Tujuan dan Manfaat Penelitian Rangkaian Pengalaman Penelitian

25 4. Berapa dan biaya apa saja yang dikeluarkan dalam aktivitas memancing sesuai dengan jenis memancing yang cenderung dilakukan pemancing? 1.4.Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua kolam pancing di kota Medan yang mana satu mewakili kolam yang bersifat hiburan dan satunya kolam pancing yang bersifat kompetisi. Kolam pancing yang bersifat hiburan yaitu kolam pancing Paya Buah yang berada di Jln. Sakura Raya No. 62 B. Kolam pancing yang bersifat kompetisi yaitu kolam pancing Deep zone yang berada di Jln. Flamboyan Raya Tj. Selamat. Kolam pancing Paya Buah dan Deep zone ini dipilih peneliti menjadi tempat penelitian karena merupakan kolam pancing yang cukup ramai dikunjungi para pemancing dari berbagai kalangan dan dari daerah yang jauh. Untuk kolam pancing Paya Buah dan Deep zone pengunjungnya mencapai sekitar 100 orang perhari.

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan kegiatan memancing sebagai suatu hiburan dan sebagai kegiatan taruhan yang kini semakin eksis di masyarakat, menjelaskan orientasi para pemancing yang hobi memancing dan menjadikan suatu budaya dalam dirinya. Selain itu, penelitian ini berusaha untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa kegiatan memancing memiliki banyak manfaat. Memancing merupakan kegiatan yang Universitas Sumatera Utara 26 positif yang mana banyak hal yang kita peroleh dari segi olahraga, hiburan, ketenangan dan kesehatan emosional yang terlatih secara tak langsung. Hal lain yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mempublikasikan kepada masyarakat kota tentang pentingnya melakukan kegiatan mancing yang baik untuk kesehatan. Habisnya waktu bekerja ditengah keramaian kota sehingga manusia butuh hiburan dengan suasana yang tenang, sejuk, yang jauh dari keramaiaan hal ini sangat baik untuk perkembangan jiwa manusia. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengungkapkan strategi dan rahasia keberhasilan dalam memancing ikan. Secara tidak langsung, memancing menjadi suatu alat menyampaikan kepada masyarakat bahwa betapa pentingnya menjaga lingkungan baik di darat maupun di dalam air. Suatu penelitian selain memiliki tujuan sebagai dasar dalam proses kegiatannya juga dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai suatu usaha penelitian antropologi dalam melihat fenomena kegiatan memancing di Kota Medan. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi dunia pendidikan, serta sebagai bahan informasi bagi masyarakat umum, pemerintah dan pihak-pihak yang membutuhkan terkait dalam melihat budaya memancing yang berkembang dan berdampak positif bagi masyarakat, khususnya di Kota Medan.

1.6. Metode Penelitian

Penulis menggunakan metode etnografi dalam melakukan penelitian. Spradley 1997 menjelaskan bahwa yang menjadi ciri khas metode etnografi Universitas Sumatera Utara 27 adalah bersifat holistic-integratif saling berkaitan dan menyatu, thick description pendeskripsian yang mendalam, dan analisis kualitatif untuk mendapatkan native’s point of view sudut pandang dari masyarakat yang diteliti. Dengan menggunakan metode etnografi maka penulis berinteraksi langsung dengan masyarakat yang diteliti untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Hasil pengamatan dituangkan dalam bentuk kata-kata, bentuk tulisan yang ilmiah.

1.6.1. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung terhadap berbagai gejala yang tampak pada saat penelitian. Pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan terlibat observasi partisipasi 11 Observasi yang dilakukan bertujuan untuk mendukung data hasil wawancara, dengan melakukan observasi partisipasi penulis mendapatkan data yang benar tanpa ada rekayasa. Hasil observasi akan dituangkan ke dalam catatan . Agar penulis dapat mengamati, mendengarkan dan mencatat gejala yang tampak pada kegiatan para pemancing saat memancing, penulis terjun langsung kelapangan ikut memancing bersama pemancing yang lainnya demi bisa melihat realita yang terjadi mengenai orientasi para pemancing dalam melakukan aktivitas memancing pada lokasi kolam pancing. Kolam pancing tempat penelitian penulis yaitu kolam pancing Paya Buah yang berada di Jln. Sakura Raya No. 62 B dan kolam pancing Deep Zone yang berada di Jln. Flamboyan Raya Tj. Selamat. 11 Pengamatan terlibat observasi partisipasi yaitu pengamatan yang berinteraksi dengan informan, dan dahulu menjalin hubungan baik raport dengan informan yang hendak diteliti Danandjaja, 1994:104-105 Universitas Sumatera Utara 28 lapangan. Demi melengkapi data yang berkaitan dengan masalah penelitian yang dibutuhkan, penulis menggunakan data kepustakaan. Data kepustakaan diperoleh dari berbagai media, baik berupa buku, majalah, maupun media elektronik seperti televisi, dan internet. Penulis juga membangun rapport menjalin hubungan baik dengan informan, dengan bersikap ramah dan mau ikut bercanda merupakan cara penulis menjalin hubungan baik.

2. Teknik Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancaramendalam 12 Penulis tidak memberikan batasan saat wawancara dengan informan, sebelumnya penulis melakukan pendekatan dengan memperkenalkan diri dan memberitahukan maksud dan tujuan penulis, agar informan tidak merasa curiga . Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang lebih akurat dan mendalam. Mengumpulkan informasi dengan cara menanyakan secara langsung tatap muka dengan informan. Dalam melakukan wawancara penulis juga membutuhkan dan menggunakan pedoman wawancara interview guide. Pedoman wawancara ini diperlukan sebagai point-point pertanyaan penting yang akan dilakukan dilapangan. Penulis juga menggunakan alat bantu seperti perekam dengan menggunakan aplikasi dari handphone karena penulis menyadari keterbatasan dalam menghimpun semua data, sehingga alat perekam diperlukan untuk membantu penulis untuk merekam semua informasi saat wawancara berlangsung. 12 Bungin 2011:111menyatakan bahwa wawancara mendalam in-depth interview adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman guide wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan social yang relatif lama. Universitas Sumatera Utara 29 atau segan-segan memberikan informasi kepada penulis. Wawancara ditujukan kepada pemilik kolam pancing dan kepada beberapa para pemancing. Selain itu juga penulis mewawancarai pihak-pihak terkait seperti pegawai kolam pancing tersebut yang juga mengetahui informasi tentang meman

1.7. Rangkaian Pengalaman Penelitian

Dari awal sebelum melakukan penelitian pra-penelitian penulis sudah mengamati keberadaan kolam pancing dan karasteristik masyarakat yang memancing. Penulis sudah mengenal memancing sejak kecil, karena penulis lahir di tengah keluarga yang memiliki hobi memancing, mulai dari ayah, ibu, abang- abang sepupu, dan keluarga atau kerabat lainnya. Sewaktu masih kecil, tepatnya duduk di sekolah dasar, penulis sering dibawa rekreasi ke tempat memancing oleh keluarga. Masa itu kolam pancing belum banyak dan daerah yang marak serta terkenal dengan kolam pancingnya adalah daerah Namorambe. Penulis juga sering dibawa untuk rekreasi mancing ke sungai. Saat itu, air dan lingkungan sungai masih sangat bersih, sehingga ikannya juga masih banyak. Mulai SD hingga SMP, penulis sering ikut ayah mancing di kolam pancing. Namun setelah SMA penulis mulai merasa malu, karena jarang sekali ditemukan anak gadis ikut memancing hingga akhirnya penulis berhenti melakukan kegiatan memancing. Melihat perkembangan eksistensi mengenai memancing, baik dari jumlah peminat memancing yang bertambah dan jumlah kolam pancing yang bertambah banyak. Hal eksistensi memancing merupakan penyebab timbulnya ide penulis untuk menjadikan kegiatan memancing sebagai topik penelitian. Penulis memutuskan untuk melakukan penelitian di dua kolam pancing yang berbeda tipe Universitas Sumatera Utara 30 atau jenisnya akibat dari orientasi masyarakat melakukan memancing yang berbeda dan berkembang. Penulis memilih kolam pancing Paya Buah dan kolam pancing Deep Zone yang terkenal dan memiliki banyak pengunjung yang mana pengunjung terebut sudah menjadi pengunjung tetap atau setia. Pertama kali penulis berkunjung ke kolam pancing Deep Zone untuk meminta izin melakukan penelitian di kolam pancing tersebut. Penulis sangat kaget dan heran melihat para pemancing membawa banyak umpan dengan ukuran kira-kira 5 kg per bungkusnya, rata-rata pemancing membawa lebih dari satu bungkus umpan. Penulis semakin penasaran melihat pemancing yang memasang dua umpan di pancingnya, satu umpan ukuran sebesar satu buah guli yang disangkutkan di mata kail dan umpan yang satu lagi sebesar sepuluh buah guli yang di bulatkan bersama timah pancing. Hal-hal seperti ini tidak pernah penulis ketahui sebelumnya, banyak tehnik memancing yang di kolam pancing Deep Zone ini yang sebelumnya tidak diketahui penulis. Penulis melihat pengunjung kolam pancing Deep Zone sangat banyak dibandingkan dengan kolam pancing yang lain yang sejenis dan melihat aktivitas para pemancing dalam memancing dengan berbagai persiapan dan perlengkapanya. Para pemancing sangat bersemangat karena melihat air kolam yang bersih, ditambah pancurannya ditengah kolam yang panjangnya sepanjang kolam pancing. Pengunjung kolam pancing ini juga dari berbagai kalangan dan dari berbagai daerah tempat tinggal yang jaraknya cukup jauh. Kolam pancing ini juga dilengkapi berbagai fasilitas yang sangat lengkap untuk memuaskan para pemancing. Melihat hal ini penulis memutuskan untuk melakukan penelitian di kolam pancing Deep Zone. Universitas Sumatera Utara 31 Selanjutnya penulis pergi ke kolam pancing Paya Buah untuk meminta izin melakukan penelitian. Sebelum minta izin untuk melakukan penelitian di kolam pancing Paya Buah, penulis sudah sering mengamati jumlah pengunjung kolam pancing ini yang sangat ramai setiap minggunya. Penulis juga sering mendapat dan membaca selebaran mengenai kolam pancing Paya Buah yang akan mengadakan turnamen memancing dengan hadiah berbagai macam, baik berupa benda, uang dan tropi. • Pengalaman di Kolam Pancing Deep Zone Awalnya penulis mengunjungi kolam pancing Deep Zone bersama adik sepupu. Penulis sangat merasa takut karena tidak pernah mengenal pemilik kolam tersebut. Namun paman penulis sering memancing di kolam pancing tersebut sehingga pemilik kolam sudah kenal dekat dengan paman. Hal itu menjadi modal untuk diberikannya izin melakukan penelitian di kolam tersebut. Kehadiran penulis dengan adik sepupu disambut dengan tatapan bingung yang terpancar di wajah dari setiap orang yang ada di kantin kolam itu. Ketika kami datang kebetulan sekali Pak Alwan selaku pemilik kolam ada di tempat sedang duduk-duduk bersama pegawainya dan beberapa orang pemancing. Kami pun langsung bersalaman dan menyampaikan maksud dan tujuan penulis datang ke kolam pancing tersebut. Ternyata Pak Alwan merespon dengan baik, sehingga penulis di perbolehkan dan boleh hadir kapan saja untuk melakukan penelitian. Saat kami bercerita, teh manis dingin dihidangkan oleh salah satu pegawai, penulispun merasa segan dengan sikap baik pemilik kolam.Setelah sedikit bercerita, kami minta izin untuk melihat-lihat pemancing secara dekat. Penulis Universitas Sumatera Utara 32 memperhatikan salah satu pemancing, melihat umpan yang digunakan, dan sambil wawancara. Setelah merasa cukup, kami kembali ke kantin untuk berpamintan dengan Pak Alwan. Hari berikutnya penulis datang bersama ayah, dengan perlengkapan alat tulis, handphone untuk aplikasi perekam dan tulisan dengan poin-poin pertanyaan. Hari ini penulis bertujuan untuk mewawancarai pemilik kolam, untuk mencari data mengenai sejarah kolam, peraturan kolam dan fasilitas kolam. kedatangan kami disambut dengan senyum oleh pemilik kolam, saat itu pak Alwan sedang duduk disebuah pondok di halaman kolam pancing tersebut. Ayah membuka pembicaraan dengan memperkenalkan diri dan “bertutur” berhubung sama-sama suku karo. Setelah itu penulis memulai wawancara dengan Pak Alwan, beliau bercerita secara sistematis mengenai terbentuknya kolam pancing tersebut, alasan awal membuat kolam dan jawaban-jawaban dari pertanyaan penulis. Setelah selesaimewawancarai, ayah dan pak Alwan bercerita kembali, sembari itu penulis mengamati kegiatan memancing yang sedang berlangsung sambil mengingat pertanyaan apalagi yang penting yang harus ditanyakan. Setelah menuliskan data yang didapatkan, penulis ingin mencari data mengenai pemancing. Penulis berkunjung kembali, ketika sampai dan menemui Pak Alwan, beliau langsung bertanya ”apalagi yang kam butuhkan, untuk data ndu”. Dengan senang hati penulis langsung menyampaikan maksud dan tujuan yaitu ingin mewawancari pemancing. Kebetulan sekali di kantin tersebut ada Pak Nainggolan yang sedang mempersiapkan umpan. Pak Alwan langsung meminta Pak Nainggolan untuk membolehkan penulis mewawancarainya. Pak Alwan juga Universitas Sumatera Utara 33 langsung menyuruh penulis untuk meminta minum di kantin. Penulis menjadi merasa segan karena perlakuan baik yang diberikan Pak Alwan, hal tersebut membuat penulis merasa sangat dihargai. Kemudian penulis menyapa Pak Nainggolan dan memperkenalkan diri terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara. Sebelum mewawancarai, Pak Nainggolan lebih dahulu menanyai penulis dengan pertanyaan, “Untuk apa, kenapa mengangkat topik memancing. Apa hubungannya memancing dengan jurusan antropologi?”. Selama mewawancarai, penulis juga mengamati peralatan pancing milik beliau itu. Ketika ingin mengambil foto justru bapak itu yang bergerak menyusun peralatannya agar lebih bagus difoto dan kelihatan jelas hasilnya. Penulis sangat senang melakukan penelitian di kolam tersebut karena kehadirannya diterima dan direspon dengan baik, sehingga tidak merasakan kendala dalam mencari data. Penulis tidak hanya mencari data dari para pemancing saja, tetapi juga dari pegawai kantin. Penulis sering bertanya kepada pegawai di kolam pancing, baik itu pegawai kantin maupun pegawai panitia seperti tukang tanggok. Penulis mewawancarai pegawai kolam karena penulis merasa mereka juga banyak tahu mengenai memancing karena profesi mereka terkait hal memancing. Kehadiran terakhir penulis bersama teman-teman kampus, yaitu; Juju, Nuri, dan Eby. Seperti biasa, penulis melihat Pak Nainggolan sedang duduk mempersiapkan alat pancing dan umpannya. Pak Nainggolan merupakan pemancing setia di kolam Deep Zone dan hadir lebih cepat dibandingkan dengan pemancing lainnya. Penulis simpati melihat para pemancing karena penulis suka Universitas Sumatera Utara 34 dengan pergaulan para pemancing.Walaupun mereka punya profesi bagus tetapi ketika di kolam pancing mereka tidak memandang perbedaan.Mereka merasa sama dengan yang lain dan tidak sombong. Segera penulis menyalami pak Nainggolan, dan sedikit bercerita-cerita sama bapak itu. Bapak itu menawari kami minum sebelum kami memesan, pegawai kantin memberikan kami 4 buah minuman hydro coco. Penulis jadi merasa segan, si Nuri berkata “ enak kali kam ya nde, kam yang penelitian disitu kam pula yang dikasih minum”. Penulis sebenarnya segan kalau diperlakukan seperti itu, jadi merasa tidak enak, “tetapi apa boleh buat rezeki tidak boleh ditolak”. Maksud dan tujuan kedatangan penulis kali ini ingin mengambil foto, ingin mewawancari sedikit Pak Alwan karena ada beberapa data yang kurang, dan sambil meminta izin bahwa penelitian yang penulis lakukan telah selasai. Penulis juga menyempatkan bertanya kepada beberapa pemancing guna menambah informan. Sampai pada show memancing dimulai, kami pun ke kolam pancing melihat para pemancing yang bergantian menarik pancingnya. Teman-teman penulis sibuk berfoto, di samping para pemancing. Syukurnya para pemancingpada baik, tidak marah walaupun merasa terganggu dengan kehadiran kami yang beramai-ramai berfoto, bertanya-tanya, dan buat berisik. Di kolam pancing Deep Zone ini penulis tidak ikut serta memancing, karena jenis pemancingan seperti ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang berpengalaman, yang ingin melatih kemampuannya dengan berkompetisi, dan ada yang ingin memenangkan hadiahnya istilahnya “berjudi”, karena tarif satu kali show biayanya minimal Rp300.000 dan ikan hasil pancing tidak dibawa pulang. Universitas Sumatera Utara 35 Hal demikian membuat penulis enggan untuk ikut memancing, penulis hanya memperhatikan para pemancing secara dekat dan langsung, duduk di samping pemancing saat kompetisi memancing dimulai. • Pengalaman di Kolam Pancing Paya Buah Awalnya penulis datang ingin memancing bersama ayah kebetulan saat itu hari sabtu dan ayah tidak masuk kantor. Kami datang pukul 09:00 pagi, kami memancing di kolam “harian”. Saat kami memancing penulis bertanya kepada ayah, “pa kolam serbu jam berapa dimulai, berapa tarifnya, berapa jam pa?”. Ayah penulis bertanya kepada pemilik kolam, saat ayah memesan minum kekantin. Kolam “serbu” ikan emas mulai show pertama pukul 12:00 siang, penulis pun diberi izin ayah untuk ikut memancing di kolam serbu. Saat duduk di sisi kolam, semua mata para pemancing melihat penulis dan sepertinya menyimpan pertanyaan yang terpancar di wajah mereka. Penulis sudah merasakan hal itu bakal terjadi, untungnya ayah mengajari penulis sebelum show dimulai. Ayah juga sedikit menyampaikan kepada pemancing yang ayah kenal bahwa penulis sedang menyusun skripsi mengenai memancing. Ini pengalaman pertama penulis memancing di kolam pancing serbu, tatacaranya tidak diketahui sama sekali.Namun penulis tidak segan untuk bertanya kepada pemancing yang ada di kanan-kirinya. Saat show memancing berlangsung kurang lebih 20 menit penulis menarik satu ikan yang memakan pancing. Dengan gugup penulis sibuk memanggil ayah untuk meminta tanggok ayah pun berlari membawakan tanggok namun suara pemancing yang lain terdengar dan bilang, tidak boleh menggunakan tanggok. Penulis spontan menjawab “jadi pake apa ini Universitas Sumatera Utara 36 ngeluari ikannya?” Pemancing yang di sebelah kiri penulis menjawab “pake tangan dek”, dan bapak itu pun segera jongkok dan mengangkat ikan penulis dari kolam. Hal itu membuat penulis merasa senang karena menjadi orang pertama yang mendapatkan ikan. Merasa ini permulaan yang baik karena memberikan kesan, dan pemancing yang lain juga mengeluarkan candaannya kepada pemilik kolam “wak yung, ini ikannya jantan ya, makanya maunya makan pancing cewek, lain kali belik yang betinalah wak yung” candaan pemancing. Pemancing sebelah kiri penulis juga heran melihat penulis “kamu pintar mancing juga ya dek, kok bisa tau ikan makan pancingnya, soalnya ikan emas ini kan payah memancingnya, karena cara makannya berbeda dengan ikan lain, lebih sulit”. Penulis sambil tersenyum menjawabnya “sedikit tau pak, karena dulu waktu kecil hobi memancing ikan emas juga, awalnya saya pun ragu tadi itu pancing saya dimakan atau disenggol doang sama ikannya” . Kurang lebih lima belas menit kemudian pancing penulis dimakan ikan emas lagi, para pemancing yang lain juga heboh dan salah satu pemancing yang merupakan teman ayah penulis memberitahukan kepada ayah. Kali ini yang mengeluarkan ikan penulis bapak yang ada disebelah kiri penulis lagi, yaitu Pak Kamto namanya. Penulis semangkin merasa bersahabat dengan bapak itu, sambil memancing kami pun sambil bercerita dan sambil mewawancarainya. Ketiga kalinya pancing penulis dimakan ikan tapi sayang sekali, saat menariknya tali pancing penulis putus, katanya terlalu dipaksa narik ikannya. Memang ikannya cukup besar yang dimasukkan sebelum show dimulai, yang 2 ekor di dapat juga besar-besar. Penulis sudah merasa asyik sampai lupa makan, Universitas Sumatera Utara 37 dan tidak merasa lapar. Hari ini hanya membawa ikan dua ekor, di kolam harian ayah tidak mendapat ikan, dan dapat dihitung hanya beberapa orang kami yang memancing di kolam serbu mendapat ikan. Penulis sudah merasa ketagihan, siang itu penulis merasa jenuh dirumah sekitar pukul 11:00 ibu penulis menyarankan untuk memancing sambil mencari data, tetapi penulis merasa malu karena harus pergi sendiri memancing. Ibu memberi semangat dan bilang “gak perlu malu, yang penting kita gak macam- macam lagian ini juga untuk kepentingan kuliah”. Ibu pun membuatkan penulis umpan memancing. Kali ini penulis pergi sendiri memancing, kehadiran penulis masih di anggap tabu, dan membuat para pemancing heran. Penulis ketemu satu orang yang dikenal yaitu onat, seorang pegawai kolam pancing Prin beberapa tahun yang lalu masa penulis masih SMP. Onat menjadi teman penulis saat memancing, menjadi teman ngobrol. Kebetulan penulis merasa takut karena ada seorang pemuda yang mendekati saat penulis sedang memancing, dan dia juga memesankan minuman untuk penulis, dan juga sedikit menggombal. Hal ini sangat buat penulis merasa tidak nyaman dan terganggu. Seorang pemancing di samping penulis mewawancarai penulis dan sampai pada pertanyaan “apa hubungannya jurusan antropologi dengan memancing?” Dalam hati penulis sudah timbul rasa malas untuk menjelaskannya, tetapi penulis juga merasa hal ini penting untuk diberi tahu agar tidak terjadi salah paham, atau tebak-tebakan yang pada akhirnya menimbulkan jawaban yang salah. Sampai sore ikannya belum memakan pancing penulis, ayah datang setelah pulang kantor, dan menggantikan penulis. Penulis ke kantin untuk makan Universitas Sumatera Utara 38 dan sambil ingin mewawancarai pemilik kolam. Setelah mewawancari pemilik kolam, penulis duduk sambil mengobrol dengan pemancing serbu ikan lele yang sedang makan, juga salah satu pegawai kolam pancing tersebut. Sebelumnya penulis dahulu yang mereka wawancarai, kelas berapa, dan kenapa memancing. “yah lagi-lagi saya dianggap anak SMA, oleh mereka”. Hari ini tidak membawa ikan pulang tetapi penulis membawa data. Hari berikutnya penulis memancing bersama ayah, penulis semakin akrab dengan suasana dan para pemancing. Penulis tidak segan mengajak ngobrol sambil memancing pemancing yang di sebelah. Bapak itu ternyata pegawai dinas kependudukan, masih pakaian kantor langsung ke kolam pancing, yang semakin membuat penulis kaget rumah bapak itu di johor, tetapi memilih memancing di kolam Tj. selamat, simpang melati. Ketika penulis tanya ada kolam pancing yang dekat rumah bapak, jawab bapak itu “ada tetapi saya lebih suka memancing disini, karena lebih cocok aja dan para pemancing disini sudah saya kenal jadi males kalau pindah-pindah lagi”. Penulis juga melihat banyak anak sekolah memancing, tetapi kebanyakan mereka memilih memancing di kolam serbu ikan lele. Penulis melihat ada yang masih berpakaian seragam sekolah, dan bahkan ada yang membawa pacarnya. Universitas Sumatera Utara 39 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Kolam Pancing Deep Zone 2.1.1. Gambaran Umum