dengan mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan penanaman modal dan kedaulatan negara serta Peraturan Pemerintah dan kesepakatan
– kesepakatan multilateral yang mengatur tentang penanaman modal, baik melalui literatur yang
diperoleh dari perpustakaan atau media cetak maupun media elektronik. Bila di kemudian hari ternyata terdapat judul yang sama atau telah ditulis
oleh orang lain dalam bentuk skripsi sebelum skripsi ini dibuat, maka hal itu dapat dimintakan pertanggungjawabannya.
E. Tinjauan Pustaka
1. Kedaulatan negara
Kedaulatan negara diartikan sebagai suatu kekuasan tertinggi negara atas wilayahnya tanpa ada campur tangan dari pemerintah negara lain. Kedaulatan
merupakan kekuasaan tertinggi suatu negara yang berlaku atas seluruh wilayah dan segenap rakyat dalam negara itu.
40
Kedaulatan ini mempunyai empat sifat yaitu asli, permanen, tidak terbagi-bagi dan tidak terbatas.
Schwarzenberger, secara singkat menjelaskan bahwa kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi omnipotence yang hanya dimiliki oleh negara. Kemudian
Louis Henkin berpendapat bahwa kedaulatan digunakan untuk menggambarkan otonomi dan kekuasaan negara untuk membuat aturan-aturan hukum hukum
nasional yang berlaku di wilayahnya dan membuat lembaga-lembaga negara. Dalam kedaulatan juga terefleksikan kekuasaan negara untuk mengadakan
hubungan internasional dan tindakan-tindakan lain sebagai perwujudan
40
C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Ilmu Negara Umum dan Indonesia Jakarta: Pradnya Paramita, 2004, hlm. 138.
Universitas Sumatera Utara
kedaulatannya.
41
Sedangkan Mochtar Kusumaatmadja menyebutkan bahwa pengertian kedaulatan negara sebagai kekuasaan tertinggi yang mengandung dua
pembatasan penting. Pertama, kekuasaan itu terbatas pada batas-batas wilayah negara yang memiliki kekuasaan itu. Kedua, kekuasaan itu berakhir dimana
kekuasaan suatu negara dimulai.
42
Yang dianggap orang pertama yang membahas persoalan kedaulatan adalah Jean Bodin 1530-1595, dimana dimasukan kedaulatan itu kedalam ,
ajaran politik bahasa Belanda : souvereiniteit; bahasa Inggris : souvereignity; bahasa Perancis : souverainite; bahasa Italia : sovranus; bahasa Latin : superanus,
yang artinya supremasi = di atas dan menguasai segala-galanya. Sehingga kedaulatan dapat diartikan kekuasaan yang tertinggi yaitu kekuasaan yang tidak
berasal dan tidak di bawah kekuasaan lain. Bodin juga menggunakan kata kedaulatan ini dalam hubungannya dengan negara, yakni sebagai ciri negara,
sebagai atribut negara yang membedakan negara dari persekutuan-persekutuan lainnya.
43
Definisi “kedaulatan” menurut Jean Bodin ini hanya meninjau souvereiniteit
dalam hubungannya dengan masyarakat di dalam negeri itu saja. Jadi perumusannya bersifat intern, karena pada waktu itu hubungan antar negara
belum intensif seperti sekarang ini. Tetapi keadaan sekarang , hubungan antara negara yang satu dengan yang lainnya sudah sedemikian luas, maka suatu negara
pasti terkena pengaruh karena adanya hubungan antar negara tersebut.
44
41
Huala Adolf, Hukum Ekonomi Internasional : Suatu Pengantar Jakarta : Raja Grafindo, 2003, hlm. 225-226.
42
Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes, Pengantar Hukum Internasional Bandung : Alumni, 2003, hlm. 18.
43
Samidjo, Ilmu Negara Bandung : Armico, 2002, hlm. 136.
44
Ibid .
Universitas Sumatera Utara
2. Penanaman Modal Beberapa pengertian investasi yang dapat dikemukakan diantaranya :
45
a. Kamus Istilah Keuangan dan investasi
Digunakan istilah investment investasi yang mempunyai arti : “Penggunaan modal untuk menciptakan uang, baik melalui sarana yang
menghasilkan pendapatan maupun melalui ventura yang lebih berorientasi ke risiko yang dirancang untuk mendapatkan modal. Investasi dapat pula
berarti menunjuk ke suatu investasi keuangan dimana investor menempatkan uang ke dalam suatu sarana atau menunjuk ke investasi
suatu usaha atau waktu seseorang yang ingin memetik keuntungan dari keberhasilan pekerjaannya.”
b. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Disebutkan, investasi berarti pertama, penanaman modal atau uang dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan, dan
kedua, jumlah uang atau modal yang ditanam. c.
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal selanjutnya disebut UUPM. Pasal 1 angka 1 undang-undang tersebut
menyebutkan bahwa : “Penanaman Modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik
oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara
Republik Indonesia.” Yang dimaksud penanaman modal disini adalah penanaman modal yang
dilakukan secara langsung oleh investor lokal domestic investment,
45
Sentosa Sembiring., Op. Cit., hlm. 31.
Universitas Sumatera Utara
penanaman modal asing langsung foreign direct invesment dengan kehadiran penanam modal tersebut di wilayah Republik Indonesia dengan
cara membentuk badan hukum. 2.
Negara penerima modal asing Mengenai negara penerima modal asing, UUPM sendiri tidak memberikan
pengertian mengenai negara penerima modal asing, pengertian negara penerima modal asing disebutkan didalam business dictionary yang menyebutkan bahwa
negara penerima modal asing atau host country adalah : “Nation in which individuals or organizations from other countries or states are
visiting due to government invitation or meeting suatu negara dimana seseorang atau badan hukum dari negara lain datang ke negara tersebut untuk melakukan
suatu kegiatan penanaman modal.”
46
F. Metode Penelitian