar, berikutnya adalah menggambar DFD untuk pelaporan manajemen yang digambar terpisah. 8 Setelah semua level DFD dan DFD untuk pelaporan manajemen telah digambar, maka semua DFD ini dapat digabung dalam satu diagram. c. Simbol untuk membuat DFD Data Flow Diagram Tabel 1. Elemen-elemen dari DFD dan lambangnya. Elemen Data Flow Diagram Field Tipikal yang biasa digunakan Simbol Gene Sarson Setiap proses memiliki: Nomor Nama Deskripsi proses Satulebih output data flow Satulebih input flow Label Nama Type proses Deskripsi Nomor proses Setiap Data Flow memiliki: Nama Deskripsi Satulebih koneksi ke suatu proses Label Nama Type Deskripsi Alias Komposisi Deskripsi dari elemen-elemen data Tabel 1. Elemen-elemen dari DFD dan lambangnya Lanjutan Setiap Data Store memiliki: Nomor Nama Deskripsi Satulebih input data flow Satulebih output data flow Label Nama Type Deskripsi Alias Komposisi catatan Setiap entitas eksternal memiliki: Nama Deskripsi Label Nama Type Deskripsi Alias Deskripsi entitas Sumber: Al Fatta 2007: 107 4. Bagan Alir Dokumen Flowchart a. Pengertian Flowchart Bagan alir dokumen flowchart adalah bagan yang digunakan untuk menjelaskan mengenai aliran-aliran dokumen-dokumen yang masuk ke dalam sebuah sistem, serta dokumen-dokumen yang dari proses sebuahsistem. Dalam bagan alir, arus dokumen digambarkan berjalan dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah. Arah perjalanan dokumen ini dapat diikuti dengan melihat nomor dalam simbol penghubung pada halaman yang sama on-page connector atau nomor dalam symbol penghubung pada halaman yang berbeda off- page connector Mulyadi 2001: 64. b. Simbol untuk membuat Bagan Alir Dokumen Flowchart Tabel 2. Simbol-Simbol dalam Bagan Alir Dokumen Dokumen. Jurnalrekening atau inputoutput. Kartu plong. Pita mesin hitung jumlah totalnya dignakan untuk control sekelompok bukti transaksi. Arus dokumen. Arus informasi tanpa dokumen. Fungsi proses utama. Dimulainya suatu tahapan pekerjaan. Tabel 2. Simbol-Simbol dalam Bagan Alir Dokumen Lanjutan Pengisian suatu dokumen secara manual. Arsip sementara. Arsip urut nomor. Arsip urut tanggal. Arsip urut abjad. Arus pisik barang. Pita kertas plong. Tabel 2. Simbol-Simbol dalam Bagan Alir Dokumen Lanjutan Display informasi, dengan plotter atau video. Diakhirinya suatu tahapan pekerjaan. Sortir, pembandingan, atau bila diberi hurufangka si dalamnya berarti prosedur dipotong dan dilanjutkan dalam halaman yang sama. Jalur komunikasi. Prosedur dipotong di sini dan dilanjutkan di halaman lain. Ada hurufangka di dalamnya. Keputusan dalam bentuk ya atau tidak. Pita magnetis. File yang direct access. Tabel 2. Simbol-Simbol dalam Bagan Alir Dokumen Lanjutan Kegiatan memasukan data ke komputer dengan mesin key-driven. Komentar. Sumber: Baridwan

2009: 45-46

c. Manfaat penggunaan bagan alir dibandingkan dengan uraian tertulis dalam menggambarkan suatu sistem adalah sebagai berikut Mulyadi, 2001: 64 : 1 Gambaran sistem secara menyeluruh lebih mudah diperoleh dengan menggunakan bagan alir. 2 Perubahan sistem lebih mudah digambarkan dengan menggunakan bagan alir. 3 Kelemahan-kelemahan dalam sistem dan identifikasi bidang- bidang yang memerlukan perbaikan lebih mudah ditemukan oleh bagan alir. 4 Dokumentasi sistem akuntansi dilakukan dengan menggunakan bagan alir. 5. Laporan Laporan merupakan bentuk dari output atau hasil dari suatu proses. Laporan digunakan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan. Beberapa hal yang dilakukan untuk merancang laporan adalah sebagai berikut: Baridwan 1993: 190-191 a. Merancang format laporan Laporan yang dihasilkan dapat dibuat dalam berbagai bentuk seperti tabel, grafik, atau bentuk uraian. b. Merancang isi laporan Perancangan isi laporan berkaitan dengan penggunaan laporan itu. Agar laporan yang dihasilkan itu dapat bermanfaat bagi penerima, maka perlu diketahui lebih dahulu tujuan dibuatnya laporan tersebut. c. Merancang jumlah laporan, distribusi, dan lain-lain. Untuk setiap laporan yang dihasilkan perlu ditentukan jumlahnya dan kepada siapa laporan itu akan didistribusikan, juga bagaimana mendistribusikannya. Selain itu perlu ditentukan juga kapan laporan itu akan dibuat, apakah harian, mingguan, atau periode yang lain.

K. Review Penelitian Terdahulu