Sikap .1 Efektivitas Media leaflet Terhadap Peningkatan Sikap Pasien Tentang
penyuluhan dilakukan dengan menggunakan media leaflet yang dibagikan kepada anak sekolah dasar.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori S-O-R yang dikemukakan oleh Skinner 1953 dalam Notoatmodjo 2003 yang mengungkapkan bahwa perilaku
merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar, dimana ada dua jenis respons pada individu yaitu respons terbuka berupa praktik atau
tindakan dan respons tertutup berupa pengetahuan dan sikap.
Menurut asumsi peneliti promosi kesehatan dengan memberikan media brosur merupakan bentuk pembelajaran kepada responden sehingga petugas kesehatan harus
menyediakan media promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan responden, yang nantinya pengetahuan yang terbentuk dapat tercermin dalam tindakan yang
dilakukan oleh responden.
5.3 Sikap 5.3.1 Efektivitas Media leaflet Terhadap Peningkatan Sikap Pasien Tentang
Perawatan Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Djoelham Binjai tahun 2015
Setelah seseorang mengetahui suatu objek atau stimulus, proses selanjutnya adalah memiliki atau bersikap terhadap stimulus atau objek tersebut. Sikap
Universitas Sumatera Utara
merupakan respons tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, baik yang bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya tidak langsung dapat dilihat,
tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari prilaku yang tertutup. Sikap secara realitas menunjukkan adanya kesesuaian respons terhadap stimulus tertentu.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat perubahan nilai rata- rata sikap responden tentang perawatan diabetes mellitus pre test dan post test dengan
media leaflet yaitu dari 24,10 menjadi 29,85 sesudah diberi perlakuan dengan media leaflet dan media brosur. Hasil uji pair-t test diperoleh nilai p=0,001, artinya secara
statistik menunjukkan terdapat pengaruh pengetahuan pre test dan post test dengan media leaflet dan brosur pada responden. Pemberian informasi dalam bentuk leaflet
ternyata mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat yang berdampak positif terhadap sikap yang terbentuk. Perubahan sikap dipengaruhi oleh faktor pengetahuan
dan kepercayaan yang didapatkan dari hasil penginderaan, salah satunya didapatkan pada pendidikan dan proses belajar. Sama halnya dengan pengetahuan, sikap
masyarakat juga menunjukkan adanya perubahan. Hal ini sesuai dengan penelitian Sri 2009 yang membuktikan bahwa ada pengaruh pemberian leaflet terhadap sikap ibu.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumawardani 2012 menunjukkan bahwa penyuluhan yang dilakukan dengan alat
bantuan media dapat meningkatkkan sikap dalam mencegah DBD. Hasil penelitian yang tidak jauh berbeda diungkapkan Arwan dan Wieawijaya 2012 bahwa terdapat
perbedaan, sikap masyarakat tentang pencegahan DBD setelah diberikan media- media yang meningkatkan sikap di Perumahan BTN Kelurahan Palupi Palu.
Universitas Sumatera Utara
Media promosi kesehatan yang baik adalah media yang mampu memberikan informasi kesehatan yang sesuai dengan tingkat penerimaan sasaran sehingga sasaran
mau dan mampu mengubah perilaku sesuai dengan media yang diberikan pada masyarakat.
Menurut asumsi peneliti bahwa promosi kesehatan menggunakan leafleat sebagai sebuah media dalam meningkatkan sikap responden merupakan cara yang
baik dalam meningkatan sikap karena dengan leafleat dan brosur responden dapat bertukar informasi dengan penderita diabetes lain dan membentuk sikap yang lebih
baik tentang perawatan diabetes mellitus.
5.3.2 Efektivitas Media Brosur Terhadap Peningkatan Sikap Pasien Tentang Perawatan Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Djoelham Binjai tahun 2015
Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan dipelajari sepanjang perkembangan orang tersebut dalam hubungan dengan objeknya. Sikap hanyalah
kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek dengan suatu cara. Jadi, sikap adalah pandangan, pendapat, tanggapan ataupun penilaian dan juga perasaan
seseorang terhadap stimulus atau objek yang disertai dengan kecenderungan untuk bertindak. Dengan kata lain, sikap merupakan respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek tertentu Notoatmodjo, 2003. Setelah seseorang mengetahui objek atau stimulus, proses selanjutnya adalah
memiliki atau bersikap terhadap stimulus atau objek tersebut. Dalam penelitian ini, promosi kesehatan dengan media brosur merupakan stimulus atau objek yang diharapkan
Universitas Sumatera Utara
dapat memberi pengaruh pada masyarakat untuk bersikap sesuai dengan pesan atau isi dari film tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa nilai sikap sebelum diberikan media brosur adalah rata-rata 24,40 dan Sd 1,46 dan setelah diberikan media brosur
rata-rata 29,85 dan Sd 2,80. Hal ini menunjukan terdapat peningkatan rata-rata sikap tentang perawatan diabetes mellitus yaitu dari 24,40 pada saat sebelum pemberian
media brosur menjadi 29,85 dan berdasarkan nilai p 0,001 α 0,05 sehingga
terdapat pengaruh pemberian media brosur tentang perawatan diabetes mellitus.
Menurut Azwar 2007 bahwa apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi tanggapan dan penghayatan kita terhadap stimulus sosial.
Seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan. Tanggapan dan penghayatan akan
menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Menurut Newcomb, yang dikutip Notoatmodjo 2003 salah satu ahli psikologi
sosial menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk berperilaku dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dengan kata lain, fungsi sikap belum
merupakan tindakan reaksi terbuka atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi prilaku tindakan atau reaksi tertutup. Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak,
berprestasi dan merasa dalam menghadapi objek. Menurut asumsi peneliti menyatakan bahwa peningkatan sikap yang terjadi pada
pasien sejalan dengan peningkatan pengetahuan pasien tentang perawatan diabetes
Universitas Sumatera Utara
mellitus, hal itu dikarenakan pengetahuan sebagai landasan seseorang dalam menentukan sikap.
5.4 Perbedaan Rata-rata Media Leafleat Dengan Media Brosur Terhadap Peningkatan Pengetahuan Pasien Tentang Perawatan Diabetes Mellitus di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. R.M Djoelham Binjai tahun 2015
Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa nilai untuk media leafleat rata-rata sebesar 2,25 dan Sd 1,68, sedangkan media brosur sebesar 2,55 dan Sd 1,67 dan hasil
uji statistic menunjukan bahwa nilai hal itu menunjukan bahwa terdapat perbedaan nilai rata p
0.547 α 0,05 sehingga menunjukan bahwa ada perbedaan rata-rata peningkatan pengetahuan antara media leafleat dan media brosur. Dari rata-rata
peningkatan pengetahuan media leafleat sebesar 2,25 sedangkan media brosur sebesar 2,55 hal itu menunjukan bahwa media brosur lebih efektif terhadap peningkatan
pengetahuan pasien tentang perawatan diabetes mellitus di RSUD Dr. R.M Djoelham Binjai tahun 2015.
Penelitian yang dilakukan oleh Handayani 2008 tentang pengaruh brosur sebagai promosi kesehatan terhadap perilaku ibu dalam pemberian MP-ASI pada
Baduta menyimpulkan bahwa pemasangan poster di posyandu mampu mempengaruhi pengetahuan ibu yang memiliki anak usia dua tahun.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori S-O-R yang dikemukakan oleh Skinner 1953 dalam Notoatmodjo 2003 yang mengungkapkan bahwa perilaku
merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar,
Universitas Sumatera Utara
dimana ada dua jenis respons pada individu yaitu respons terbuka berupa praktik atau tindakan dan respons tertutup berupa pengetahuan dan sikap. . Penyuluhan dengan
media brosur memberikan efek yang lebih baik dibandingkan dengan penyuluhan dengan media leaflet, hal ini dikarenakan pengetahuan manusia lebih banyak
dipengaruhi oleh mata hal itu sesuai dengan p
enelitian para ahli indera dalam Notoatmodjo 2003 mengatakan bahwa kurang lebih 75-87 dari pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata sehingga dapat disimpulkan bahwa alat-alat media visual seperti film, gambar, brosur dan poster dll mempermudah cara penyampaian dan penerimaan
pesan atau informasi
dibanding dengan media leaflet dimana media leaflet bersifat komunikasi satu arah sehingga informasi yang didapat hanya dari fasilitator saja.
Asumsi peneliti terhadap efektivitas media menyatakan bahwa media brosur lebih efektif karena dalam proses belajar responden dapat menyerap informasi lebih
baik dan mudah dengan menggunakan brosur yang memberikan informasi melalui kata-kata yang padat singkat dan mudah dimengerti.
5.5 Perbedaan Rata-rata Media Leafleat Dengan Media Brosur Terhadap Peningkatan Sikap Pasien Tentang Perawatan Diabetes Mellitus di Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. R.M Djoelham Binjai tahun 2015
Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai untuk media leafleat rata-rata sebesar 5,75 dan Sd 2,47 sedangkan media brosur 5,45 dan Sd 2,95 dari hasil uji
statistik menunjukan bahwa nilai hal itu menunjukan bahwa terdapat perbedaan nilai rata p
0,841 α 0,05 sehingga menunjukan bahwa ada perbedaan rata-rata
Universitas Sumatera Utara
peningkatan sikap antara media leafleat dan media brosur. Dari rata-rata peningkatan sikap media leafleat sebesar 5,75 sedangkan media brosur 5,45 hal itu menunjukan
bahwa media leafleat lebih efektif terhadap peningkatan sikap pasien terhadap perawatan diabetes mellitus di RSUD Dr. R.M Djoelham Binjai tahun 2015.
Hal itu sesuai dengan pengetahuan yang menunjukan bahwa media leafleat lebih efektif dibanding dengan media brosur dikarenakan media promosi kesehatan
adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator melalui media elektronika, sehingga sasaran dapat
meningkat pengetahuan yang akhirnya juga dapat berubah sikap ke arah positif terhadap stimulus yang diberikan Notoatmojo, 2007, yang dalam penelitian ini
tentang perawatan diabetes mellitus. Untuk melakukan promosi kesehatan kepada responden sebaiknya petugas
kesehatan lebih menggunakan media leafleat karena lebih berpengaruh terhadap perubahan sikap responden. Dan materi dalam leafleat juga harus diperhatiakn jangan
terlalu jauh dari topik masalah dalam penelitian agar tidak terjadi kesalahan dalam penerimaan informasi.
Menurut asumsi peneliti terhadap efektivitas media menyatakan bahwa media leafleat efektif karena leafleat lebih memadukan antara materi dan gambar sehingga
dalam proses pembelajaran responden dapat menyerap informasi lebih baik dan mudah dengan menggunaka leafleat terhadap sikap responden tentang perawatan
diabetes mellitus.
Universitas Sumatera Utara