b Satu seri tabung BGLB 2 diinokulasikan pada suhu 37
C selama 24-48 jam , untuk memastikan adanya coliform. Pada satu seri yang lain diinokulasikan pada
suhu 44 c
Pembacaan dilakukan setelah 24 - 48 jam dengan melihat jumlah tabung BGLB 2 yang menunjukkan positif gas.
C selama 24 jam untuk memastikan adanya koli tinja.
Pembacaan hasil dari test penegasan dilakukan dengan menghitung jumlah tabung yang menunjukkan adanya gas, baik pada seri tabung yang di inkubasi pada
suhu 37 C ataupun pada seri tabung yang di inkubasi 44
C angka yang diperoleh dicocokkan dengan tabel MPN, maka akan diperoleh indeks MPN coliform untuk
tabung yang diinkubasikan pada suhu 37 C dan indeks MPN koli tinja untuk tabung
yang diinkubasikan pada suhu 44
c. Pemeriksaan pH
C.
- Alat :
b. pH- meter
- Bahan :
e. Larutan buffer pH 4
f. Larutan buffer pH 7
g. Larutan buffer pH 10
- Prosedur :
a. Kalibrasi pH-meter
6 Untuk peralatan ini sediakan 3 jenis larutan buffer yaitu : larutan buffer pH 4,
pH 7 dan pH 10.
Universitas Sumatera Utara
7 Dihubungkan elektroda dengan meter, dan dihidupkan meter dengan
menekanmenggeser switch pada posisi “ON”. 8
Dicelupkan elektroda ke dalam larutan buffer pH 4 dan baca skalaangka yang ditunjukkan oleh meter biasaya larutan perlu diaduk selama pengukuran
secara perlahan-lahan. 9
Jika angka yang ditunjukkan tidak sama dengan pH buffer dalam hal ini pH 4 putar tombol kalibrasi hingga angka yang ditunjukkan tepat = 4, bersihkan
elektroda dengan aquadest dan keringkan dengan kertas tissue. 10
Ulangi kalibrasi dngan menggunakan larutan buffer pH 7 dan pH 10. b.
Pengukuran pH sampel 3
Dicelupkan elektroda pH-meter ke dalam larutan yang akan dianalisa. 4
Dibaca petunjuk angka pada pH-meter.
d. Pemeriksaan Kadar Logam
- Alat :
a. Inductively couple plasama ICP
b. Pemanas listrik
c. Pipet volume 3, 5, 10, 25 Ml
d. Labu ukur 100 ML, 500 ML
e. Corong
f. Erlenmeyer 250 mL
- Bahan :
a. Larutan standart logam 1000 mgL
Universitas Sumatera Utara
b. Air suling
c. Asam nirat, HNO
3
d. Kertas saring
pekat
e. Gas Argon
- Persiapan Sampel :
a. Pengujian Logam Terlarut
1 Saring sampel sebanyak 50 mL ke dalam Erlenmeyer 250 mL.
2 Filtrat hasil saringan siap untuk diuji.
b. Pengujian Logam Total
1 Masukkan 50 mL sampel ke dalam Erlenmeyer 250 mL.
2 Tambahkan 5 mL HNO
3
3 Tambahkan lagi 5 mL HNO
pekat dan panaskan perlahan-lahan sampai sisa volumenya 15-20 mL.
3
4 Lanjutkan penambahan asam dan pemanasan sampai semua logm larut,
yang terlihat warna endapan dalam sampel menjadi agak putih atau sampe menjadi jernih.
pekat, tutup erlenmeyer dengan kaca arloji dan panaskan lagi.
5 Tambahkan lagi 2 mL HNO
3
6 Bilas kaca arloji dan masukkan air bilasannya ke dalam erlenmeyer.
pekat dan panaskan kira-kira 10 menit.
7 Sampel siap untuk diuji.
Universitas Sumatera Utara
- Prosedur Analisa :
a. Atur alat ICP dan optimalkan sesuai dengan petunjuk penggunaan alat untuk
pengujian kadar besi. b.
Isapkan larutan baku dan larutan sampel satu per satu ke dalam alat ICP melalui pipa injeksi alat.
c. Catat konsentrasi masing-masing sampel yang terbaca di layar komputer.
- Pengoperasian Inductively Couple Plasma ICP :
a. Alirkan gas argon, tunggu sekitar 3 menit untuk memastikan aliran sudah stabil.
b. Hidupkan komputer, pilih program ICP Expert.
c. Hidupkan water chiller, tunggu sampai temperatur stabil menunjukkan angka 19-
20°C. d.
Lakukan kalibrasi panjang gelombang. e.
Setelah kalibrasi panjang gelombang komplit, pilih parameter yang akan diperiksa dan jumlah sampel serta standard melalui menu yang ada di komputer.
f. Hidupkan plasma, tunggu sekitar 3 menit untuk memastikan plasma sudah stabil.
g. Tekan START ANALYSIS.
h. Celupkan selang ICP ke dalam masing-masing larutan sampel sesuai perintah
yang muncul di layar komputer. i.
Konsentrasi sampel akan terbaca di layar komputer. j.
Setelah analisis selesai, matikan alat, komputer, dan water chiller.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Hasil Observasi Terhadap Kemasan Air Minum Dalam Kemasan Gelas
Observasi tehadap kemasan 9 air minum dalam kemasan gelas yang diambil
dengan cara simple random sampling dilakukan dengan melihat keadaan bentuk
kemasan serta pelabelan sesuai dengan persyaratan teknis air minum dalam kemasan meliputi, nama produk, merek dagang, nama produsen, alamat produsen, volume
netto, no. pendaftaran dari Badan POM, bulan dan tahun kadaluarsa, tanda SNI, dan kode produksi. Hasil observasi dapat di lihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1. Hasil Observasi Kemasan Air Minum Dalam Kemasan Gelas Di Medan Tahun 2012
No Pelabelan
Sampel 1
2 3
4 5
6 7
8 9
1 Nama produk
+ + + + + + + + + 2
Namamerek dagang + + + + + + + + +
3 Nama produsen
+ + + + + + + + + 4
Alamat produsen minimal PO Box
- -
- -
- -
- -
+ 5
Volume netto + + + + + + + + +
6 Nomor pendaftaran dari
Badan Pengawasan Obat dan Makanan
+ + + + + - + + +
7 Bulan dan tahun kadaluarsa
- + - -
- -
- -
+ 8
Tanda SNI + + + + + + + + +
9 Kode Produksi
- -
- -
- -
- -
+ Keterangan. + : Ada
- : Tidak ada Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa hasil observasi pelabelan pada
kemasan air minum dalam kemasan gelas yang beredar di kota Medan tahun 2012 menunjukkan tidak semua sampel memenuhi syarat pelabelan. Hal ini dikarenakan
Universitas Sumatera Utara