9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Beberapa peneliti terdahulu yang berhubungan dengan penelitian sekarang adalah sebagai berikut:
1. Prastiti 2009 penelitian yang berjudul “Pengaruh Preferensi Gaya
Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi”. Mempunyai
kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan preferensi gaya belajar diantara mahasiswa progdi D-3 akuntansi, S-1 pendidikan akuntansi
dan S-1 akuntansi dan Tidak dapat pengaruh preferensi gaya belajar terhadap hasil belajar mahasiswa jurusan akuntansi.
2. Sudarmanto 2006 penelitian yang berjudul “Pengaruh Lingkungan
Belajar dan Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa SMK Negeri 1 Bandar Lampung tahun pelajaran 20062007.
Mempunyai kesimpulan bahwa lingkungan belajar sekolah dan minat belajar mampu menjelaskan variasi pada prestasi belajar Akuntansi
kelas dua SMK Negeri 11 Bandar lampung sebesar 29,9 selebihnya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam model
regresi yang diperoleh. Faktor limgkungan belajar sekolah memiliki sumbangan yang sangat besar terhadap garis regresi yang dihasilkan
dibandingkan dengan minat belajar. Dengan demikian faktor lingkungan belajar sekolah memiliki pengaruh yang lebih dominan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dibandingkan dengan minat belajar dalam upaya meningkatkan prestasi belajar akuntansi.
3. Munari 2009 penelitian yang berjudul “Kajian Nilai Pengantar
Akuntansi Mahasiswa baru Program Studi Akuntansi”. Kesimpulan bahwa berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa ketiga
variabel bebas yaitu kebiasaan belajar, kemampuan, dan usaha, kemampuan
intelektual, hanya
variabel kemampuan
usaha, kemampuan intelektual berpengaruh terhadap nilai pengantar
akuntansi. Sedangkan untuk kebiasaan belajar tidak berpengaruh.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Akuntansi
Pengertian akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, untuk memungkinkan
adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut. Soemarso, 2002:3
Definisi ini mengandung dua pengertian yakni : 1. Kegiatan Akuntansi : bahwa akuntansi merupakan proses yang
terdiri dari identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi.
2. Kegunaan Akuntansi : bahwa informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi berguna dalam penilaian dan pengambilan keputusan
mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan.Soemarso, 2002:3
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Menurut Accounting Principle Board APB dalam Statemen No. 4 disebutkan :
Akuntansi adalah sebuah kegiatan jasa sevice activity fungsinya adalah untuk
memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat finansial, tentang entitas-
entitas ekonomi yang di anggap berguna dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi,
dalam penentuan pilihan pilihan logis di antara tindakan-tindakan alternatif. Yadiati, 2007:1
American intitute of certified public accountants AICPA dalam Accounting Terminology Bulletin
No 1, tahun 1953 menyatakan : Akuntansi
adalah seni
pencatatan, pengelompokan
dan pengikthisaran dengan cara yang berarti, atas semua transaksi dan
kejadian yang bersifat keuangan, serta penafsiran hasil hasilnya. Yadiati, 2007:1
Paul grady dalam ARS No 7, AICPA, 1965, mendefinisikan akuntansi merupakan suatu body of knowledge serta fungsi organisasi
yang secara
sistematik, orisinal
dan autentik,
mencatat, mengklasifikasikan, memproses, mengikhtisarkan, menganalisis,
menginterpretasikan, seluruh transaksi dan kejadian serta karakter keuangan yang terjadi dalam operasi entitas akuntansi dalam rangka
menyediakan informasi yang berarti yang dibutuhkan manajemen
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
sebagai laporan dan pertanggung jawaban atas kepercayaan yang di terimanya. Yadiati, 2007:2
Kieso dan Weygandt, menyatakan akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan
kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan. Yadiati, 2007:2
2.2.1.1. Tujuan Akuntansi
Menurut Ikhsan dan Ishak, 2005: 6 informasi keuangan melalui pelaporan keuangan sebagai hasil dari informasi keuangan memiliki
tujuan antara lain : 1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya
dan bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan keputusan dan pemberian kredit.
2. Menyediakan informasi keungan mengenai posisi keuangan perusahaan dengan menunjukkan sumber-sumber ekonomi
perusahaa serta asal dari kekaayaaan tersebut. 3. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja
perusahaan dalam menghasilkan laba. 4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam melunasi utang-utangnya. 5. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan
sumber-sumber pendanaan perusahaaan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6. Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam memperkirakan arus kas masuk kedalam perusahaan.
2.2.1.2. Bidang-bidang Akuntansi
Seiring dengan perkembangan jaman, pemanfaatan informasi akuntansi menjadi semakin luas dan canggih dalam berbagai
bidang dan organisasi. Perkembangan ekonomi, perdagangan bebas, komunikasi dan tekhnologi ini yang kemudian menjadi
dasar dalam pengembangan kurikulum pendidikan akuntansi. Berikut ini adalah materi yang di pelajari dalam bidang studi
akuntansi: 1. Akuntansi Keuangan finansial accounting
Bidang ini berkaitan dengan akuntansi untuk suatu unit ekonomi secara keseluruhan. Bidang ini berhubungan dengan pelaporan keuangan untuk
pihak-pihak di luar perusahaan. Soemarso, 2002:7 2. Pemerikasaan Akuntansi Auditing
Bidang ini berhubungan dengan audit secara bebas terhadap laporan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan. Walaupun tujuan utama audit adalah
agar informasi akuntansi yang disajikan dapat lebih percaya, namun terdapat tujuan-tujuan lain yang dapat dicakup. Misalnya, memastikan
kataatan terhadap kebijakan, prosedur atau peraturan serta menilai efisiensi dan efektifitas suatu kegiatan.Soemarso,2002:7.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Akuntansi Biaya Cost Accounting Akuntansi biaya adalah bidang akuntansi yang menekankan kegiatan
penerapan dan pencatatan biaya dan kontrol atas biaya, terutama yang berhubungan dengan biaya produksi suatu barang.Yadiati dan
Ilham,2006:10-11 4. Akuntansi Manajemen Manajement cost
Akuntansi manajemen merupakan bidang akuntansi yang tujuan utamanya ialah menyediakan informasi bagi pihak manajemen yang akan digunakan
untuk aktivitas perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan internal.Yadiati dan Ilham,2006:11
5. Sistem Informasi Accounting Sistem Bidang ini sangat karena setiap organisasi melakukan aktivitasnya
brdasarkan informasi yang diperoleh. Apabila informasi tidak berkualitas, maka aktivitas organisasi pun menjadi tidak berkualitas. Informasi yang
berkualitas tersebut dihasilkan tidak hanya informasi keuangan namun juga informasi non keuangan yang sangat dibutuhkan berbagai pihak, baik
pemegang saham, manajemen, kreditur, investor, pemerintah mauoun serikat pekerja. Yadiati dan Ilham,2006:12.
6. Akuntansi Pemerintahan Govermental Accounting Bidang ini menghususkan diri dalam pencatatan dan pelaporan transaksi-
transaksi yang terjadi di badan pemerintah, misalnya menyediakan laporan akuntansi tentang aspek kepengurusan Business aspect dari administrasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
keuangan negara. Disamping itu, bidang ini mencakupi pengendalian atas pengeluaran melalui anggaran negara. Soemarso,2006:9
7. Akuntansi perpajakan Tax Accounting Bidang Akuntansi yang tujuan utamanya bagaimana menyusun laporan
keuangan untuk tujuan perpajakan dengan berdasarkan pada konsep- konsep perpajakan. Yadiati dan Ilham,2006:11
8. Akuntansi Keprilakuan Behavorial Accounting Bidang ini menggunakan metodiologi ilmu pengetahuan perilaku untuk
melingkupi gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi keputusan bisnis dan hasil mereka. Ikhsan
dan Ishak,2005:4
2.2.2. Pengertian Belajar
Berbagai ahli mendefinisikan belajar sesuai aliran filsafat yang
dianutnya, antara lain sebagai berikut :
Menurut Walker dalam Riyanto, 2002 belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari
pengalaman dan tidak ada sangkut pautnya dengan kematangan rohaniah, kelelahan, motivasi, perubahan dalam situasi stimulus atau faktor-faktor
samar-samar lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan
belajar. Riyanto, 2009:5
Winkel 1996:53, belajar adalah suatu aktifitas mentalpsikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan sikap-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.
Riyanto 2009:5
Cronbach menyatakan bahwa belajar itu merupakan perubahan perilaku sebagai pengalaman. Menurut cronbach bahwa belajar yang
sebaik baiknya adalah dengan mengalami sesuatu yaitu menggunakan pancaindra. Dengan kata lain, bahwa belajar adalah suatu cara mengamati,
mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu. Riyanto,
2009:5 2.2.2.1. Teori-Teori Belajar
Dalyono 2005:48 setiap manusia dimana saja berada tentu melakukan kegiatan belajar. Seorang mahasiswa yang ingin mencapai cita-
citanya tentu harus belajar dengan giat, oleh karena itu untuk dapat mencapai cita-cita tidak bisa dengan bermalas-malas, tetapi harus rajin,
gigih dan tekun belajar. Belajar adalah syarat mutlak untuk dalam menjadi pandai dalam segala hal, baik dfalam bidang ilmu pengetahuan maupun
ketrampilan atau kecakapan. Belajar seharusnya menjadi kegiatan yang tak terpisahkan dari
kehidupan manusia. Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling penting dalam upaya mempertahankan hidup dan
mengembangkan diri. Dalam dunia pendidikan belajar merupakan aktivitas pokok dalam penyelenggaraan proses belajar-mengajar. Melalui
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
belajar seseorang dapat memahami sesuatu konsep yang baru, dan atau mengalami perubahan tingkah laku, sikap, dan ketrampilan.
Pada dasarnya terdapat dua pendapat tentang teori belajar yaitu teori belajar aliran beharisotik dan teori belajar kognitif. Teori belajar
behariovistik menekankan pada pengertian belajar merupakan perubahan tingkah laku, sehingga hasil belajar adalah sesuatu yang dapat diamati
dengan indra manusia langsung tertuangkan dalam tingkah laku. Seperti yang dikemukakan oleh Ahmadi dan Supriona 1991: 121 bahwa belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukanindividu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Seperti juga
diungkapkan oleh Winkel 1996:53 bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif dan
berbekas”.
http:psb-psma.orgcontentblogteori-teori-belajar
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Purwanto 2006:102 faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua yaitu 1 faktor yang berasal dari diri
organisme itu sendiri atau yang biasa disebut dengan faktor individual dan 2 faktor yang berasal dari luar individu yang disebut dengan faktor
sosial. Yang
termasuk faktor
individual adalah
faktor kematanganpertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor
pribadi. Sedangkan, yang termasuk faktor sosial adalah faktor keluarga, guru, dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-
mengajar, lingkungan dan kesempatan yang gtersedia, dan motivasi sosioal.
Menurut Lunandi dalam Suprijanto, 2007:44, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua yaitu faktor eksternal dan internal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari peserta didik. Terdiri dari faktor fisik dan non fisik. Faktor internal fisik mencakup ciri-ciri pribadi
seperti umur, pendengaran, dan oengelihatan. Menurut Mardikanto dalam Suprijanto,2007:44 faktor nonfisik atau psikologis termasuk tingkat
aspirasi, bakat, dan lain-lain. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar peserta didik atau lingkungan. Lebih lanjut dikemukakan bahwa
proses belajar dapat dipengaruhi lingkungan fisik, seperti: keadaan ruangan, perlengkapan belajar, dan lain-lain. Proses belajar juga dapat di
pengaruhi oleh faktor eksternal nonfisik seperti dorongan dari keluarga dan teman.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.3 Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Tu’u dalam Johari 2006 “prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau
kegiatan tertentu”. Selanjutnya menurut Arifin
dalam Johari 2006 “prestasi didefinisikan sebagai
kemampuan, ketrampilan, dan
sikap seseorang
dalam menyelesaikan sesuatu hal”.
Menurut Johari 2006 yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah “istilah yang telah dicapai individu sebagai usaha yang dialami
secara langsung serta merupakan aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan, ketrampilan, kecerdasan, kecakapan dan
sebagainya dalam keadaan kondisi serta situasi tertentu”. Sementara itu menurut Tu’u dalam Johari 2006 prestasi belajar adalah “penguasaan
pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan belajar dari bahasa belanda, yaitu prestasi yang berarti hasil usaha. Ditinjau dari fungsinya
prestasi belajar menurut Arifin dalam Farida 2003:80 adalah sebagai berikut:
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai oleh anak didik.
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemusatan hasrat ingin tahu. c. Prestasi belajar juga sebagai bahan informasi dalam inovasi
pendekatan. Hal ini berdasarkan asumsi bahwa prestasi belajar dapat
dijadikan pendorong
bagi anak
didik dalam
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
meningkatkan ilmu pengetahuan dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi pendidikan. Indikator intern adalah prestasi belajar
dapat dijadikan indikator produktivitas suatu institusi suatu pendidikan, sedangkan indikator ekstern menunjukkan bahwa
prestasi belajar dijadikan indikator kesuksesan peserta didik di masyarakat.
e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap kecerdasan peserta didik.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil belajar yang diraih seorang
siswa yang berupa nilai. Dalam penelitian ini, prestasi belajar yang dimaksud yaitu hasil belajar mahasiswa dalam mata
kuliah akuntansi pada jangka waktu tertentu di dalam bukti kartu hasil studi.
2.2.3.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk meraih prestasi belajar yang baik, banyak sekali faktor yang perlu diperhatikan karena di dalam dunia pendidikan tidak sedikit
mahasiswa yang mengalami kegagalan. Kadang ada mahasiswa yang memiliki dorongan yang kuat untuk berprestasi dan kesempatan untuk
meningkatkan prestasi, tetapi dalam kenyataannya prestasi yang dihasilkan di bawah kemampuannya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Menurut Syah dalam Johari 2006:34 faktor-faktor yang mempengaruhi prestasu belajar mahasiswa terdiri dari: ringkat kesehatan
indera pendengaran, penglihatan, kelelahan, kecerdasan, sikap mahasiswa, bakat mahasiswa, minat mahasiswa, motivasi mahasiswa, dosen, staf
administrasi, teman sekelas, alat-alat belajar, keadaan cuaca, waktu belajar yang digunakan mahasiswa, strategi dan metode belajar mahasiswa.
Menurut Suryabrata
dan Shertzer
dan Stone
dalam Purwanti,2009:30-36,
secara garis
besar faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua
bagian, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 1 Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersal dari dalam diri mahasiswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar. Faktor ini di dapat
dibedakan menjadi dua kelompok. Dalam hal ini , faktor psikologis yang dimaksud adalah faktor yang
berhubungan dengan kesehatan dan pancaindera. 1. Kesehatan Badan
Untuk dapat menempuh studi yang baik mahasiswa perlu memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya, keadaan fisik
yang lemah dapat menjadi penghalang bagi mahasiswa dalam menyelesaikan program studinya. Dalam upaya memelihara kesehatan
fisiknya, mahasiswa perlu memperhatikan pola makan dan pola tidur,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
untuk memperlancar metabolisme dalam tubuhnya. Selain itu, juga untuk memelihara kesehatan bahkan juga dapat meningkatkan
ketangkasan fisik dibutuhkan olahraga yang teratur. 2. Pancaindera
Berfungsinya pancaindera merupakan syarat dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik. Dalam sistem pendidikan dewasa ini di
antara pancaindera itu yang paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga. Hal ini penting, karena sebagian
besar hal-hal yang dipelajari oleh manusia dipelajari melalui penglihatan pendengaran. Dengan demikian, seorang anak yang
memiliki cacat fisik atau bahkan cacat mental akan menghambat dirinya didalam menangkap pelajaran, sehingga pada akhirnya
akan mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah. Ada banyak faktor psikologis yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa, antara lain: 1. Intelligensi
Pada umumnya, prestasi belajar yang ditampilkan mahasiswa mempunyai kaitan yang erat dengan tingkat
kecerdasan yang dimiliki mahasiswa. Menurut Binet Winkle,1997:529 hakikat intelligensi adalah kemampuan
untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk mengadakan suatu penyesuaian dalam rangka
mencapai tujuan itu dan untuk menilai keadaan diri secara
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
kritis dan objektif. Taraf intellegensi mini sangat mempengaruhi prestasi belajar seorang mahasiswa, di mana
mahasiswa yang memiliki taraf intellegensi tinggi mempunyai peluang lebih besar untuk mencapai prestasi
belajar prestasi belajar yang lebih tinggi. Sebaliknya, mahasiswa yang memiliki taraf intellegensi yang rendah
diperkirakan juga akan memiliki prestasi belajar yang rendah. Namun bukanlah suatu yang tidak mungkin jika
mahasiswa dengan taraf intellegensi rendah memiliki prestasi belajar yang tinggi, juga sebaliknya.
2. Sikap Sikap yang pasif, rendah diri dan kurang percaya diri dapat
merupakan faktor yang menghambat mahsiswa dalam menampilkan prestasi belajarnya. Menurut Sarlito Wirawan
1997:223 sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap
mahasiswa yang positif terhadap mata kuliah di universitas merupakan langkah awal yang baik dalam proses belajar
mengajar di universitas. 3. Motivasi
Menurut Irwanto 1997:93 motivasi adalah penggerak perilaku. Motivasi timbul karena adanya keinginan atau
kebutuhan-kebutuhan dalam diri seseorang. Seseorang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
berhasil dalam belajar karena ia ingin belajar. Sedangkan menurut Winkle 1991:39 motivasi belajar adalah
keseluruhan daya penggerak di dalam diri mahasiswa yang menimbulkan
kegiatan belajar,
yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang
dikehendaki oleh mahasiswa tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual.
Peranannya yang khas ialah dalam hal gairah atau semangat belajar, mahasiswa yang termotivasi kuat akan mempunyai
banyak energi umtuk melakukan kegiatan belajar. 2 Faktor eksternal
Selain faktor-faktor yang ada dalam diri mahasiswa, ada pula hal- hal lain diluar diri yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang
akan diraih, antara lain: a Faktor lingkungan keluarga
1. Sosial ekonomi keluarga Dengan sosial ekonomi yang memadai, seseorang lebih
berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik, mulaidari buku, alat tulis hingga pemilihan iniversitas.
2. Pendidikan orang tua Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi
cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
pendidikan bagi anak-anaknya, dibandingkan dengan yang mempunyai jenjang pendidikan yang lebih rendah.
3. Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga Dukungan dari keluarga merupakan suatu pemacu
semangat berprestasi bagi seseorang. Dukungan dalam hal ini bisa secara langsung, berupa pujian atau nasihat; maupun secara tidak
langsung, seperti hubungan keluarga yang harmonis. b Faktor lingkungan universitas
1. Sarana dan Prasarana Kelengkapan fasilitas universitas, seperti papan tulis, OHP
akan membantu kelancaran proses belajar mengajar di universitas, selain bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar
universitas juga dapat mempengarihi belajar mengajar. 2. Kompetensi dosen dan mahasiswa
Kualitas dosen dan mahasisiwa sangat penting dalam meraih prestasi, kelengkapan sarana dan prasarana tanpa disertai
kinerja yang baik dari para penggunanya akan sia-sia belaka. Bila seseorang mahasiswa merasa kebutuhannya untuk berprestasi
dengan baik di universitas terpenuhi, misalnya dengan tersedianya fasilitas dan tenaga pendidik yang berkualitas, yang dapat
memenuhi rasa ingin tahunya, hubungan dengan dosen dan teman- temannya
berlangsung harmonis,
maka mahasiswa
akan memperoleh iklim belajar yang menyenangkan. Dengan demikian,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ia akan tergolong untuk terus menerus meningkatkan prestasi belajarnya.
3. Kurikulum dan metode mengajar Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan
materi tersebut kepada mahasiswa. Metode pembelajaran yang lebih interaktif sangat diperlukan untuk menumbuhkan minat dan
peran serta mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran. Sarlito Wirawan 1994:122 mengatakan bahwa faktor yang paling
penting adalah faktor dosen. Jika dosen mengajar dengan arif bijaksana, tegas, memiliki disiplin tinggi, luwes dan mampu
membuat mahasiswa menjadi senang akan pelajaran, maka prestasi belajar mahasiswa akan cenderung tinggi, paling tidak mahasiswa
tersebut tidak bosen dalam mengikuti pelajaran. c Faktor lingkungan masyarakat
1. Sosial budaya Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan
mempengaruhi kesungguhan
pendidik dan
peserta didik.
Masyarakat yang masih memandang rendah pendidikan akan enggan mengirimkan anaknya ke universitas dan cenderung
memandang rendah pekerjaan dosenpengajar. 2. Partisipasi
Bila semua pihak telah berpartisipasi dan mendukung kegiatan pendidikan, mulai dari pemerintah berupa kebijakan dan anggaran
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
sampai pada masyarakat bawah, setiap orang akan lebih menghargai dan berusaha memajukan pendidikan dan ilmu
pengetahuan. Dari pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli di atas bisa
ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar berasal dari internal dan eksternal. Dalam penelitian
ini hanya membahas beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu motivasi, kebiasaan belajar dan lingkungan belajar.
2.2.3. Pengertian Motivasi
Beberapa pendapat para ahli mengenai motivasi yang dikemukakan oleh Purwanto 1990: 72, antara lain:
1. Duncan, dalam buku
organitatuorial behavior mengemukakan: “di dalam konsep manajemen, motivasi berarti setiap usaha yang
didasari untuk
mempengaruhi perilaku
seseorang agar
meningkatkan kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi”.
2. Menurut Vroom, motivasi mengacu pada suatu proses
mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki.
3. Menurut John P.Kambel, motivasi merupakan suatu proses
mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap berntuk kegiatan yang dikehendaki, dimana motivasi mencakup di dalamnya arah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
atau tujuan tingkah laku, kekuatan respon, dan kegigihan tingkah laku.
4. Hoy dan Miskel dalam buku educational administrasion 1982:
137, mengemukakan bahwa motivasi dapat didefinisikan sebagai kekuatan kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan-kebutuhan,
pertanyaan-pertanyaan ketegangan atau mekanisme-mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang
diinginkan kearah pencapaian tujuan-tujuan personal. Berdasarkan pendapat-pendapat yang dikemukakan para ahli di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang
agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.
2.2.3.1. Tujuan Motivasi
Secara umum motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan
sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu Purwanto, 1990: 73
Menurut Purwanto, 2006: 73, motivasi mempunyai tujuan untuk menggerakkan atau menggugah seeorang agar timbul keinginan dan
kemauannyanuntuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Bagi seorang mahasiswa motivasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
mempunyai tujuan memacu diri sendiri agar timbul keiinginan dan kemauan untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai
tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan.
2.2.3.2. Teori Motivasi
Purwanto 1990: 74, mengemukakan beberapa teori motivasi, yaitu: a.
Teori Hedonisme Hedonisme suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa
tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan hedone yang bersifat duniawi. Implikasi dari teori ini adalah ini adalah
anggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan, atau yang mengandung resiko berat dan lebih suka
melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan-kesenangan baginya. b.
Teori Naluri Pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang
disebut juga naluri, yaitu: - Dorongan nafsu naluri mempertahankan diri,
- Dorongan nafsu naluri mengembangkan diri, dan - Dorongan nafsu naluri mempertahankan jenis.
Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka kebiasaan- kebiasaan dan tingkah laku manusia yang dilakukannya sehari-hari
mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri itu. Oleh karena itu,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan.
c. Teori Reaksi Yang Dipelajari atau Teori Lingkungang Kebudayaan
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola tingkah laku yang
dipelajari dari kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan. d.
Teori Daya Dorong Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia
pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis.
2.2.4. Pengertian Kebiasaan Belajar
Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor penunjang tercapainya prestasi belajar mahasiswa. Dalam rangka mencapai prestasi
belajar yang diharapkan, maka dalam kegiatan belajarnya, mahasiswa hendaknya mempunyai sikap dan cara belajar yang sistematis. Cara belajar
yang baik adalah suatu kecakapan yang dimiliki oleh setiap mahasiswa dengan jalan latihan dalam usaha belajarnya sehingga menjadi kebiasaan
yang melekat pada diri mahasiswa. Setiap manusia yang lahir mempunyai kebiasaan belajar sendiri-
sendiri, sehingga banyak sekali tingkah laku yang menjadi kebiasaan tidak dapat disadari sepenuhnya yang perlu dipersoalkan disini, selama
kebiasaan itu baik tidaklah menjadi masalah, tetapi ada juga kebiasaan yang perlu dirubah karena jika tidak disadari terlanjur melekat pada diri
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
seseorang maka kebiasaan itu bisa merugikan, sebab sebuah tingkah laku mempunyai kekuatan tertentu.
Cara belajar tidak luput dari kebiasaan belajar, menurut The Liang Gie dalam Purwanti 2009:35, mendefinisikan kebiasaan belajar sebagai
perilaku seseorang yang dilakukan secara tetap atau sama dari waktu kewaktu tanpa pemakaian banyak pikiran. Kebiasaan belajar tertanam
dalam diri mahasiswa akan membentuk mahasiswa tersebut, yaitu membentuk corak yang sukses dan mahasiswa yang gagal dalam belajar.
Gie dalam Purwanti 2009 membagi dua macam kebiasaan belajar baik, yang membantu mahasiswa menguasai pelajaran untuk mencapai
kemajuan belajar yang akhirnya dapat meraih sukses dan kebiasaan belajar yang dapat mempersulit mahasiswa dalam memahami pengetahuan
sehingga menghambat
kemajuan mahasiswa
dalam memahami
pengetahuan sehingga menghambat kemajuan mahasiswa dan akhrinya akan mengalami kegagalan.
Setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman disebut oleh
Morgan dalam Munari 2009, sebagai kebiasaan belajar. Sedangkan Burton dalam Munari 2009 kebiasaan belajar merupakan salah satu
tujuan sosial pendidikan agar para peserta didik mampu berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat baik dalam bidang ilmu politik, sosial,
keagamaan, rekreasi maupun komunikasi dengan orang lain dan memahami ekskresi orang lain.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Menurut uraian diatas dapat disimpulkan bahawa pengertian kebiasaan belajar adalah kebiasaan atau keterampilan belajar tiap-tiap
individu untuk mengumpulkan dan menambah sejumlah pengetahuannya.
2.2.5. Pengertian Lingkungan Belajar
Belajar adalah kegiatan yang memerlukan konsentrasi tinggi. Tempat dan lingkungan belajar yang nyaman memudahkan peserta didik
untuk berkonsentrasi. Dengan mempersiapkan lingkungan yang tepat, peserta didik akan mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat menikmati
proses belajar yang peserta didik lakukan. Hutabarat 1986 lingkungan belajar adalah segala sesuatu yang terdapat di tempat belajar. Sedang
Nasution 1993, lingkungan belajar adalah lingkungan alami dan lingkungan sosial. Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembapan
udara, sedangkan lingkungan sosial dapat berwujud manusia dan representatifnya maupun berwujud hal-hal lain. Pengaruh prestasi belajar
mahasiswa akuntansi salah satunya dipengaruhi oleh lingkungan belajar. Menata
lingkungan belajar
pada hakekatnya
melakukan pengolahan lingkungan belajar. Aktivitas pembelajar dalam menata
lingkungan belajar lebih terkonsentrasi pada pengolahan lingkungan belajar di dalam kelas. Oleh karena itu dosen dalam melakukan penataan
lingkungan belajar di kelas tiada lain melakukan aktivitas pengolahan kelas atau manajemen kelas.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.3. Kerangka Pikir
2.3.1. Pengaruh Motivasi Terhadap Prestasi Belajar
Menurut John P.Kambel dalam Purwanto 1990: 72, motivasi merupakan suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap
bermacam-macam bentuk kegitatan yang dikehendaki, dimana motivasi mencakup di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respon,
dan kegigihan tingkah laku. Menurut Goleman dalam Budhiyanto dan Nugraha 2004, motivasi berarti menggunakan hasrat kita yang paling
dalam untuk menggerakkan dan menuntun kita menuju sasaran efektif, dan untuk bertahan kegagalan dan frustasi. Motivasi yang paling ampuh adalah
motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang. Berdasrkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi dapat
mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa akuntansi. Seseorang mahasiswa akuntansi dapat termotivasi untuk berprestasi, akan lebih jeli
untuk untuk menemukan cara-cara untuk belajar lebih baik, berusaha membuat inovasi, atau menemukan keunggulan kompetitif.
2.3.2. Pengaruh Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi Belajar
Pengaruh kebiasaan belajar terhadap nilai mata kuliah akuntansi didasari oleh teori klasik yang dikembangkan oleh Ivan Palvon pada tahun
1849-1936 yang menyatakan bahwa conditional stimulus adalah rangsangan yang mampu mendatangkan respon yang dipelajari dinamakan
conditional reponse. Maksud teori ini adalah kecakapan dilakukan melalui
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
usaha yang terencana dan disadari karena sering dilakukan maka menjadi kebiasaan.
Setiap manusia dimana saja berada tentu melakukan kegiatan belajar. Seorang mahasiswa yang ingin mencapai cita-citanya tentu harus
belajar dengan giat, untuk dapat mencapai cita-cita tidak bisa dengan bermalas-malas, tetapi harus rajin, gigih dan tekun belajar.
Kebiasaan belajar cenderung menguasai prilaku mahasiswa dalam setiap kegiatan belajar, karena kebiasaan belajar mengandung motivasi
yang kuat bagi mahasiswa sebagai daya penggerak psikis dalam diri mereka masing-masing. Miaslnya, mahasiswa yang sering kali berlatih
soal-soal akan lebih baik prestasinya dari pada mahasiwa yang hanya belajar secara teori karena kurang strategi dan taktik dalam penyelesaian
soal. Kebiasaan belajar yang baik itu haruslah dipupuk dan
dikembangkan. Demikian pula kebiaasaan belajar itu bukan sesuatu yang telah ada, namun sesuatu yang harus dibentuk. Sedangkan apabila
memiliki kebiasaan belajar yang tidak sesuai atau kurang tepat makan akan memperoleh hasil yang tidak optimal sehingga akan mempengaruhi
prestasi belajar mahasiswa yang bersangkutan. Kebiasaan belajar yang tidak sesuai dapat mempersulit mahasiswa
dalam memahami dan memperoleh pengetahuan sehingga menghambat kemajuan belajar mahasiswa dan pada akhirnya akan mengalami
kegagalan delam berprestasi. Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
adanya kebiasaan belajar kurang baik. Menurut Dimyati 2002:246, kebiasaan belajar yang kurang baik antara lain berupa:
a. Belajar pada akhir semeter b. Belajar tidak teratur
c. Menyia-nyiakan kesempatan belajar d. Bersekolah hanya untuk bergengsi
e. Datang terlambat
2.3.3. Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar
Lingkungan belajar mempengaruhi prestasi belajar dalam berkonsentrasi untuk belajar. Pelajar akan memaksimalkan kemampuan
dan konsentrasinya,jika pelajar akan mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap konsentrasi dan dapat memaksimalkan konsentrasi,
mereka mampu menggunakan kemampuannya pada saat suasana yang tepat. Lingkungan belajar yang efektif adalah sebuah lingkungan belajar
yang produktif, dimana sebuah lingkungan sesuai dengan kebutuhan para pelajar. Semakin mahasiswa berinteraksi dengan lingkungan, semakin
mahir mahasiswa tersebut mengatasi situasi-situasi yang menentang dan semakin
mudah mahasiswa
mempelajari informasi
baru De
PorterHernacki,2001:81 . Dengan demikian ada pengaruh positif antara
kebiasaan belajar dengan prestasi belajar.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.4. Gambar Kerangka Pikir
Sesuai dengan landasan teori dan fakta-fakta pendukung yang telah di uraikan sebelumnya maka dapat disusun sebuah diagram kerangka pikir
seperti ini di tunjukkan pada gambar 2.1 sebagai berikut : Gambar 2.1: Kerangka Pikir
Uji Partial Least Square PLS
2.5. Hipotesis