60
BAB III JENIS-JENIS TEMPAT MEMANCING
3.1. Sejarah Memancing
Sebuah catatan awal penggunaan tongkat pancing dan kail tunggal untuk aktivitas penangkapan ikan telah ada sejak abad ke 9 SM di Jepang dan di
Macedonia, Eropa sejak abad ke-2 masehi. Memancing dalam arti menangkap ikan sudah dikenal oleh peradaban manusia sejak zaman dahulu sekitar 10.000
tahun yang lalu https:id.m.wikipedia.orgwikiMemancing
.Lebih lanjut dijelaskan bahwa hal ini terbukti dari peninggalan-peninggalan arkeologi pada
goa-goa tua di Eropah bahwa aktivitas penangkapan ikan sudah ada sejak dulu dengan ditemukannya tulang-belulang, mata kail dan gambar serta lukisan pada
zaman batu di dalam goa-goa tersebut. Teknik menangkap ikan mulai beragam pada masa Neolitik sekitar 4.000-8.000 tahun yang lalu yang kemudian
berkembang menjadi teknik yang lebih modern dan masih dipakai hingga saat ini. Sejak zaman peradaban kuno manusia sudah melakukan kegiatan menangkap ikan
di muara, sungai, dan laut sebagai bahan makanan dengan alat yang masih sangat
Universitas Sumatera Utara
61
sederhana hanya dengan tongkat pukul atau tombak kayu. Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia sudah menggunakan alat yang lebih baik lagi
untuk menangkap ikan yaitu dengan alat pukat, kail, dan jala. Seperti yang dinyatakan Koentjaraningrat 1970:4-5, nenek moyang
manusia wajak dengan ciri-ciri Austomelanesoid, sebelumnya sudah ada yang sejak lama menyebar ke arah timur dan ada yang menyebar ke arah barat.
Manusia-manusia wajak yang menduduki Iran hidup dalam berkelompok di muara sungai dimana mereka mendapatkan makanan dengan menangkap ikan di
sungai, meramu tumbuh-tumbuhan dan akar-akaran, dan berburu di hutan. Tidak berhenti di situ saja, manusia yang berada di Indonesia juga hidup
berkelompok dan membentuk suku bangsa yang dimana memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan cara menangkap ikan dengan alat pancing sederhana,
serta berburu dan meramu di hutan. Memancing merupakan salah satu kegiatan menangkap ikan yang dilakukan dengan alat tongkat, benang dan mata kail.
Di Indonesia hampir semua provinsi memiliki daerah perairan seperti sungai, danau atau laut yang merupakan salah satu lingkungan alam yang
menghasilkan sumber makanan. Begitu juga halnya dengan memancing, hampir seluruh suku bangsa di Indonesia mengetahui dan menggunakan cara memancing
untuk mencari makanan. Pada masa terdahulu memancing biasanya dilakukan oleh kaum pria dan kaum wanita, baik dari kalangan muda maupun orang tua.
Pada beberapa suku bangsa di Indonesia memancing merupakan aktivitas pokok untuk mencari makanan sehari-hari ekonomi subsisten dan mewajibkan kaum
wanita untuk mencari ikan termasuk dengan cara memancing. Seperti yang
Universitas Sumatera Utara
62
diungkapkan Polanyi bahwa substansial adalah ekonomi sebagai upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup di tengah lingkungan alam dan lingkungan
sosialnya Sairin 2002:16. Tidak diketahui kapan tepatnya aktivitas penangkapan ikan tidak lagi
menjadi sebuah usaha pemenuhan kebutuhan hidup melainkan sebagai rekreasi. Sebuah artikel dari Inggris yang berjudul Treatyse of Fysshynge wyth an angle
bertanggal 1496 oleh Juliana Berners menyebutkan sebuah olah raga untuk kaum bangsawan dengan menggunakan tongkat pancing
http:id.wikipedia.orgwikiPenangkapan_ikan_rekreasi . Selanjutnya artikel
tersebut juga memuat detail mengenain karakteristik perairan untuk kompetisi, desain tongkat pancing, penggunaan umpan alami dan buatan, serta etika
memancing dan konservasi ikan. Artikel ini disatukan dalam buku yang juga menuliskan perburuan menggunakan burung elang. Ketika itu buku itu hanya
dibaca oleh kaum laki-laki karena tema yang tertulis di dalamnya hanya berkaitan dengan maskulinitas.
Lebih lanjut menjelaskan bahwa pemancingan rekreasi untuk tujuan olah raga dan bersantai mendapat popularitas di abad ke-16 dan ke-17, bersamaan
dengan publikasi karangan Izak Walton mengenai kenikmatan memancing rekreasi. Hingga kini memancing semakin banyak peminatnya terutama laki-laki
baik muda maupun tua, dan dari berbagai latar belakang yang berbeda. Setiap orang juga memiliki kesenangan yang berbeda-beda terhadap tempat memancing,
ada yang senang mancing di sungai, di danau, di laut, dan di kolam. Tempat memancing dan jenis ikan yang dipancing akan membedakan ukuran alat-alat
Universitas Sumatera Utara
63
pancingnya serta umpan yang digunakan para pemancing, karena setiap tempat memancing dan jenis ikan yang dipancing memiliki karekteristik tersendiri.
3.2. Memancing di Alam Bebas