BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Segala kebijakan di bidang pembangunan yang terkait dengan penanaman modal harus ditujukan untuk mencapai sebesar-besarnya kesejahteraan bagi
seluruh rakyat Indonesia. Hal ini sejalan dengan apa yang diamanahkan oleh Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Didalam Pasal
33 ayat 2 dirumuskan bahwa, cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara. Oleh
karena itu, pemanfaatan sumber daya alam harus dilakukan secara terencana, cermat, terukur dan proporsional. Untuk melaksanakan pembangunan tersebut,
tidak dipungkiri membutuhkan modal yang tidak sedikit. Bila hanya mengandalkan modal dari sumber dana pemerintah, hampir dipastikan agak sulit
untuk mencapai pembangunan yang dicita-citakan tersebut. Untuk itu perlu dicari sumber dana lain.
26
Pembangunan itu tidak boleh menimbulkan keengganan apalagi menolak sama sekali untuk memanfaatkan potensi-potensi modal, teknologi, dan keahlian
yang tersedia di luar negeri selama hal itu semua benar-benar diabdikan kepada kepentingan ekonomi rakyat tanpa mengakibatkan ketergantungan kepada luar
negeri. Tegasnya harus dibuka pintu bagi Penanam Modal Asing PMA dengan
26
Sentosa Sembiring, Hukum Investasi Pemabahasan Dilengkapi dengan Undang- undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal
Bandung : Nuansa Aulia, 2007, hlm. 33.
Universitas Sumatera Utara
pranata hukum investasi, sehingga diharapkan ada payung hukum yang jelas bagi pelaksanaan kegiatan penanaman modal di Indonesia.
27
Globalisasi ekonomi dewasa ini telah melahirkan berbagai kejadian baru dalam perkembangan ekonomi dunia, yaitu terjadinya era pasar bebas
internasional, interdepedensi sistem yang baik dalam bidang politik maupun ekonomi, lahirnya berbagai lembaga ekonomi internasional, pengelompokan
negara dalam kawasan ekonomi regional, maju pesatnya pelaku ekonomi transnational corporation
, dan lahirnya military industrial complex. Hal ini tidak dapat dilaksanakan dalam kevakuman hukum dan kaidah-kaidah hukum sangat
diperlukan untuk mengatur mekanisme hubungan agar tidak menjadi konflik kepentingan dalam pembangunan ekonomi suatu bangsa.
28
Era globalisasi menjadikan batas non fisik antarnegara semakin sulit untuk dibedakan dan bahkan cenderung tanpa batas borderless state. Dampak yang
sangat terasa terjadinya globalisasi yakni arus informasi yang begitu cepat sampai di tangan masyarakat. Jadi tidaklah mengherankan, jika berbagai pihak khususnya
kalangan pebisnis sangat memburu informasi, sebab siapa yang menguasai informasi dialah yang terdepan. Demikian juga halnya arus transportasi dari satu
negara ke negara lain, begitu cepat dan mudah diakses oleh masyarakat. Hal ini semua tentu berkat dukungan teknologi yang digunakan dan dikembangkan oleh
ahlinya. Dengan semakin dekatnya batas satu negara dengan negara lain peluang untuk berinvestasi, terlebih lagi hampir semua negara dewasa ini sudah membuka
diri bagi investor asing, sangat terbuka luas.
29
27
Ibid . hlm. 34.
28
Abdul Manan, Peranan Hukum dalam Pembangunan Ekonomi Jakarta : Kencana, 2014, hlm.3-4.
29
Sentosa Sembiring., Op. Cit., hlm 1-2.
Universitas Sumatera Utara
Penanaman modal merupakan sektor utama yang sangat diandalkan oleh Negara-negara di dunia untuk menggerakan roda perekonomian negara.
Penanaman modal asing dapat berperan dalam pembangunan ekonomi, meningkatkan produksi, memberi perluasan kesempatan kerja, mengolah sumber-
sumber potensi ekonomi dalam negeri. Penanaman modal asing diharapkan dapat pula ikut berperan dalam meningkatkan taraf hidup mayarakat dan pembangunan
ekonomi pada umumnya. Penanaman modal asing juga dipandang sebagai bidang yang sangat menguntungkan bagi negara tuan rumah host country, karena
dengan adanya penanaman modal asing ini, negara penerima modal asing dapat menjamin dan mengalihkan modal dalam negeri yang tersedia untuk digunakan
bagi kepentingan publik.
30
Penanaman modal asing ke negara sedang berkembang pada prinsipnya bersangkutan dengan tiga hal pokok yaitu, ekonomi, politik dan hukum. Tiga
faktor tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap masuknya modal asing ke suatu negara. Dalam praktik masuknya penanaman modal asing ke suatu negara
dengan perhitungan ekonomis saja kadang dapat mudah dilakukan, tetapi aspek politik dan hukum sebenarnya yang memegang peranan penting dalam efektivitas
operasi modal asing tersebut. Bagi negara sedang berkembang termasuk dalam bagian dari pada rencana pembangunan ekonomi negara tersebut.
31
Penanaman modal asing telah berkembang pesat pada akhir abad ke-20 melebihi perkembangan perdagangan internasioanal dan mempunyai keterkaitan
secara prinsip dengan ekonomi nasional. Penanaman modal asing sejak tahun
30
M. Sornarajah, The Internasional Law Foreign Investment, dalam An An Chandrawulan, Hukum Perusahaan Multinasional, Liberalisasi Hukum Perdagangan
Internasional dan Hukum Penanaman Modal Bandung : Alumni, 2011, hlm 1.
31
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
1995 telah meningkat sebesar 40 , mengalir dari negara maju ke negara berkembang.
32
Bagi Indonesia sendiri penanaman modal asing di Indonesia menjadi sesuatu yang sifatnya tidak dapat dihindarkan inevitable, bahkan mempunyai
peranan yang sangat penting dan strategis dalam menunjang pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini disebabkan pembangunan nasional Indonesia
memerlukan pendanaan yang besar untuk dapat menunjang tingkat pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Kebutuhan pendanaan tersebut tidak hanya dapat
diperoleh dari sumber-sumber pendanaan dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri.
33
Hal itu yang menyebabkan penanaman modal asing menjadi salah satu sumber pendanaan luar negeri yang strategis dalam menunjang pembangunan
nasional, khususnya dalam pengembangan sektor riil yang pada gilirannya diharapkan akan berdampak pada pembukaan lapangan kerja secara luas.
34
Seiring perkembangan waktu, negara-negara dewasa ini tengah menuju tahap integrasi ekonomi yang baru dengan kehadiran penanaman modal langsung ke
bidang atau sektor yang semakin luas.
35
Termasuk Indonesia sebagai negara dikawasan ASEAN, saat ini telah menyepakati integrasi pasar yaitu Asean Economic Community AEC 2015
bersama negara-negara anggota ASEAN lainnya, dimana dengan adanya AEC 2015 ini maka akan terjadi pergerakan bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja
32
Ibid, hlm. 2.
33
David Kairupan, Aspek Hukum Penanaman Modal Asing di Indonesia Jakarta : Kencana, 2013 , hlm. 2.
34
Ibid, hlm. 3.
35
Julius Deanne, Global Companies and Public Policy : The Growing Chlmlenge of foreign direct Investment, council on Foreign Relations Press for the royal Institute of
Internasional Affairs , dalam An An Chandrawulan., Op. Cit., hlm 203.
Universitas Sumatera Utara
terampil dan juga arus modal yang lebih bebas, hal ini tentu akan mendorong peningkatan jumlah investor untuk menanamkan modalnya ke Indonesia.
Selain kesepakatan integrasi pasar negara-negara ASEAN yang tahun ini mulai berlangsung, sebelumnya juga telah menjadi pokok perhatian yaitu
kesepakatan-kesepakatan atau perjanjian-perjanjian baik bilateral maupun multilateral terkait dengan masuknya arus modal terutama melalui investasi,
seperti General Agreement On Tariff and Trade GATT, Asean China Free trade Area
ACFTA dan kesepakatan-kesepakatan internasional lainnya dimana kesepakatan-kesepakatan internasional tersebut melahirkan suatu prinsip-prinsip
yang kemudian harus dipedomani dan melekat kepada setiap negara-negara yag menyepakatinya, terutama dalam membuat suatu produk hukum nasional yang
mengatur masalah-masalah yang menjadi objek dalam kesepakatan tersebut, yang dalam hal ini penanaman modal merupakan salah satunya. Prinsip-prinsip tersebut
bertambah luas penerapannya sampai pada masalah-masalah yang terkait dengan pembangunan suatu negara melalui peraturan penanaman modal asing.
36
Selain itu, terhadap negara-negara anggota World trade Organisation WTO, yang telah meratifikasi kesepakatan perjanjian tentang pembentukan
WTO yang mana merupakan produk hukum Putaran Uruguay terutama Indonesia, melalui Undang-Undang Nomor 7 tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement
Establishing the World Trade Organization Persetujuan Pembentukan Organisasi
Perdagangan Dunia, berakibat kepada terikatnya negara tidak saja pada Perjanjian Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia tetapi juga terikat kepada
36
Mahmul Siregar, Perdagangan Internasional, dan Penanaman Modal : Studi Kesiapan Indonesia dalam Perjanjian Investasi Multilateral
, Medan : Universitas Sumatera Utara, Sekolah Pascasarjana, 2008, hlm. 70.
Universitas Sumatera Utara
seluruh kesepakatan yang dihasilkan selama Putaran Uruguay, termasuk didalamnya Agreement on
TRIM’s dan GATS.
37
Penataan masalah-masalah investasi dalam kerangka WTO telah mengarah pada pembentukan sebuah rezim investasi multilateral,
38
konsekuensi dari hadirnya rezim investasi multilateral adalah semakin terdesaknya kedaulatan
negara untuk mengatur sendiri investasi asing yang berada diwilayah hukum negara tersebut.
39
Berdasarkan uraian diatas, menarik kemudian untuk mengkaji masalah kedaulatan negara penerima penerima modal asing dalam membuat suatu peraturan
penanaman modal kedalam skripsi penulis.
B. Rumusan Masalah