Tinjauan Umum Mengenai Penanaman Modal Asing

kecenderungan tertentu padanya. Hukum berdaulat, yaitu diatas segala sesuatu, termasuk negara. 65

B. Tinjauan Umum Mengenai Penanaman Modal Asing

1. Pengertian penanaman modal asing M. Sornarajah dalam bukunya The International Law on Foreign Investment , memberikan definisi terhadap penanaman modal asing sebagai berikut : “Foreign investment involves the transfer of tangible or intangible asets from one country into another for the purpose of their use in that country to generate wealth under the total or partial control of the owner of the asset.” 66 Artinya penanaman modal asing merupakan transfer modal, baik yang nyata maupun yang tidak nyata dari suatu negara ke negara lain,tujuannya untuk digunakan di negara tersebut agar menghasilkan keuntungan dibawah pengawasan dari pemilik modal, baik secara total maupun sebagian. Dalam definisi ini, penanaman modal asing PMA dikonstruksikan sebagai pemindahan modal dari negara yang satu ke negara lain. Tujuan penggunaanya adalah mendapatkan keuntungan. 67 Sedangkan sekretariat organisasi perdagangan dunia sekretariat WTO memberikan definisi atau pengertian apa yang dimaksud dengan penanaman modal asing yaitu : 65 Loc cit, hlm 151. 66 M. Sornarajah, The international law on foreign investment, dalam An An Chandrawunlan., Op. Cit., hlm. 37. 67 Salim., Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia Jakarta : Rajawali Pers, 2008, hlm 149. Universitas Sumatera Utara “When an investor based in one country the home country acquires an aset in another country the host country with the intent to manage the aset. The management dimension is what FDI distinguished from porto folio investment in foreign stock, bonds and other financial instruments.” 68 Draft Text dari perjanjian Multilateral mengenai Penanaman Modal Multilateral Investment Agreement yang dibuat oleh OECD memberikan definisi yang sangat luas tentang penanaman modal asing termasuk didalamnya tidak hanya penanaman modal asing langsung, tetapi juga portofolio investment. Penanaman modal asing langsung foreign direct invesment yaitu kegiatan penanaman modal asing yang melibatkan pengalihan dana transfer of funds , proyek yang memiliki jangka waktu yang panjang long-term project, bertujuan memperoleh pendapatan regular the purpose regular income, adanya partisipasi dari pihak yang melakukan pengalihan dana the participation of the person transferring the funds , dan adanya risiko usaha business risk. 69 Selain itu, penanaman modal asing langsung juga berarti adanya kehadiran fisik penanam modal asing, ia hadir dan menjalankan usahanya dengan mendirikan suatu badan usaha yang berstatus sebagai badan usaha asing, sehingga ia harus tunduk dan mengikuti ketentuan hukum yang ada disuatu negara dimana dia melakukan penanaman modal asing. 70 Sedangkan penanaman modal portofolio portofolio invesmentforeign indirect ivestment adalah penananaman modal asing yang dilakukan melalui pasar modal atau bursa dengan cara pembelian efek securities, sehingga tidak melibatkan pengalihan dana untuk proyek yang bersifat jangka 68 WTO Secretariat, Trade and Foreign Direct Investment, PRESS57, October 9, 1996, hlm. 6. 69 David Kairupan., Op. Cit., hlm. 19. 70 Sentosa Sembiring., Op. Cit., hlm 41. Universitas Sumatera Utara panjang dan karenanya pendapatan yang diharapkan juga bersifat jangka pendek dalam bentuk capital gain atau selisih harga antara jual dan beli saham di bursa efek. 71 Penanam modal juga tidak perlu hadir secara fisik dalam arti mendirikan badan usaha juga tidak perlu terlibat dalam manajemen perusahaan secara langsung, karena tujuannya buakanlah untuk mendirikan perusahaan melainkan membeli saham dengan tujuan untuk menjual kembali. 72 Draft Text OECD mengemukakan bahwa penanaman modal asing adalah : Every kind of aset owned or controlled, directly or indirectly, by an investor, including : i An enterprice being a legal person or any other entity constituted or organized under the applicable law of the contracting party, whether or not to profit, and whether private or government owned or controlled, and includes a corporation, trust, partnership, sole proprietorship, branch joint venture, association or organitation; ii Share, stocks or other forms of euity participation in an enterprice, and right derived therefrom; iii Bonds, debentures, loans and other form of debt and rights derived therefrom; iv Right under contract, including turnkey, construction, management, production or revenue-sharing contract; v Claims to money and claim to performance; vi Rights conferred pursuant to law or contract such as concessions, licenses, authorization, and permits; vii Intellectual property right; viii And other tangible and intangible, movable and immovable property and any related property right, such as leases, morgages, liens and pledges; 73 Dari definisi atau pengertian yang dikemukakan diatas terlihat bahwa terdapat definisi yang begitu luas terhadap penanaman modal asing yang dikemukakan oleh OECD dalam Draft Text Perjanjian Multilateral di bidang penanaman modal, di dalamnya termasuk portofolio investment, debt instrument, intellectual property rights Hak Kekayaaan Intelektual dan contractual rights. 71 David kairupan., Loc. Cit. hlm. 19. 72 Sentosa Sembiring., Loc. Cit., hlm. 41. 73 M. Sornarajah dalam An An Chandrawulan., Op. Cit., hlm. 39. Universitas Sumatera Utara Definisi yang luas dapat mengakibatkan pertentangan dengan negara penerima modal asing host country tentang konsep penanaman modal asing. Penentuan definisi atau pengertian penanaman modal asing bukanlah didasarkan pada pendekatan secara akademis, tetapi berdasarkan pada aktivitas bisnis yang sama yang dilakukan oleh perusahaan- perusahaan multinasional. 74 Kecenderungan dari beberapa perjanjian internasional dalam bidang penanaman modal asing mencakup definisi yang luas bagi penanaman modal asing. Tujuan dari definisi yang luas adalah untuk menjamin bahwa perlindungan melalui perjanjian dapat diberikan bagi aktivitas sehubungan dengan penanaman modal asing. Oleh karena itu, sangat penting bagi para pihak dalam perjanjian, untuk menegosiasikan apa yang menjadi lingkup dari penanaman modal asing tersebut. 75 Negara pemilik modal capital-exporting countries biasanya mempunyai kepentingan perlindungan penanaman modal asing yang dilakukan oleh warga negaranya konsekuensinya bagi mereka membuat definisi yang luas sedapat mungkin dipakai, karena lebih menguntungkan. Sedangkan bagi negara penerima modal capital-importing countries secara tradisional menginginkan tetap mempertahankan sebesar mungkin kekuasaannya untuk mengatur penanaman modal asing. Oleh karena itu, negara penerima modal mendukung definisi yang sempit dari penanaman modal asing atau agar supaya dapat meminimalisasi kewajiban-kewajiban liberalisasi mereka dalam suatu perjanjian internasional. 76 74 Ibid, hlm. 43. 75 Ibid. 76 Daniel D. Bradlow and Alfred Escher Eds, Legal Aspect of Foreign Direct Investment , dalam An An Chandrawulan., Ibid, hlm. 44. Universitas Sumatera Utara Sedangkan UUPM, dalam Pasal 1 angka 3, mendefinisikan “Penanaman Modal Asing” sebagai kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri ”. Berdasarkan uraian ini maka jelas yang dimaksud dengan penanaman modal asing foreign investment tidak berarti bahwa modal tersebut berasal dari luar negeri semata, melainkan dapat juga yang sifatnya patungan joint venture, dimana terdapat penggabungan antara modal yang sumbernya berasal dari luar negeri foreign capital dan modal yang sumbernya berasal dari dalam negeri domestic capital. 77 Modal didefinisikan sebagai aset dalam bentuk uang atau bentuk lain yang bukan uang yang dimiliki oleh penanam modal yang mempunyai nilai ekonomis Pasal 1 angka 7, sedangkan modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, danatau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing Pasal 1 angka 8. Batasan penanam modal asing yaitu perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, danatau pemerintah asing yang melakukan penanaman modal di wilayah Republik Indonesia Pasal 1 angka 6. Pasal 2 UUPM mengatur secara tegas bahwa ketentuan dalam undang- undang ini berlaku bagi penanaman modal disemua sektor di wilayah negara Republlik Indonesia. Selanjutnya dalam penjelasan Pasal tersebut menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan “penanaman modal disemua sektor di wilayah 77 David Kairupan., Op. cit., hlm. 21. Universitas Sumatera Utara Republik Indonesia” adalah penanaman modal langsung dan tidak termasuk penanaman modal tidak langsung atau portofolio. Namun demikian UUPM tidak memberikan definisi secara jelas apa yang dimaksud dengan “penanaman modal langsung direct investment dan “penanaman modal tidak langsung indirect investment atau “penanaman modal portofolio”. 78 Definisi keduanya dapat dijumpai dalam penjelasan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri UUPMDN yang menyebutkan bahwa : “...penanaman tersebut dapat dilakukan secara langsung, yakni oleh pemiliknya sendiri, atau tidak langsung, yakni melalui pembelian obligasi- obligasi, surat-surat kertas perbendaharaan Negara, emisi-emisi lainnya saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan, serta deposito dan tabungan yang berjangka waktu sekurang- kurangnya satu Tahun.” Uraian diatas menjelaskan bahwa penanaman modal asing sebenarnya adalah penanaman modal yang dilakukan oleh pihak asing pemodal asing atau pihak asing yang berpatungan dengan pihak lokal penanam modal asing, dimana penanaman modal asing itu bersifat langsung dan tidak mencakup penanaman modal asing yang dilakukan secara tidak langsung melalui badan usaha Indonesia. 79 2. Dasar hukum penanaman modal asing di Indonesia Penanaman modal asing di Indonesia diatur dalam UUPMtentang Penanaman Modal yang merupakan pengganti dari undang-undang penanaman 78 David Kairupan., Op. Cit., hlm. 20. 79 Ibid, hlm. 29. Universitas Sumatera Utara modal yang lama, yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing UUPMA dan Undang –Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri UUPMDN. Berbeda dengan UUPMA dan UUPMDN yang melakukan pembedaan pengaturan antara penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri, maka dalam undang-undang penanaman modal yang berlaku sekarang, masalah penanaman modal asing maupun dalam negeri diatur dalam satu kesatuan. Pengaturan penanaman modal asing berdasarkan undang-undang penanaman modal selanjutnya diatur dalam berbagai instrumen peraturan perundang-undangan yang sifatnya cukup kompleks, karena mencakup pengaturan yang sifatnya multidimensi. Berikut adalah beberapa peraturan pelaksana dari UUPM yang perlu diperhatikan dalam pengaturan penanaman modal asing di Indonesia : a. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah; b. Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2007 tentang Kriteria dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal; c. Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbukadengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal; d. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal; Universitas Sumatera Utara e. Peraturan Kepala BKPM Nomor 6 Tahun 2011 tentang TataCara Pelaksanaan, Pembinaan, dan Pelaporan Pelayanan terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal; f. Peraturan Kepala BKPM Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan tata Cara Permohonan Penanaman Modal; g. Peraturan Kepala BKPM Nomor 13 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal sebagaimana diubah dengan Peraturan Kepala BKPM Nomor 7 Tahun 2010; h. Peraturan Kepala BKPM Nomor 14 Tahun 2009 tentang Sistem Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi secara Elektronik; i. Peraturan Kepala BKPM Nomor 89SK2007 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Fasilitas Pajak Penghasilan bagi Perusahaan Penanam Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu danatau di Daerah-daerah Tertentu; j. Peraturan Kepala BKPM Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengajuan Permohonan Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan. Selain peraturan perundang-undangan yang mengatur secara langsung masalah penanaman modal sebagaimana disebutkan diatas, peraturan perundang- undangan di bidang lainnya juga perlu diperhatikan, seperti peraturan yang mengatur masalah kewenangan pemberian izin sehubungan dengan penanaman modal, lingkungan hidup, ketenagakerjaan, perpajakan, kepabeanan, pertanahan, alih teknologi transfer of technology, persaingan usaha yang sehat, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan intelektual, peraturan-peraturan yang bersifat Universitas Sumatera Utara sektoral seperti telekomunikasi, perhubungan, industry, perdagangan, pertambangan, perkebunan, kehutanan, atau bahkan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. 80 Secara konteks aspek internasional, perangkat peraturan yang meratifikasi konvensi-konvensi atau perjanjian-perjanjian internasional yang terkait dengan masalah penanaman modal juga perlu kiranya diperhatikan antara lain : a. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia yang didalamnya mencakup kesepakatan- kesepakatan mengenai Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights TRIPs, Trade Related Aspects of Investment Measures TRIMs, dan the General Agreement on Trade in Services GATS; b. Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1986 tentang Pengesahan Convention Establishing the Multilateral Investment Guarantee Agency ; c. Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 1981 tentang Pengesahan Convention on the Recognition and Enforcement of Foreign Arbital Award ; d. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1968 tentang Persetujuan atas Konvensi tentang Penyelesaian Perselisihan antara Negara dan Warga Negara Asing mengenai Penanaman Modal Convention on the Settlement oh Investment Disputes between States and Nationals of Other States ; serta, e. Perjanjian-perjanjian internasional yang berhubungan dengan kerjasama investasi dan perdagangan internasional lainnya yang bersifat bilateral 80 Ibid, hlm. 17. Universitas Sumatera Utara Bilateral Investment Treaty maupun multilateral Asia Pasific Economic Cooperation, Asean Free Trade Agreement, Asean China Free Trade Agreement, Asean Comprehensive Investment Agreement . 3. Bentuk-bentuk kerjasama penanaman modal asing Apabila mengacu kepada pengertian Penanamanm Modal Asing dalam Pasal 1 angka 3 UUPM dan Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2007 tentang Kriteria dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal, dapat ditemukan dua bentuk penanaman modal asing, yaitu : a. Patungan antara modal asing dengan modal yang dimiliki warga Negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia. Patungan adalah bersama- sama mengumpulkan uang untuk suatu maksud tertentu; b. Langsung, dalam artian seluruh modalnya dimiliki oleh warga Negara dan atau badan hukum asing. 81 Mengenai bentuk kerjasama penanaman modal asing, Ismail Sunny mengemukakan bahwa ada 3 tiga macam bentuk kerja sama antara modal asing dan modal nasional, yakni : joint-venture, joint enterprise, dan kontrak karya. Selain ketiga bentuk kerja sama tersebut, masih terdapat juga bentuk lain yang dalam kenyataannya atau dalam praktik dilakukan oleh pemodal khususnya pemodal asing. Dengan kata lain, terdapat berbagai macam bentuk kerja sama yang dilakukan oleh para penanam modal khususnya penanam modal asing dengan pemodal nasional. 81 Salim, Budi SutrisNomor, Op. cit., hlm. 164. Universitas Sumatera Utara Berikut akan dijelaskan bentuk kerja sama tersebut masing-masing meskipun secara limitatif, yakni : 82 a. Joint-venture Suatu usaha kerja sama yang dilakukan antara penanam modal asing dengan modal nasional semata-mata berdasarkan suatu perjanjian atau kontrak belaka kontraktuil, dimana tidak membentuk suatu badan hukum baru seperti halnya pada joint-enterprise. Beberapa bentuk joint-venture : 1 Technical assistance service contract Yaitu suatu bentuk kerja sama yang dilakukan antar pihak modal asing dengan modal nasional sepanjang yang bersangkut paut dengan skill atau cara kerja method. Misalnya, suatu perusahaan modal nasional sepanjang yang ingin memajukan atau meningkatkan produksinya. Membutuhkan suatu peralatan baru disertai cara kerja atau metode kerja. Dalam hal demikian, maka dibutuhkan technical assistance dari perusahaan modal asing diluar negeri dengan cara pemabayaran dalam bentuk royalti yakni pembayaran sejumlah uang tertentu yang dapat diambilkan dari penjualan produksi perusahaan yang bersangkutan. 2 Franchise and brand-use agreement Yakni suatu bentuk usaha kerja sama yang digunakan, apabila suatu perusahaan nasional atau dalam negeri hendak memproduksi suatu barang yang telah mempunyai merek terkenal seperti, Coca-Cola, 82 Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal di Indonesia Jakarta : Kencana, 2006, hlm. 60. Universitas Sumatera Utara Pepsi- Cola, Van Houten, Mc’Donalds, Kentucky Fried Chicken, dan sebagainya. 3 Manajemen contract Yaitu suatu bentuk usaha kerja sama antara pihak modal asing dengan modal nasional menyangkut pengelolaan sautu perusahaan khususnya dalam hal pengelolaan manajemen oleh pihak modal asing terhadap suatu suatu perusahaan nasional. Misalnya yang lazim dipergunakan dalam pembuatan maupun pengelolaan hotel yang bertaraf internasional oleh pihak Indonesia diserahkan kepada swasta luar negeri seperti, Hilton Internasional Hotel, Mandarin Internasional Hotel, dan sebagainya. 4 Build, Opertaion and Transfer B.O.T Yaitu suatu bentuk kerja sama yang relatif masih baru dikenal yang pada pokoknya merupakan suatu kerja sama antara para pihak di mana suatu objek dibangun, dikelola atau dioperasikan selama jangka waktu tertentu diserahkan kepada pemilik asli. Misalnya, pihak swasta nasional mempunyai gedung atau bangunan mengadakan kerja sama dengan pihak luar negeri untuk membangun suatu Department Store ataupun Hotel dimana biaya pembangunan, perencanaan, pelaksnaan operasinya dilaksanakan oleh pihak asing dengan jangka waktu sesuai kerja sama lalu kemudian diserahkan kepada pihak nasional. b. Joint-enterprise Merupakan suatu kerja sama antara penanaman modal asing dengan penanaman modal dalam negeri dengan membentuk suatu Universitas Sumatera Utara perusahaan atau badan hukum baru yang bertujuan menjalankan usaha di daerah tujuan investasi. Joint-enterprise merupakan suatu perusahaan terbatas, yang modalnya terdiri dari modal dalam nilai rupiah maupun dengan modal yang dinyatakan dalam valuta asing. Pasal 5 ayat 3 UUPM tentang Penanaman Modal menyebutkan bahwa : “penanam modal dalam negeri dan asing yang melakukan penanaman modal dalam bentuk perseroan terbata dilakukan dengan : a. Mengambil bagian saham pada saat pendirian perseroan terbatas; b. Membeli saham; dan c. Melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.” 83 c. Kontrak karya Contract of Work Merupakan suatu bentuk usaha kerja sama antara penanaman modal asing dengan modal nasional terjadi apabila penanam modal asing membentuk badan hukum indonesia dan badan hukum ini megnadakan perjanjian kerja sama dengan suatu badan hukum yagn mempergunakan modal nasional. Bentuk kerja sama kontrak karya ini hanya terdapat dalam perjanjian kerja sama antara Badan Usaha Milik Negara BUMN seperti ; kontrak karya antara PT. Pertamina persero dengan PT. CaltecPasific Indonesia yang merupakan anak perusahaan dari Caltec International Petroleum yang berkedudukan di Amerika Serikat. Besarnya imbalan tergantung pada kesepakatan kontrak karya tersebut. Perjanjian kontrak karya pengawasan controle, manajemen, marketing, dan lain tindakan yang berhubungan dengan pengambilan, pengolahan, distribusi, dan penjualan barang yang diproduksi di Indonesia sepenuhnya ada di tangan pihak saing, dan boleh memindahkan hak- 83 Budiman Ginting, Mahmul Siregar, Bahan Kuliah hukum Investasi. Slide. 35. Universitas Sumatera Utara haknya itu kepada seorang subkontraktor dengan berdasarkan ketentuan dan hukum yang berlaku di Indonesia. d. Production sharing Suatu bentuk kredit untuk memenuhi kebutuhan akan modal dan alat perlengkapan dari luar negeri. Dinamakan production sharing atau bagi hasil, oleh karena kredit yang diperoleh dari pihak asing beserta bunganya akan dikembalikan dalam bentuk hasil produksi perusahaan yang bersangkutan, yang biasanya dikaitkan dengan suatu ketentuan mengenai kewajiban perusahaan nasional untuk mengekspor hasilnya kepada negara pemberi kredit. Dengan kata lain, production sharing adalah suatu perjanjian kerja sama kredit antara modal asing denga pihak nasional yang memberikan kewajiban kepada pihak nasional untuk mengekspor hasilnya kepada negara pemberi kredit. Besarnya biaya dan investasi serta pemilikan teknologi untuk menjalankan usaha menjadi latar belakang diadakannya production sharing. Imbalan bagi hasil tergantung kepada kesepakatan kontrak production sharing agreement. e. Penanaman modal dengan DICS-Rupiah Merupakan suatu bentuk campuran atau variasi antara kredit dann penanaman modal. Jika pada production sharing suatu perusahaan nasional memperoleh modala asing dalam bentuk kredit, maka dalam penanaman modal DISC-Rupiah ini kredit modal asing yang tidak dijamin pemerintah asing dan telah jatuh tempo dapat di ubah menjadi penanaman modal asing di Indonesia. Kebiijakan tersebut disebut Debt Investment Convertion Scheme DISC. Universitas Sumatera Utara Oleh sebab itu, pelunasan utang-utang tersebut di atas, yang semula diperhitungkan berdasarkan valuta asing tetapi dibayar dengan rupiah terjadi dengan DISC-Rupiah yang merupakan kertas perbendaharaan negara berbunga 3 seTahun. f. Penanaman modal dengan kredit investasi Kredit luar negeri via kredit investasi menjadi modal nasional yang setelah bergabung dengan modal asing dalam joint venture dapat digolongkan sebagai penanaman modal asing. Bentuk ini banyak dilakukan oleh pemodal dalam negeri untuk membiayai setiap proyeknya yang ada di Indonesia. g. Portofolio investment Penanaman modal yang dilakukan melalui pembelian saham atau efek suatu perusahaan yang sudah berdiri, melalui bursa saham atau bursa efek. 84 Pendapatan yang diharapkan lebih bersifat jangka pendek dalam bentuk capital gain yang diperoleh pada saat penjualan efek tersebut dan bukan pendapatan yang bersifat regular. Investor dalam portofolio investment tidak terlibat dalam manajemen perusahaan sehingga tidak terkait langsung denga risiko kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan target atau perusahaan dimana investasi tersebut dilakukan, melainkan lebih dikaitkan dengan risiko pasar dari efek yang di beli. 85 4. Teori-teori penanaman modal asing Hal yang penting dalam perkembangan penanaman modal asing adalah perkembangan dari banyaknya terori-teori yang mencoba menjelaskan mengapa 84 Budiman Ginting, Mahmul Siregar., Ibid. 85 David Kairupan., Op. cit., hlm. 75. Universitas Sumatera Utara perusahaan penanaman modal menjadi isu utama dalam penanaman modal asing, mengapa perusahaan multinasional atau penanam modal memilih satu dari beberapa negara yang dijadikan lokasi bagi aktivitas bisnis penanam modal dan mengapa mereka menggunakan suatu model khusus untuk masuk kedalam suatu negara penerima modal host country. Teori-teori ini juga menjelaskan mengapa beberapa negara lebih berhasil dibandingkan negara lain dalam menarik penanaman modal asing ke negaranya. 86 Teori-teori ini telah memainkan peranan yang penting dalam pembentukan rezim hukum penanaman modal asing baik secara nasional maupun internasional. 87 Pertentangan teori-teori penanaman modal asing telah memengaruhi pembentukan hukum penanaman modal. Semua teori memusatkan perhatiannya pada pembanguna ekonomi negara penerima modal host country, khususnya Negara berkembang. Para ahli hukum yang membuat perlindungan bagi penanaman modal asing bersandar pada teori-teori ekonomi yang mengutamakan pengaruh pengaruh positif dari penanaman modal asing dalam pembangunan ekonomi. Pembentukan prinsip-prinsip hukum penanaman modal asing tidak dapat terlepas dari pertimbangan-pertimbangan teori-teori ekonomi mengenai penanaman modal asing. 88 Sornarajah menyebutkan terdapat 3 teori dalam penanaman modal asing yaitu : 89 86 Imad A. Moosa, Foreign Direct Investment, Theory, Evidence and Practice, dalam An An Chandrawulan., Op. cit., hlm. 56. 87 Sheriff H. Seid, Global Regulation of Foreign Direct Investment, dalam An An Chandrawulan., Ibid. 88 Ibid. 89 M. Sornarajah dalam An An Chandrawulan., Ibid. Universitas Sumatera Utara a. Teori Klasik dan Neo Klasik The Clasiccal and Neo Classical Theory on Foreign Investment Teori ekonomi klasik dalam penanaman modal asing menyatakan bahwa penanaman modal asing secara keseluruhan menguntungkan ekonomi negara penerima modal. Terdapat beberapa faktor yang mendukung pandangan teori klasik dan neo klasik ini, yaitu : 90 Pertama , merupakan fakta bahwa modal asing yang dibawa ke negara pemilik modal menjamin bahwa modal nasionaldomestik yang tersedia dapat digunakan untuk kepentingan pembangunan dan kepentingan masyarakat. 91 Masuknya modal dan penanaman modal asing kembali oleh penanam modal asing yang bersala dari keuntungan yang tidak dikembalikan ke negaranya, akan meningkatkan tabungan dari negara penerima modal host country. Penghasilan pemerintah melalui pajak meningkat dan pembayaran-pembayaran lain juga akan menigkat. 92 Lebih jauh lagi, modal asing yang masuk ke negara penerima modal mengurangi pembatasan neraca pembayaran dari negara penerima modal. Secara umum, penanaman modal meningkatkan aktifitas ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kedua , penanam modal asing biasanya membawa serta teknologi yang terdapat dinegara pemilik modal dan menyebarkan teknologi tersebut di dalam negara penerima modal. 90 Kojima K, Japanese and American Direct Investment in Asia :A Comparative Analysis dalam An An Chandrawulan., Ibid. 91 M. Sornarajah dalam An An Chandrawulan., Ibid. hlm. 57. 92 Sheriff H. Seid dalam An An Chandrawulan., Ibid. Universitas Sumatera Utara Ketiga , dengan masuknya modal asing berarti terciptanya lapangan kerja baru. Tanpa penanaman modal asing kesempatan untuk bekerja tidak akan didapat. Keempat , pekerja-pekerja yang dipekerjakan pada perusahaan penanaman modal asing akan mendapat keahlian sehubungan dengan teknologi yang dibawa dan diperkenalkan oleh penanam modal asing. Keahlian dalam bidang manajemen dari proyek-proyek besar akan beralih kepada tenaga ahli lokal. Kelima , fasilitas-fasilitas infrastruktur akan dibangun baik oleh pemerintah maupum perusahaan penanaman modal asing dan semua fasilitas seperti transportasi, kesehatan, pendidikan yang diperuntukan bagi penanaman modal asing akan juga bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan. Sherif H. Seid menyebut teori klasik ini sebagai teori Neo-Klasik Neo-Classical Economic Theory yaitu suatu teori yang merupakan alat penggerak di belakang globalisasi bagi liberalisasi rezim perdagangan dan penanaman modal. Teori ini telah berperan penting dalam perdebatan tentang pengaturan penanaman modal secara global. Tidaklah mudah mengemukakan secara pasti mengenai definisi dari teori ini, tetapi teori ini sebenarnya didasarkan kepada teori kegunaan atau utility dari Jeremy Bentham Tahun 1870-an, dan dari teori ekonomi Alfred Marshal Tahun 1879. Teori neo-klasik ini mengemukakan bahwa Universitas Sumatera Utara penanaman modal asing memberikan kontribusi yang positif bagi pembangunan ekonomi negara penerima modal host country. 93 Pendapat sangat mendasar dari teori neo-klasik adalah bahwa penanaman modal asing khususnya negara berkembang, memainkan peranan sebagai tutor. Penanaman modal asing menggantikan fungsi produksi yang lebih rendah di negara berkembang denga produksi yang lebih maju dari negara industri yang masuk melalui alih teknologi, keahlian manajemen dan pemasaran, informasi pasar, pengalaman organisasi, penemuan-penemuan produk baru dan teknik-teknik produksi, serta pelatihan-pelatihan pekerja. 94 Pendukung teori neo-klasik ini lebih jauh lagi berpendapat bahwa penanaman modal asing meningkatkan persaingan di bidang industri dengan pengembangan produktivitas. Penanaman modal asing dapat juga memperluas pasar bagi produsen negara penerima modal untuk memasarkan barang-barangnya ke pasaran dunia, membawa pada persaingan yang lebih besar dan kesempatan untuk pengalihan teknologi. Teori neo-klasik telah memainkan peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi prinsip dasar dari hukum internasional dalam bidang penanaman modal asing. Kebanyakan perjanjian bilateral di bidang penanaman modal di antar negara-negara percaya bahwa masuknya penanaman modal asing akan mendorong pembangunan ekonomi dan membawa kemakmuran ekonomi Negara mereka. 93 C.F. Bergten, T. Horst, T and T.H.Moran, American Multinationals and American Interest dalam An An Chandrawulan, Ibid. hlm. 58. 94 Kojima, International Trade and Foreign Investment : Substitutes or Complement? dalam An An Chandrawulan., Ibid. Universitas Sumatera Utara Secara konteks perdagangan internasional, suksesnya ekonomi liberal tercermin dengan adanya Organisasi Perdagangan Dunia WTO dengan beberap persetujuan baru yang berkaitan denga hak kekayaan intelektual TRIPs, bidang jasa GATS dan bidang penanaman modal TRIMs. Hal ini menandakan bahwa begitu besar keterlibatan organisasi perdagangan dunia dalam penanaman modal. 95 Keterlibatan bank dunia dan IMF sehubungan dengan teori klasik dan neo-klasik terlihat dengan adanya program pinjaman loan bagi Negara berkembang yang merupakan ide dari liberalisasi ekonomi. Tujuan dibentuknya “The Washington Consensus” melambangkan dan menjadi contoh bahwa kedua lembaga yaitu bank dunia dan IMF yang bertindak bersama-sama pemerintah Amerika Serikat dalam mengenakan syarat dalam membantu negara-negara berkembang berdasarkan pada tujuan paham ekonomi liberal. 96 Theodore H. Moran, dalam bukunya “Foreign Direct Investment and Development ” menyebut teori klasik dan teori ekonomi neo-klasik dengan The Benign Model of Foreign Direct Investment. Moran menggambarkan bahwa penanaman modala asing akan membantu negara penerima modal dalam memecahkan masalah keterbelakangan pembangunan, rendahnya tingkat produktivitas yang mengakibatkan rendahnya upah, rendahnya tabungan masyarakat, dan rendahnya tingkat penanaman modal. Penanaman modal asing dapat memecahkan masalah 95 M. Sornarajah dalam An An Chandrawulan., Ibid. hlm. 59. 96 Ibid. Universitas Sumatera Utara ini dengan membantu memberikan keahlian manajemen yang efektif, pemasaran dan teknologi yang menigkkatkan produktivitas. 97 Penentang teori klasik dan teori ekonomi neo-klasik telah memaparkan bahwa selain terdapat beberapa keuntungan dari penanaman modal asing, sebenarnya terdapat juga beberapa dampak negatif dari masuknya penanaman modal asing dari negara pemilik modal yaitu misalnya tekologi yang dibawa kenegara berkembang biasanya teknologi yang sudah tidak lagi dipakai di negara penanam modal. Hal ini disebabkan di negara pemilik modal sudah ditemukan teknologi baru untuk memproduksi barang-barang yang dipindahkan ke negara berkembang. Teknologi yang lama kadang-kadang standar keselamatannya lebih rendah dan dapat membahayakan masyarakat di negara penerima modal host country. Penanaman modal asing tidak selalu bermanfaat bagi negara penerima modal. Dalam berbagai kasus terdapat kerusakan lingkungan, termasuk polusi pada sungai dan air, perusakan terhadap sektor perikanan dan pertanian, mengganggu penduduk lokal dan menghancurkan kesehatan para pekerja dan penduduk setempat. 98 Salah satu kasus yang paling terkenal yang diakibatkan oleh penerapan teknologi yang berbahaya yang dibawa oleh penanam modal asing adalah kasus kecelakaan reaktor nuklir Bhopal di India. Kebocoran gas radioaktif diakibatkan oleh kelalaian pada waktu pabrik didirikan oleh perusahaan 97 Malcolm Cillis, et. al., Economic of Development dalam An An Chandrawulan, Ibid. hlm 60. 98 D.N. Smith, Foreign Investment in National Resources : What Can Go Wrong, dalam An An Chandrawulan., Ibid. hlm. 61. Universitas Sumatera Utara Amerika, Union Carbide yang menghancurkan kehidupan dan harta benda yang sangat besar. 99 b. Teori Kebergantungan The Depedency Theory Teori ini didasari oleh pemikiran Marxis dan Engels yang menyatakan bahwa capitalist development is a process that take place in a similar fashion in one country after another . Teori ini dipopulerkan oleh ahli-ahli ekonomi dan filsafat politik Amerika Latin. Teori ini disasarkan pada banyaknya penanaman modal asing yang dilakukan oleh perusahaan- perusahaan multinasional yang berkantor pusat di negara maju dan beroprasi melalui anak-anak perusahaannya di negara berkembang. Teori ini menyatakan bahwa perusahaan multinasional dalam menanamkan modalnya di negara berkembang dengan kebijakan global hanyalah untuk kepentingan induk perusahaan dan pemilik saham dari perusahaan multinasional tersebut yang berada di negara penanam modal. negara pemilik modal menjadi sentral ekonomi di dunia, sedangkan negara-negara berkembang melayani kepentingan dari negara pemilik modal. Pembangunan menjadi tidak mungkin dalam suatu negara berkembang sebagai pelaku ekonomi yang tidak penting kecuali dapat mengubah situasi dengan negara berkembang menjadi pusat ekonomi melalui penanaman modal asing. 100 Keuntungan-keuntungan yang mengalir ke negara penanam modal sebagai hasil dari penanaman modal asing hanyalah menguntungkan kelas elit di negara berkembang, mereka telah siap bekerja sama dengan 99 M. Sornarajah dalam An An Chandrawulan., Ibid. 100 Ibid. Universitas Sumatera Utara penanam modal asing. Pelanggaran hak asasi sebagai akibat beroperasinya perusahaan multinasional harus diatur dalam suatu peraturan perundang- undangan. Tindakan-tindakan dan pengawasan yang dilakukan oleh pemerintah negara penerima modal dengan mengizinkan penanaman modal asing melalui kerja sama kelihatannya telah gagal. Penanam modal asing dapat menghalangi atau menggagalkan usaha pengawasan melalui kerja sama mereka dengan kelas elit. 101 Menurut teori kebergantungan, penanaman modal asing di negara berkembang tidak menghasilkan pembangunan ekonomi yang berarti. Penanaman modal asing menahan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan pemasukan di negara penerima modal. Perkembangan ekonomi negara berkembang dirasakn lamban karena berbagai alasan. Pertama , penanamann modal asing langsung yang banyak dilakukan oleh perusahaan multinasional dan bahwa perusahaan multinasional biasanya megakkan kebijakan global bagi kepntingan negara-negara maju yang kantor pusat dan pemilik sahamnya berada di negara pemilik modal. Negara pemilik modal dari penanaman modal asing menjadi pusat ekonomi dan negara-negara penerima modal hanya sebagai pelayan ekonomi yang tidak penting bagi pusat ekonomi. 102 Kedua , masuknya atau mengalirnya modal ke negara berkembang, terdapat ketentuan bahwa modal yang ditanam dan keuntungan yang diperoleh di negara penerima modal asing dapat dikembalikan ke negaranya. Berdasarkan ketentuan ini, dalam praktik penanaman modal 101 M.M. Pearson, Joint Ventures in the Peoples Republic of China, The Control of Foreign Direct Investment Under Socialism , dalam An An Chandrawulan., Ibid. hlm. 62. 102 M. Sornarajah dalam An An Chandrawulan., Ibid. Universitas Sumatera Utara asing mengembalikan baik modal asal maupun keuntungan dua kali lipat dari modal yang mereka bawa. Ketiga, penanam modal asing menggunakan kekayaan alam tanpa memperhatikan kepentingan dan kebutuhan setempat, sebagai akibatnya mereka kehilangan pekerjaan dan mengalami kebangkrutan. Penanaman modal asing menciptakan dominasi terhadap elit politik atau terhadap kelompok elit yang membuat kebijakan-kebijakan dan membuat peraturan-peraturan hukum yang lebih melindungi kepentingan penanam modal asing dan tidak memperhatikan kebutuhan masyarakat. Penanaman modal asing berdasarkan dependency theory teori kebergantungan hanya menguntungkan perusahaan multinasional dan membuat kebergantungan negara berkembang dalam membangun ekonominya bergantung kepada penanaman modal asing dan tidak bermanfaat bagi negara penerima modal. Pada kenyataannya, di negara- negara berkembang, penanaman modal menjadi sumber pendanaan yang penting bagi pembanguna proyek-proyek besar. Lebih jauh lagi, keberadaan teori kebergantungan dalam penanaman modal asing langsung tetap dipertahankan di era globalisasi ini. 103 c. Teori penengah The Middle Path Theory Teori ini muncul sebagai reaksi dari negara-negara berkembang dalam mengubah pandangannya pandangannya terhadap perusahaan multinasional. Negara-negara berkembang mulai percaya diri dalam menghadapi perusahaan multinasional dan perusahaan multinasionalpun 103 Ibid., hlm. 63. Universitas Sumatera Utara meninggalkan perannya sebagai alat dari kebijakan luar negeri negara pemilik modal. Teori penengah ini dikenal juga sebagai teori yang mengedepankan peran pemerintah atau negara dalam melakukan strategi pembangunan ekonomi khususnya di negara-negara berkembang. Teori ini dikenal dengan StateGovernment Intervention Theory. 104 Intervensi negara yang efektif saat ini dianggap sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari suksesnya intervensi ekonomi. Terdapat beberapa alasan yang secara teori menjelaskan mengapa intervensi negara diperlukan untuk transformasi ekonomi. Salah satu alasannya adalah bahwa intervensi negara disyaratkan untuk memperbaiki kegagalan pasar, yaitu ketidakmampuan suatu ekonomi pasar untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan adanya intervensi negara, negara akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengatasi ketidakmampuan dalam menyediakan barang-barang yang dibutuhkan, mengontrol stabilitas ekonomi. Intervensi negara juga diperlukan apabila pasar gagal memenuhi dan memperngaruhi industri serta pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, pada saat seperti ini sektor swasta tidak dapat memulai industrialisasi karena kurangnya modal, tidak dapat mengambil risiko berkaitan dengan pasar modal yang kurang maju dan tidak efisien. Alasan lain diperlukannya intervensi negara khususnya negara- negara berkembang adalah bahwa ketertinggaln industrialisasi tidajk mungkin diperbaiki tanpa intervensi negara yang efektif. Industrialisasi 104 Sherif H. Seid dalam An An Chandrawulan., Ibid. hlm. 65. Universitas Sumatera Utara akan tumbuh hanya dengan meminjam teknologi dari industri negara maju. Oleh karena itu, pemerintah harus melindungi dan mensubsidi industri domestik agar mereka bisa berkembang dan menembus serta bersaing dipasar internasional. Hal yang membuat intervensi negara efektif, bergantung kepada masing-masing karakter negara yang berbeda dalam perkembangannya. Misalnya, apa yang dilakukan Malaysia atau Taiwan akan berbeda dengan yang dilakukan pemerintah Jerman atau Amerika Serikat. Setiap negara punya ciri khas yang unik. Bank Dunia telah membuat suatu kajian terhadap keterlibatan negara dalam pembangunan ekonomi dan membuat suatu kerangka dasar yang dapat diikuti oleh setiap negara. 105 Berdasarkan kajian ini, terdapat 2 tingkatan proses efektifnya keterlibatan satu negara dalam pembangunan ekonominya. Tahap Pertama adalah adanya kesesuaian antara peran negara dan kapasitasnya kemampuan negara yang bersangkutan. Negara harus fokus pada kemampuan menjalankan tugasnya dan mengambil keputusan yang tepat. Kajian Bank Dunia terhadap peran negara dalam pembangunan ekonomi menghasilkan 5 hal yang mendasar yang merupakan inti bagi setiap misi yang akan dilakukan oleh pemerintah. Kelima dasar tersebut adalah : 106 1 Meletakkan dasar hukum yang tepat Establishing a foundation of law ; 105 World Bank, Global Development Finance, dalam An An Chandrawulan., Ibid., hlm. 67. 106 Ibid. Universitas Sumatera Utara 2 Menjalankan kebijakan yang tidak merusak ekonomi , termasuk struktur ekonomi makro Maintaining a nondistortionary policy, including macro economic stability ; 3 Menekankan kebijakan penanaman modal di sektor jasa untuk kepentingan umum yang sifatnya dasar dan sektor unfrastruktur investing in basic social services and infrastructure; 4 Melindungi pelaku ekonomi kecil lemah protecting the vulnerable; dan 5 Melindungi lingkungan protecting the environment. Tahap kedua dari langkah yang efektif dalam keterlibatan negara dalam pembangunan ekonomi adalah meningkatnya kemampuan negara dengan membentuk institusi publik yang mendorong pembangunan. Hal ini dilakukan melalui pembuatan peraturan-peraturan yang efektif dan membatasimelarang tindakan-tindakan pemerintah yang bertentangan dengan pembangunan dan memerangi korupsi yang melampaui batas. Institusi yang dibentuk harus lebih meningkatkan efisiensi, meningkatkan peran sebagai institusi negara, meningkatkan pembayaran dan insentif, dan membuat negara lebih responsif terhadap kebutuhan-kebutuhan warganya, serta membawa pemerintah dekat kepada partisipasi rakyat yang lebih besar dan desentralisasi. 107 Pembuatan peraturan berdasarkan pada teori penengah merupakan suatu faktor yang nyata. Hal ini sangat mempengaruhi pengaturan penanaman modal asing. Apabila terdapat persaingan permodalan antara 107 World Bank dalam An An Chandrawulan., Ibid. hlm. 68 Universitas Sumatera Utara perusahaan-perusahaan multinasional, negara harus menjamin pengaturan atau kebijakan yang dibuat lebih terbuka atau tidak merugikan. Karena peran negara sangat besar dalam penanaman modal asing melalui berbagai pengaturan baik waktu penanaman modal asing masuk ke negara tersebut hingga beroperasi di negara tersebut. Semua penanaman modal harus dilindungi melalui standar minimum internasional yang tidak hanya merupakan tujuan saja tetapi harus diterapkan dalam pengaturan negara bahwa semua penanaman modal asing berhak akan suatu standar perlindungan minimum. 108 Selain ketiga teori tersebut di atas, tedapat juga teori-teori penanaman modal asing lain yang didasarkan kepada struktur pasar dan keuntungan perusahaan multinasional dan penanaman modal asing. Teori-teori ini antara lain menganalisis dan memberikan hipotesa apa yang menjadi pertimbangan suatu perusahaan menanamkan modal di negara lain di luar negaranya, bagaimana mereka mendapatkan keuntungan dari penanaman modal tersebut dan bagaiman mereka dapat mengawasi teknologi dan hak-hak intelektual lainnya yang dioperasikan di negara lain dan produksinya dipasarkan di negara lain. 109 Adapun teori-teori tersebut adalah pertama, teori berdasarkan asumsi pasar yang sempurna theories Assuming Perfect Market. Teori ini didasarkan pada 3 hipotesis, yaitu : 110 1. The Differential Rate of Return Hypothesis Hipotesa perbedaan nilai keuntungan; 108 M. Sornarajah, dalam An An Chandrawulan., Ibid. hlm. 69. 109 Theodore H. Moran dalam An An Chandrawulan., Ibid. 110 Agarwall J.P., Determinants of Foreign Direct Investment: A Survey, dalam An An Chandrawulan., Ibid. Universitas Sumatera Utara 2. The Portofolio Diversification Hypothesis Hipotesa diversifikasi portofolio; dan 3. The Market Size Hipothesis Hipotesa besar kecilnya pasar. Kedua, teori berdasarkan asumsi pasar yang tidak sempurna Theories Assuming Imperfect Markets . Hymer menyatakan bahwa struktur pasar dan karakteristik yang khusus dari perusahaan penanaman modal asing dapat menjelaskan adanya penanaman modal asing. 111

C. Hubungan Kedaulatan Negara dan Penanaman Modal Asing